a
k aku pulang
iss
m 1
pat membereskan dokumen dokumen di hadapannya. Ia memasukan berkas itu di laci meja. Ia melirik jam melingkar di tangannya, m
g memasuki akhir bulan. Dian kembali melihat layar ponsel miliknya. Ia menekan kontak pengatur
an
suara cempreng itu. Dia adalah Rene, sahabatnya dari divisi accoun
t hari ini, katanya dia ngepelin pa
ataan Rene, dan sudah pasti dirinya akan mengantar sahabatnya itu, hingga ke ru
Dian lalu menjauhi kepalanya,
bingung dahinya menger
lutnya agar tidak berteriak, dan
dia yang lo c
tang ke Jakarta. Sudah puluhan kali laki-laki itu mengubunginya, dan puluhan kali juga ia memblokir nomor itu. Setiap ada nomor baru
kan siapa sang atasan memakai nomor yang berbeda. Sepertinya laki-laki itu tidak akan pernah ber
Dian, ia meremas tangannya,
perti ini. Apalagi bertemu orangnya nanti.
nggak mau, lo harus hadapi si
mau gue pacaran sama laki-laki tatoan kayak gitu. Ih serem gue, s
i pernah cerita sebelumnya, ketika ia bertemu laki-laki bernama Liam di
campur urusan lo, sama si babon itu," Rene mengedikka
ama babon, kepada Liam. Padahal Rene belum p
an lagi. Gue jamin, lo besok enggak ketemu
g, menatap sahabatnya
e yang siap jagain lo
, lo mau jagain
lo dari mara bahaya, lo tau kan gue pernah ikut karate wa
aja sudah nangis, padahal luka kecil seujung kuku. Sekarang wanita seperti Rene mau menghadapi Liam, yang tubuhnya dua kali lipat besar nya dari dia. Pengalaman karate di waktu SD itu tidak bisa menjamin bahwa Rene bi
*
saat ke
Ren," ucap Dian, ia masih
p laporan, tapi gue tetap tem
depan lobby gimana? Masalahn
daan di depan lobby. Terus kalau sit
ke
rumah Rene. Rene membuka sabuk pengamanny
ak enak nih, masalahnya mbak
bunda dan mbak Reka. Gue capek
ne membuka hendel pintu, dan
, lalu melanjutk
*
. Dian membuka jas yang ia kenakan, ia simpan begitu saja secara sembarang. Setelah itu ia membaringkan tubuhnya. Ia memejamkan matanya seje
pun caranya ia tidak boleh bertemu dengan laki-laki menyeramkan itu. Semenit kemudian, suara dar
ak di kunci,
yang melangkah masuk ke dalam. Dian mena
memandang adiknya yang cantik itu terbaring di tempat tidu
gue mau tid
as di cat ulang tadi. Besok
a mobil
nk dek. Mobil kamu aja,
, ful
" ucap
aku jas. Dian lalu memberikan kunci itu kepada Tatang. Tatang meraih kunci itu dari
ngatkan sang adik agar membersihkan tubuhnya.