a
w Yo
ihnya itu. Dian tidak percaya apa yang dilihatnya. Sepasang mata elang itu ternyata ada disini
" umpa
xi dengan sekali hentakkan. Ia tutup lagi pintu itu, tidak lu
an, kalap melihat Liam se
t," ucap
ng supir lalu mengh
dalam mobil itu keluar. Sang supir bergidik ngeri, melihat laki-laki bertubuh bidang, lengan kokoh, dan berambut gondrong itu menghadang mobilnya. Laki-laki separuh baya itu la
gnya bergemuruh hebat. Melihat Liam y
usahaan. Neng ada uang kan neng, kasih aja neng dengan prem
ggak mempan pak. Laki-l
k malah di tuduh membunuh. Pe
ap gas aja kenapa si
tato di lengan kiri. Ada perasaan takut teramat sangat. Ia pasrah, sebaiknya ia memberi uang
ribu dari pada mendekam di bui, karena telah membunuh seorang. Baginya nyawanya lebih berharga dari apapun. Dengan berat hati, ia lalu me
jendelanya. Bapak gimana sih
ih uang aja neng," u
terjadi. Jika disodorkan senjata tajam di lehernya. Liam bersyukur kaca jendela itu terbuka, ia akan berterima kasih kepada sang supir y
h laki-laki itu. Laki-laki yang ia anggap brandal itu
menjaga kekasih saya," ucap Liam, m
i rezeki untuk bapak. Bapak tena
tangan Liam. Dirinya memang tidak munafik, ia
a kasi
belakang bapak
Neng, kenapa enggak bilang ke bapak, ba
balik marah mendu
r saya pak ! Su
ng, cepat neng keluar.
nggak pernah pacaran sama dia. Dia
guh reaksi itu sangat menggemaskan, betapa
. Justru saya kesini ingin bujuk di
aya, dia bohong !
ng. Semakin bingung atas ucapan ke dua muda mu
fatnya, kalau udah ngambek maunya minta putus ter
neng keluar aja. Pacar neng baik kok, enggak seperti yang neng
itu, jelas saja laki-laki separuh baya itu mengatakan ba
a. Nanti neng malah dapat karma, dapat yang tukang selingk
ya mati di tangan dia. Bapak yang aka
pintu, dan membuka hendel pintu. Ia memandang Dian, dan menarik pergelangan tangan itu, agar ikut bersamanya. Mau tid
ya pak,"
da Liam, dan mengangguk.
ih atas dukunga
menarik nafas, ia memandang iris mata bening itu. L
rk, ke Jakarta. Hanya ingi
itu. Jauh dari New York?, Ya, itu urusan dia, mau jauh hingga ke Afrika sana, ia
melewati perjalanan yang panjang sekali, melewati tiga benua dalam satu hari. Seharusnya
t di bandara, mau ketemu saja dirinya sudah ketar ketir. Ia
ng peluk aku
i jalan, ratusan pasang mata akan menatapnya dan menjadi tontonan publik. Terlebih tepat
kasihnya ini enggan memeluknya. "Kalau kamu enggak
oma vanila dari tubuh Dian. Di berinya kecupan di puncak kepala itu. Sede
tidak pulang ke rumah, saking rindunya sama kamu," ucap Liam, dan ia lalu meraih
ntu untuknya, dan ia lalu menoleh ke arah Liam. Tadi laki-laki itu mengatakan bahwa dari bandara langsung ke kantornya, lihatlah dari mana laki-l
kamu lihatin aku? Kamu mau minta cium, ya sabar Honey
ri mana ia dapat pemikiran mesum seperti itu. M
*