ya. Kanza mulai bertanya-tanya, mungkinkah Fachmi takut Kanza balas
u, bukan kali ini saja Kanza merasa bosan seperti ini. Fachmi adalah seorang yang cenderung kaku dan sibuk. Dia belum pernah sekalipun mengajak Kanza j
kan diri di sofa depan TV yang t
berjanji akan mengajaknya keluar saat dia tidak terlalu sibuk. Tapi-entah kapan saat itu tiba. Dan Kanza mulai khawatir hubungannya dengan Fachmi tidak akan berhasil
a lebih mirip pembant
adi berpikir, berapa lama dirinya sanggup bertahan menghadapi semua ini. Tapi demi keluarganya, Kanza rel
ff
ya berubah aneh-Fachmi selalu menemani Kanza saat mereka sedang berduaan di apartemen. Menemani yang Kanza maksu
za untuk bercerita banyak hal dan lelaki itu juga terkadang bercerita tentang hari yang telah dilewatinya di kantor. Hanya perb
idak ada suara yang terdengar dari kamar itu. Seolah ti
ti
an pintu. Perlahan ia menempelkan telinga ke daun pintu, men
a berharap pintu itu terkunci hingga dirinya memiliki alasan untuk tidak masuk. D
pelan seraya membuka pin
rtas penuh coretan tergeletak di ranjang yang biasanya selalu rapi. Dinding yang terdapat jendela tinggi kini tidak lagi putih. Warnanya berubah jadi
bingung sambil mendekati tangga di m
perhatian pada pekerjaannya. "Sudah lama aku ingin mengubah
mengecat dinding. Sungguh, dia merasa sikap Fachmi semakin aneh. Seolah-olah ada orang lain yang menempati
liki kelainan semacam itu benar-benar ada, tapi biasanya hanya dalam film, novel,
menyipit memperhatikan Kan
a bersikap tenang. Mana mungkin dia membe
knya beri aku saran yang bagus. Menurutmu aku harus mel
uk tangan. Tapi kemudian dia meringis malu. Sara
bag
elaki yang cenderung kaku dan d
anya Kanza dengan nada menuduh. Dia yaki
ya duduk di puncak tangga. "Ya. Aku berencana membuat kupu-kupu yang bes
merencanakan sesuatu. Dia ingin membuat kejutan untuk Fachmi setelah kakaknya itu pulang nanti
sti kepala Fachmi langsung berasap saking marahnya kalau tahu kamarnya jadi penuh warna dan-lukisan kupu-kupu? Farrel jadi tida
au!" perintah Farrel seraya menunju
u Kanza!" ser
k protes karena aku tidak memanggilmu Nenek Sihir lagi."
u tidak mau menggunakan nama panggilanku
Farrel berkata, "Baiklah, Nona Kanza y
dia merasa geli karena Fachmi mau sa
da Kanza yang seolah sedang
seraya berkata, "Kapan kau membeli cat-cat ini?
s Farrel seraya membungkuk untuk mengambil cat dari Kanza lalu menyerahkan
i kamar. Dia bersyukur setidaknya siang ini diriny
Sejenak dia berhenti, lalu menatap sekeliling. Mengira-ngira warna apa lag
u bisa mengurangi kemarahan Fachmi nantinya begitu mengetahui keadaan kamarnya sekarang. Yah, walaupun sebagian besar or
kan kegiatannya. Tapi mendadak gerakan tan
AAA
E
ih ingat lalu menapaki anak tangga dengan langkah tergesa. Begitu tel
ing. Perlahan dia melangkah mundur, tapi lalu melotot saat menyada
AAA
atas meja kayu di tengah ruangan. Beruntung ia mengenakan celana pendek sebatas lutut, bukannya rok.
R
a a
. Buru-buru dia menujuk ke arah tikus-tikus yang masih berkelia
h dengan napas terengah, lelaki itu sama sekali tidak menyembunyikan raut kesalnya.
Kedua tangannya mengatup di depan dada dengan
sekali. Kau yang sebesar itu t
ikkan." Kanza
puh di atasnya. Lalu perhatian Farrel tertuju pada salah satu tikus yang berada de
h dari lima ekor tikus di ruangan ini." Kanza bergidik
ingatan ia menggoyang-goyangkan tiku
AAA
rsujud di atas meja dengan kedua tangan m
AAA
ya. Buru-buru ia melompat naik ke atas meja, nyar
lah akan jatuh akibat beban tambahan. Dia me
kau na
bergidik seraya menggos
esal. "Sok menakutiku dengan
pi kalau kecoak-" Lagi-lagi Farrel bergidik. "Nah, apalagi k
AAA
tangan ke leher Farrel, memeluk lelaki itu erat. Berat tubuh Kanza dan Far
rg
hi
enghantam lantai terasa remuk sementar
gh
gosok keningnya yang terasa ngi
ar k
rkeliaran tak jauh dari mereka. Farrel
AAA
AAA
eluar gudang. Mereka terus berlari menuju kamar utama yang masih beran
eolah sepakat sama-sama berusaha tidak bersuara agar
ut, Farrel menoleh ke arah Kanza. "Sepertin
pi, kau tidak lupa me
rkan pintu gudang? Ny
kau tutup? Bisa-bisa, hewan-hewan itu keluar dar
ga tidak ingat untuk menutup pintun
s memiliki gudang yang menjadi sarang para binatang menjijikkan? Kalau kau terlal
g itu memang salahnya. Dia yang suka membawa berbagai barang lalu menumpuknya di gud
iba-tiba Ka
dari ranjang seketika mene
nunjuk lengan Farrel yang mengucurkan darah da
luka sobek di dekat sikunya. Sama sekali tidak terasa sakit. Tapi be
mungkin perlu dijahi
kotak obat dalam laci." Perintah Farrel
ukannya." Kanza menawarkan diri seraya duduk di hadapan Farrel. "Ini salahku. Aku
bir Farrel. "Untung hany
Farrel. Raut wajah Kanza tampak begitu serius saat ia menunduk seraya menyapukan obat luka d
a wanita itu jadi tampak sangat manis. Apalagi ketika bibirnya maju
ama. Setelahnya tanpa peringatan, lelaki itu menangkup belakang kepala Kanza d
-------
ya Emi