img My Ghost  /  Bab 4 Dia Pergi | 12.12%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Dia Pergi

Jumlah Kata:1826    |    Dirilis Pada: 08/07/2022

di kamar mandi. Lalu perlahan tanganku terangka

u akan mendapatkan ciuman pertamaku dengan

g kutulis tidak ada hubungannya dengan pengalaman pribadiku. Aku mengumpulkannya dari cerita-cerita orang

adi. Dan setelah kurasakan sendiri sekarang, baru kusadari apa yang

kan shower lalu mandi. Setelahnya aku membungk

Saat ini aku berharap kamar mandinya terletak dalam kamar. Dengan begitu aku tidak

tipmu mandi dan kau tidak akan pernah tahu. Jadi berhenti berhara

ndengar ucapannya. Lalu perlahan aku menoleh, berusaha tampak segalak mungkin s

Giliranku yang mengganggumu." Dia nyeng

dia pe

biasaan," tegurnya dengan nada bijak

menantang. "Itu sangat tidak so

n terdengar keras hingga sampai di telingaku. J

agaimana aku bi

sahutnya enteng l

tu ini berani kuakui. Keadaan memang sudah berbalik. Biasanya dia yang suka mencipta

catatanku di lantai dekat kaki ranjang. Aku duduk bersandar ke sisi ranjang dengan kaki terjulur.

atang

setelah lewat puk

iapa namanya. Dia selalu datang bagai

diri. Tapi yang kulakukan tetap berbaring telentang di ranjang

an tangannya yang menyentuh pahaku lalu menjalar naik ke pinggul, sisi tubuh, dan ber

aku melak

wajahnya berada tepat di depan wajahku, hanya berjarak dua inchi. Rupanya entah sejak kap

U

ya dua detik sebelum wajahnya menjauh kembali dengan seringai menyebalkan di bibirnya. Seketika wajahku terasa panas,

Ini sudah kedua kalinya!"

dak ada kesalahpahaman. Yang tadi itu ciuman ketiga kita. J

emerah apa wajahku sekarang. "Tid

ku menciummu di pertemuan pertama kita.

benar-benar

Kau bisa telentang di sini

Aku berkacak pinggang di depannya.

asih bertahan di bibir. "Baiklah, aku keluar. Selamat ma

m ini dengan pikiran yang berputar me

*

mku merekah, tahu betul dari mana aroma itu. Buru-buru aku turun dari ranjang

karena kejadia

n dari kompor lalu mengedipkan sebelah ma

u lupa dia bisa

-lagi kau

kau mengintip

tid

nnya dengan kesal lalu berdiri di s

ch sederhana. Kau harus menamb

iat pergi bela

ncangkan tali apron. Sepertinya akan

itu. "Kau bisa mengenakan apron?

"Aku tidak ingin

bagaimana dia bisa melakukannya.

au lebih mudah menjangk

at, melingkarkan lenganku di seputar lehernya, tanpa sadar setengah memeluknya. Aku bahkan

a melihat hantu memasak dan mengenakan apron." Aku tidak

tetap di dekatnya. Sementara kedua tanganku kini-anehnya-bisa memegang pundaknya dengan ke

berusaha terdengar galak padahal debar jantungku

saja. Se

isa membetulkan tali apron sendiri. Atau a

idak mengatakan apapun. Pelukannya semakin e

gi," bisikn

idak mengerti. "Memangny

ang sudah kurang dari dua bulan. Bisakah kau tidak me

tegas. Dia mengalah, melepas pelukan lalu mena

nya. Karena itu membua

bil menaikturunkan alis. Aku berharap itu bisa membuat s

tinggal jika aku j

rgerak-gerak gelisah,

lu dia berusaha tersenyum seraya membelai puncak kepalaku lembut. "Terbanglah bebas. Kejar mimpim

gi-lagi kau mengi

kembali menghadap kompor. "Sebaiknya kau man

arak di antara kami. "Aku tidak sebau itu," ka

ari ketakutan dan tidak kembali. Tapi beberapa hari terakhir kami mulai merasa nyaman dengan kehadiran satu sama lain. Hingga ciuman itu

u menyanjung dirimu sendiri terlalu ting

ca apa yang kupikirkan. Sambil menghentakkan

ya sebaliknya. Apa arti hantu itu bagiku? Apa

tapi lebih karena dia akan menjadi bahan cerita yang bagus. Kalaupun aku menerima ciumannya, lagi-lagi karena itu bisa menjadi sesuatu yang a

gat menyesali kemampuanku bi

E

t bayangan seseorang dibalik tirai penutup bilik shower. Ni

wa kau memang nyaman bersamaku di sini. Bahwa kau suka aku di sini menemani waktumu-seperti aku yang merasa senang

pannya sangat jelas menggambarkan perasaannya. Sesuatu yang tadi menjadi pertanyaan di b

i. Aku senang karena ada seseorang yang bisa kuajak bercanda. Walau

a sudah menghilang. Sepertinya dia sangat kecewa. Tap

bathrobe seperti biasa. Keningku berkerut dengan pandangan mencar

tidak tahu namamu. Jadi bagaimana aku bisa menga

u tidak pernah membatasi apa yang kupikirkan. Lagipula aku penulis. Mem

pikiranku karena ada hantu pembaca pikira

h

karena aku berpikir dia 'hantu yang mudah teringgung' me

iran bebas untuk bisa merangkai kisah. "Sama seperti kau yang tidak bisa mencegah dirimu membaca pikiranku, akup

ni

sendiri. Mungkin dia butuh waktu. Jadi kuputuskan tidak mendesaknya terlalu jauh dan memi

---------

ya Emi

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY