h!" seruku pada ruangan kosong
enar-benar tak ada jejak. Aku sudah melakukan semua
rangi ruangan yang sudah mulai terasa pengap ini. Guling dan bantal yang biasanya
a akhirnya pergi. Tapi tidak denganku. Kepergiannya menorehkan rasa sakit di dadaku yang tidak bisa hilang. Dan aku terus menerus merasa sesak. Jelas b
h malam. Kuambil guling dan bantal dari kamar lalu membawanya ke sofa. Tak
sekarang. Selalu ada cahaya yang masuk meski suasana tetap remang. Tapi sekarang
ana dengan pandangan mengarah ke tv. Padahal
itu bagiku. Tidak lebih dari bahan cerita, tapi me
bih dari sekedar suka. Bisakah seseorang jatuh cinta semudah itu? Hanya selang w
emu kembali? Aku tidak merasa sakit saat berpisah dari orang tua karena aku tahu betul di mana mereka berada dan aku bis
AA
ana. Tak lama kemudian, diiringi hujan yang mengguyur deras. Belum c
iku. Aku menggigit bibir sambil memejamk
? Bagaimana dia bisa bertahan? Hanya ditem
nyalah' hantu. Tapi dia juga memiliki perasaan. Dia juga bisa tertawa saat senang. Kesal saat
ba kurasakan tubuhku melayang. Tapi itu tak membuatku terjaga. Aku malah ber
n yang perlahan semakin terasa hangat memeluk pinggangku. Aku menggeliat, menempelkan tubuhku lebih dekat
*
ng hangat. Lengan dan kakiku melingkarinya seperti guling. T
lam mimpi. Perlahan mataku terbuka dan aku berkedi
mat p
E
an jantung bertalu-talu di dada aku mendongak, dan
Aku heran kenapa stok air mataku masih banyak pad
anis seraya mengusap pipik
hat sekali pergi seperti itu." Kali ini aku m
idak p
mu seperti orang gila. Biar kutebak. Kau pasti ter
n terbiasa tanpaku hing
nghilang dan berharap aku terbiasa tanpamu?" Aku kembali m
U
tapan kami beradu. Aku dengan mata b
lembut, sarat
tang lalu aku memeluknya erat. Awalnya dia tampak kaget. Tapi lalu terk
mengerti mengapa kau bisa membuatku seka
iasa menjawab pikiranku. "Kau bahkan sudah mem
la, menatapnya lekat. "Benarkah? Ta
an tekadku membuatmu pergi dan merasakan aura ketakutanmu. Bagiku ini rumahku dan manus
n kesal begitu menyadari bahwa perlahan aku mulai penasaran. Penasaran jika yang kau khayalkan menjadi nyata. Lalu aku berhasil
nya sementara daguku bersandar di atas punggung tanganku. Mataku menatap lekat ke wajahn
gsan saat bibir kita baru bersentuhan. Mungkin karena kesulit
ipula kau memang sangat kasar wak
h? Coba
ya terkekeh geli. Lalu kedua lengannya melingkari pinggangku sementara aku
erdetak," ka
ng," katanya lalu mengecup puncak kepalaku s
anjak," kataku, maki
agar aku mem
erti kode manusia juga?
i aku waktu b
t tubuhku terhempas ke atas ra
ning. "Ngomong-ngomong kenapa kau tidak mau memberitahuku namamu? Namaku Syafira. Kau bisa meman
membuatku mengeru
tu kesal sambil menutup kepala de
ena aku tersentak kaget saat
anya tersisa mie instan. Kau ben
ala ranjang. "Ya, aku akan pergi berbelanja
eli mendengar
bisa menonton tv. Jadi kupikir kau ingin
s, sepertinya memahami maksud
ak aku merasa
tulis. Kau tidak bawa satupu
ang-barangku?" tan
an mengalihkan perhatian. Bel
beberapa adegan dewasa dalam novelku. Dan itu membuatku merasa tak percaya
sku kemudian seraya meraih mangkuk
novelmu? Kalau orang lain boleh
erpura-pura sibuk meniup mie yang s
mu," katanya dengan nada sedi
uu
ah tertawa keras. Buru-buru kuambil gelas air
erti itu," bantahku tegas se
ada orang yang bisa membaca isi pikiranmu. Padahal tidak
ukan sampah!" s
iapapun. Bahkan padaku." Dia tersenyum manis, membuatku menatap curi
sangat menggemaskan dan membuatku tak
----------
ya Emi