tag
kissmark di sisi lehernya dalam cerm
in jauh berbeda dengan Fachmi yang pertama kali Kanza kenal. Fachmi yang sekarang
ff
Orang yang melihatnya pasti akan langsung tahu bahw
hanya dengan sehelai handuk. Dengan cepat dia memilih sweater rajutan berkerah tinggi tanpa lengan lalu d
an. Terdengar suara seperti benda berat yang digeser. Itu berarti
tu. Lelaki itu yang membuat kekacauan. Jadi biar dia sendiri saja yang
ni. Kemudian perhatiannya tertuju pada udang segar yang siap diolah. Dia ingat saat pertama kali datang ke apartemen ini,
danya, namun Kanza sama sekali tidak keberatan memasak makanan kesukaan lelaki itu. Lagipula dirinya memang dituntut untuk belajar mengur
mulai menata hidangan di meja. Bersamaan denga
sedap sekali.
Lihat, kan! Aku masih sudi memasak makanan kesukaanmu meski kau s
atas meja. Seketika keningnya berkerut tidak suka. "Apanya y
rrel dengan bingung. "Kenap
rel malah balas tanya. "Kau i
lemah, seolah bertanya pada dirinya sendiri dan mencoba menggali ingatan. Dia
adak Farrel tampak bersemangat. "Bagaimana kalau kita pergi berbelanja sekarang? Aku pe
juk dengan lemah hidang
annya. Kalau kau sanggup, kau
ba membaca kebenaran di sana. "Kau ben
seperti Papa Fredd
a Fr
rrel terkekeh pelan, ingat saat-saat keluarga besarnya berkumpul. Pasti Pamannya itu tidak bosan berkata bahwa Farrel dan
angkan." Kanza tersenyum lembut, ter
ut. "Kau belum perna
ang bilang hendak mencari waktu sengga
Farrel semakin dalam. Kalau Kanza memang benar tunangan Fachmi, m
natap hidangan di atas meja. "Kalau kau tidak mau, biar aku sendiri yang
an membongkar identitasnya sendiri. Meski sejauh ini Kanza belum menyadari bahwa dirinya adalah saudara kembar Fachmi, namun wanita it
hmi menikah dengan wanita itu. Karena itu dirinya harus bergerak cepat. Sepertinya sudah
ni tengah memasukkan sebagian besar hidangan ke dalam wad
anza memastikan, masih belum percaya
ukkan udang ke
ecil. Saat aku membuatnya beberapa
enggeleng. "Kau makan saja. Tapi teta
ih harus
melukis dengan cat yang masih tersisa." Farrel suda
dah selesai men
ng su
ana lagi yang h
gedipkan sebelah mata ke arah Kanza lalu
yang dia inginkan. Semoga saja dia tidak melukis macam-macam. Setidaknya lukisan di
a-tiba Fachmi alergi udang. Belum sempat mendapat jawaban, Kanza merasa tid
ak berantakan seperti kamar Fachmi kemarin. Tangga dua sisi juga sudah berdiri di salah satu dinding namun Fachm
odorkan gelas jus dan piri
lu menyeringai. "Tunanganku memang perhat
raya meletakkan piring dan gelas yang dib
marah? Aku
dari kamar. Pujian yang dilontarkan Fachmi selalu saja terdengar sepert
birnya melihat ada banyak pakaian Fachmi di sana. Dan, astaga! Celana dalam
. Fachmi benar-benar banyak berubah. Membuat Kanza semakin yakin bahwa dia sedang bersama lelaki lain, bukannya tunangannya. Lama-lama Kanza tidak akan bisa menahan d
*
u sikap Fachmi. Dia tidak mau ada seseorang yang men
k dari sifat mereka yang sangat bertolak belakang. Tapi berbeda dengan Mama mereka, Rena. Dia bisa membedakan keduanya meski Farrel
. Dia memilih minimarket dekat apartemen yang Farre
na-warna yang wanita itu sukai. Sesekali keduanya membahas ap
gin, dan jarang tersenyum. Tingkahnya juga tidak lagi asal-asalan. Dia terlihat begitu serius saat memil
api Kanza merasa demikian jika diba
s. Kau bisa mencari kebu
, i
pa membeli
ya di si
ah. Car
inimarket itu. Sepeninggal Kanza, Farrel menghubungi seseor
di
i bela
alu berbalik, menatap wanita cantik
ah lama
anja. Tentu dia langsung tahu bahwa lelaki di hadapannya adalah Farrel karena memang Farrel yang tadi menghu
merangkul pinggang rampingnya. "Ke
kau memanggilku sekarang. Pasti kau berniat men
an kecupan singkat di bibir wanita yang dipanggilnya Abey itu. Beruntung s
uk merangkul belakang leher Farrel lalu dengan manja dia ber
*
imarket itu. Dia jadi bingung hendak membeli lauk apa
AR
e arah langit yang mulai menjatuhkan hujannya. Memang sejak keluar dari apartemen tadi, l
kis dan mengecat sambil memperhatikan hujan yang semakin de
an kini lebih parah daripada kaget karena mendengar suara petir yang tiba-tiba. Bahkan kini suara dar
m ciuman panas. Keduanya terus saling memagut, mencecap bibir satu sama lain. Hing
ihat air mata menetes membasahi pipi Kanza. Perasaan sakit di dada Farrel kian terasa saat wanita
. Tidak biasanya kau tampak merasa bersala
ubuh Abey dan ia mundur selangkah. Namun perh
n sana cukup ramai dan beberapa orang berkendara leb
E
harus men
n membiarkan tubuhnya diguyur hujan. Perasaan panik mulai melanda hati Farre
rus berlari hingga jarak di antara keduanya kian menyempit lalu segera
ing dominan adalah rasa takut. Farrel mengartikan perasaan itu sebagai hal w
nyaan Farrel. Dia menangis t
g sakit-sakitan. Lalu dia ikut bersama lelaki itu dengan status sebagai tunangan, mempercayakan seluruh dir
empat umum, meski tahu betul Kanza juga berada di tempat itu. Sama sekali tidak meng
t. Farrel sungguh tidak mengerti apa yang dia rasakan. Sepertinya ini l
ngis!" perinta
buhnya sedikit bergidik karena huj
a menghapus jarak yang masih memisahkan mere
an aku
anza semakin membenci Fachmi lalu memutus hubungan. Tapi Farrel tidak bisa menahan diri. Pe
--------
y Emil