. Seluruh dirimu. Baik h
kan untuk tertawa. Saat akhirnya kubiarkan tawaku lepas, kuli
cu?" tanyanya de
sih dengan sisa tawa. "Darimana kau mempelajarinya? Jangan bilang dari Spongebob. Kar
epertinya dia tersinggung
ergerak tak nyaman dengan satu tangan mer
tuju, jangan sampai orang-orang
makan manusia?!" tany
ng-ka
elihat ada kilat geli d
u membuat
pembicaraan ini tidak akan beruj
any
ang kesepa
engan salah satu alis terangkat seraya menya
taku akhirnya. "Teman ti
a membalas ucapanku. "Mana ada teman sampai ciuma
kan fakta tak terbantahkan ke depan wajahku. Belum cukup sampai d
empatanmu memilih semakin
a? Siapa tahu aku bisa membujuk men
. Aku tidak bisa membuat kesepakatan dengan orang yang tidak bisa memegang uca
a dia bisa me
ngkat bah
nta hal itu pada seorang
tu kita aka
"Bagaimana car
ak t
sti akan gila be
a. Tapi kalau kau bersikeras membiarkan orang-orang itu masuk ke dalam apartemen ini, maka kau harus menyetujui permintaanku," tegasnya. "Kalau kau menginginkan sesuatu, Fira, kau har
dalam dadaku yang menjadi satu dengan rasa malu. Aku merasa ucapannya benar. Tapi di sisi la
na. Tapi bagiku kau sedang berusaha mem
ngga membuatku terpaksa mundur dan mendongak menatapnya namu
us memahami arti peribahasa 'di mana bumi
da mata hitamnya. Lalu kepalanya bergerak semak
au tidak?"
nyaannya tak terjawab. Hingga akhirnya kep
akkan tubuh, memutus kedekatan kami se
menjabatnya dengan enggan. Otakku masih berputar dengan berbagai ma
ak lalu aku tertarik ke arahnya hingga berakhir dalam pelukannya. Belum cukup s
uatku bisa merasakan gerak bibirnya. "Aku tidak akan memaksamu melakukan sesuatu
a khawatir dari pikiranku akan masa depan denga
*
embukanya, tampak ragu-ragu untuk masuk. Beruntung aku sudah menyalakan semua lampu dan membuka
an senyum merekah. "Oh,
ranjang itu di meja depan sofa yang biasa si hantu tempati dan begitu mengangkat kepala dari meja, aku tersenta
i yang kuminta tadi. Saat dia mendongak mem
ada ap
rbalik menghadap ibu-ibu yang berjalan bergerombol ke dalam rumah. Mereka tamp
memutar otak mencari alasan. "Tadi aku kaget karena merasa seperti melihat se
ir aku s
memusatkan perhatian pada tamu-tamuku yang ternyata berjuml
dia berinisiatif meletakkan barang bawa
g perlu dima
t seorang Ibu dengan rambut ikal yang di
g makan apa masih ada
ereka pecah. Padahal aku tidak merasa pertanyaanku lucu hingga aku
asih ada susunan acaranya,"
i hantu yang ternyata masih duduk nyaman di sana terbelalak hingga terpaksa buru-b
o makan. Tidak ada apapun di sini
empat. Tapi sayang sofaku tidak bisa menampung mer
kursi tambahan," katak
k apa-apa. Kami sudah biasa makan bersama dan duduk lesehan. Apartemen kami sama s
a duduk di lantai samping Vivi. "Kukira gedung ap
adalah apartemen kelas menengah. Lalu dari lantai di atas kita, apartemen mew
Dewi sambil membuka pe
iya
k gedung apartemen ini," si I
lasan mereka. "Kupikir gedung aparteme
"Bu Dewi, mungkin kapan-kapan kita bisa mak
Sudah lama kita tidak b
ki terkadang kuperhatikan sesekali mereka masih melirik kanan
ng di sisi ruangan, memilih berdiri diam
menyalakan tv. Dia melewati tempat sempit di mana si h
ri bahwa mereka tidak bisa melihat keberadaan si hantu. Namun Dewi
apa?" tanya Ib
berhadapan dengan si hantu yang terlihat s
k aneh saat melewati bagian sini."
ng lain mulai bergeser merapatka
hawa dingin dari kulkas saat
hal makan malam belum mereka makan, tapi dari bahasa tubuh me
ni padahal aku juga bisa melihat sorot khawatir di matanya
osisi AC setinggi itu, bagian bawahnya tidak a
asaan Bu Dewi karena sedang takut. Kalian kan memang
terima. Mereka mengangguk setuju sementa
ak dia melotot padaku dengan sikap keras kepala. Tapi akhirnya mengalah lalu men
la, mendadak lampu mati. Seketika keenam ibu itu berteria
aaa
ku yang berdiri bingung di tengah ru
ka ke
rbalik. Meski dalam suasana gelap gulita, aku masih bisa
a? Kita sudah s
ulakukan?" Sekarang d
amkan
trik. Tanya saja pada mer
m yang normal? Maksudku-padam yang b
ikut campur?" t
ari alasan untuk membatalkan kesepakatan, kuperingatka
ra dia berbohong atau tidak. Kemudian aku berseru keras, m
g, tidak ad
---------
ya Emi