rlahan aku berbalik, membuat tatapanku terarah padanya yang ter
a di sini, kan?" tanyaku ragu. Aku t
dari sofa ini," janjiny
bertemu sekelompok wanita yang sepertinya hendak berbelanja dan berangkat b
a seorang wanita den
ya," k
yang langsung kusambut dengan ramah.
membuatku kebingungan untuk mengingat nama mereka
emudian. "Tapi kamu saat ini jadi pembicar
bingung. Memangnya ap
empati, tidak pernah bertahan lebih dari seminggu. Katanya di sana angker. Bahkan beberapa sampai masuk rumah saki
ri menjauh sambil menjerit ketakutan begitu tahu aku mala
en. Atau kamu punya semacam jimat penangkal hantu?" tanya ibu-ibu yang lain ya
kataku dengan kening be
artemen? Katanya kau bahkan bisa sampa
gedung apartemen ini dan semua orang memperhatik
dalah seseorang yang karyanya jadi best seller dan dikenal semua orang. Tapi aku-sudah sangat bersyukur ada pe
" puji seorang ibu deng
mbicaraan pada apartemenku. Tidak ingin mereka bertanya lebih jauh mengenai karyaku dan bera
ngerti mengapa aku tidak mendapat gangguan hantu seperti penghuni-penghuni apartemen sebelum
malam di tempat Dek Fira?" usulnya yang seke
bisa menahan
tir, Dek Fira. Kami yang menyiapkan makanann
ri membayangkan mereka masuk ke apartemenku. Meski saat ini aku dan si hantu sudah-hmm, apa yah? R
lupa
betul dia bukan sosok yang ramah. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dia laku
an. "Aku orang yang cenderung penyendiri. Jadi tid
ai saja, Dek. Bukan acara formal juga. Hanya makan-makan bersama tetangga. Kami memang sering melakukannya. Anggap saja
mm
lain pun ikut mengangguk setuju. Sepertinya rasa penasaran mereka pada apartemenku lebi
semoga rasa penasaran tidak membuat m
yang akan dituduh
mereka bertamu selama beberapa jam. Seharusnya dia tidak keberatan menunggu di dalam kamar yang suasananya remang s
ek
tak karena panggi
a kecil. "Nanti malam kami a
snya aku pura-pura tertekan saja agar tidak ada yang penasaran data
h
*
Entah mengapa tadi aku membawa pakaian lengkap ke kamar mandi alih-alih mengenakan
uk a
wajahnya. Semakin lama tubuhnya semakin solid hingga membuatku nyaris berpikir bahwa dia manusia sungguhan. Hanya saja di permukaan tubuhny
ya tiba-tiba bergeser turun hingga tak ada p
jawab pertanya
uga dia tidak tahu bahwa aku gelisah sejak pagi. Apa mungkin karena dia fokus
kau gelisah." Seperti biasa dia menanggapi
u dia menarik kakinya agar aku memiliki tempat. Aku duduk menghadapnya yang tengah bersandar di sala
taanku?" tanyaku buru-buru sebelum
t. "Katakan dulu
bisa langsung b
. "Kau piki
tangan di depan dada dengan sikap m
lu apa!" di
enyerah. "Beberapa tetangga k
ingga tampak memenuhi keseluruhan matanya. Bahkan di saat
k akan menyerah begitu saja. Apal
ku memelas. "Han
n mendorong bahuku agar menyingkir dari sofa kesayangannya. Sama sekali ti
"Pokoknya mereka akan tetap
e arah dinding lalu menempel di sana dengan kaki tidak menjejak lantai. Aku mengerang karena bukan hanya punggungku yang meny
kehadiran manusia
. Tidak ada sosoknya yang tertangkap indera penglihatanku. H
terlanjur bi
abut. "Kalau begitu temui mereka
tidak
pa ti
a heran... mengapa aku tidak mendapat gangguan hantu. Mereka mungkin sempat berpikir aku
ahwa tempat ini memang tidak berhantu? Dan
lain kali...
ki aku masih bisa tetap bernapas nor
izinkan. Jika mereka memaksa masuk, mereka semua a
emelas. "Aku hanya ingin mereka berhenti bertany
temanan. Kau juga tidak tahu kan bahwa dirimu menjad
n diri yang ternyata sia-sia. Aku tidak bisa menyentuhkan dan tubuhku seperti menempel
tap tidak boleh masuk. Kecuali
dia mengucapkan kalimat itu. Ta
jung-sebenarnya makan malam-hanya untuk malam ini, dengan semua lampu menyala dan jende
a terakhir yang kupikirkan.
uat harapan tumbuh di hatiku. Perlahan tubuhnya semakin soli
n mener
permintaan sementara kau
a tetangga berkunjung dan makan malam di sini. Menyalakan lampu, membuk
arat yang pertama tidak ada la
annya. Namanya juga syar
g jatuh terduduk ke lantai. Aku meringis seraya susah payah berusaha berdi
seraya meraba leher
rima kese
ku dengan wajah
ngan kepala bertumpu di salah satu lengan sofa
"Terima kasih," kat
an tenang sebelum waktu makan malam. Segera aku berbalik menuju kama
engatakan p
menghadap sofa lalu bertan
ajahnya perlahan turun, membua
u sekarang?" tan
angat tanpa rasa curi
h kulihat sebelumnya. Dan seketika aku merasa waswas hingga bulu kudukku m
. Seluruh dirimu. Baik h
--------
ya Emi