ihat si hantu berbaring nyaman di sofa kesayangannya dengan tv menyala menayangkan kartun favoritnya. Tanp
ma k
bisa mendengar apa yang kupikirkan. Seolah membena
emana pun, bahkan meski
ata memang mati lampu. Vivi dan si ibu berambut ikal datang lagi sekitar dua jam kemudian saat lampu sudah menyala untuk minta maaf. Tapi tentu saja acara makan m
u dua jam," kataku memberitahu
ma
oko buku. Semalam temanku di grup chat WhatsApp menyarankan sebuah n
i cafe dekat tok
h. Hati-hat
ar. Tapi entah mengapa ini terasa intim bagiku hingga dadaku berdeba
*
lometer dari gedung apartemenku. Cukup jauh. Tapi aku memilih berjalan kaki untuk me
ngat. Ada banyak pakaian menarik yang dipajang di etalase. Pohon-pohon flamboyan dengan bunga berguguran akibat angin le
di dalam tidak terlalu ramai mengingat ini masih pagi dan merupakan hari kerja. Suas
aku tidak langsung mencari buku yang ingin kubeli. Selalu menyempatkan diri melih
ang yang satu ini. Tapi blurb di bagian belakang buku menarik perhatian
ahku seketika membeku menyadari ada seseorang di sana, berdiri mematung dengan kedua tangan tengg
kaget!" kataku sambil mengu
kenapa pakaiannya berbeda? Dan aku merasakan hawa dingin aneh di se
mendekatinya dan mengabaikan perasaan tak nyaman y
kin menusuk membuatku ingin bergegas melarikan diri. Tapi kenapa aku harus melak
datang ke sini. Aku harus segera menemukannya lalu pergi ke cafe dekat sini seperti yang kurencakan untu
genakkan di antara kami. Bisa kurasakan pandangannya menusuk tubuh bagian sampingku
dapatkan hanya mata hitam yang menusuk. Raut wajahny
-benar takut. Untuk pertama kali
-pura kesal karena dia mengabaikanku. Setelah mengambil acak sebuah buku,
han debar jantungku yang menggila. Bahkan telapak ta
u aku takut padanya? Mungkinkah dia sengaja me
, aku juga bisa pura-pura tidak melihatnya seperti manusia lain. Tapi tetap saja. Sebelum berbalik kemba
. Aku berbalik kembali dengan sikap senatural mungkin. Tapi yang terjadi kemudian aku tersentak
Dia tidak ada di manapun. Aku sendiri
buku di tangan, aku bergegas menuju kasir. Sesekali aku melirik sekitar, membaya
*
idak bisa terus menghindar selamanya, kan? Barang-barangku juga masih di sana
rasakan hawa dingin yang menyelubungiku di toko buku ta
a jadi menyeramkan? Apa sesu
ya dengan berdiri ketakutan di sini. Aku harus menghadapinya dan menanyakan alasan per
l
dingin seperti di toko buku tadi meski kini aku dengan jelas melihatnya masih berbaring n
an
a sambil menoleh menatapku yang masih be
k ada rasa takut lagi.
kini dia beranjak duduk dengan so
di toko buku tadi. Tapi gerakanku yang hendak me
taku padanya sebelum
berdiri di depan pintu apartemen. Pakaiannya ra
, mengeluarkan pertanyaan andalan s
apartemen ini. Manajer gedung menyuruh saya mem
t. "Apa aku mela
ng perlu disampaikan manajer pada Anda.
a i
rtanya pada tetangga yang Anda kenal mengenai saya jika Anda ragu bahwa saya benar-benar pegawai di sin
ku tidak perlu bertanya pada siapapun karena lelaki itu bagi
, tunggu
--------
ya Emi