at. Rahangnya berkedut menunjukkan lelaki dua
s earphone dari telinga lalu mencampak
aja ponsel Fachmi tidak aktif. Ah, bukan hanya sedari tadi, melainkan sejak d
udah ber
s. Dia memukul setir mobil dengan kepa
k acara bersantainya. Farrel sungguh tidak menyangka Fachmi bertunangan tanpa memberitahunya. Lebih b
kan orang tuanya. Dia yakin betul Fachmi telah mengatakan se
api sebagai saudara kembar harusnya Fachmi mengerti bahwa Farrel tidak ingin kehilangan sang Kakak. Bagi Farrel, Fachmi a
h. Tapi tetap saja, tega sekali Fachmi
suk. Satpam yang menyapa pun hanya mendapat balasan senyum kecil yang tampak tidak tulus padahal
kode keamanan di pintu apartemen. Keningnya ber
n berhasil membuat Fachmi menolak bertemu dengannya hampir tiga minggu lamanya. Beruntung setelah membuj
rtunangannya dan juga dengan sengaja mengganti kode keamanan apartemen agar Farrel tidak bisa le
ali. Tidak ada pilihan selain membunyi
L
ing Farrel berkerut menatap wanita dengan rambut lurus tergerai dan mata co
a kode keamanannya?" tanya w
wanita itu lalu membuatnya menghangati ranjangnya. Tapi sayang pikiran Farrel se
men
u. "Aku masih masak. Kebetulan kau pulang jadi kita bisa
Tidak pernah sebelumnya Fachmi membawa wanita ke apartemennya, bahkan calon tunangannya sekalipun. Apa jangan-jangan wanit
anita yang sebenarnya tak bersalah itu. Segera Farrel masuk lalu menutup
. Kalau ada tidak mungkin wanita pembawa
rkan bagaimana cara menyingkirkan wanita yang telah masuk ke dalam kehidupan Fachmi itu. Apa dirinya harus mengg
i
Dia ragu cara itu akan berhasil.
Ayo, maka
ah ranjang itu bisa memberi jawaban. Hmm, mungkin dirinya bisa berpura-pura me
uar kamar seraya menyingsing lengan sweaternya lalu bergabung de
kan nasi ke piring Farrel. "Aku tidak menyangka kau akan pulang padahal
pa hari lagi sampai akhir bulan i
ndiam dari biasany
h mengapa itu membuat Farrel gelisah. Padahal dia adalah tipe lelaki penakl
"Ehm, tidak. Aku hanya
gan lalu meletakkan punggung tangan
mengganggu itu lalu berujar, "Aku tidak demam. H
u istirahat. Pasti kau kelelahan. Tidak heran juga menging
lu berlebihan memperhatikanku. Kau belum jadi istriku jadi tidak perlu bersikap seolah kau istriku." Farrel mengutarakan kalimat itu dengan
n Farrel, wanita itu malah kembali tersenyum
merasa bersalah setelah menden
engan makanan. Ternyata wanita itu pintar memasak. Dan dari sikapnya sekilas jel
memang pilihan yang tepat untuk dijadikan ist
mbersihkan meja makan sendirian lalu memilih menonton tv
gan Fachmi datang sambil membawa puding. Sejenak dia tertegun meliha
ap layaknya orang kalangan atas. Memperhatikan penampilan dan tingkah laku. Tidak pernah bersi
hanya hiasan?" tan
ah senyum. "Tentu saja makanan. Aku membawakannya untukmu." Dia dud
nangank
k bingung.
egitu su
i ini. Memang biasanya Fachmi cenderung bersikap dingin dan menjaga ja
mengurus lelaki itu. Pernyataan yang bertolak belakang dengan ucapan lelaki it
n dan sedikit tidak enak badan hingga menjadi sensitif. Tapi ki
Farrel menatap
Dia terus tertawa samp
a itu. Raut wajahnya tampak ngeri. "Kau ken
anza semakin pecah. Farrel menggaruk pelipis
aku panggil
ertawa. "Kau
ir aku badut?"
a kembali
perlahan mundur menjauh dari Kanza
?" tanya Kanza
n hanya menatap Kanza ma
dengan tawa tertahan. Kemudian ia menunduk, menyendok pudi
rbicara seolah aku anak kecil?"
merengut. "Jangan bil
u bahkan lupa kalau a
ni tida
k melawak. Kau saja yang b
layaknya anak kecil.
as. "Kan sudah kubi
chm
gan senyum geli. Lucu juga wajah wan
amaku?" Kanza memastika
pa kali aku h
enyeba
u sa
hkan perhatian pada acara tv. Tanpa kata dia makan de
itu punyaku?"
atnya untuk dinikmati se
rang kau ambil lagi. Jangan menangis kala
oa
sudah nyaris tandas. "Kau benar-b
t Farrel dan tangan masih bergerak menyend
nza. Tapi Kanza sigap menahan. Akhirnya ter
, buat saja sendiri," ujar
erikannya padaku." F
ilku 'Nenek Sihir'. Sekar
di atas piring lalu melahap puding tanpa sendok. Bisa dipas
t puding di mulut Kanza dengan bibirnya. Seketika tubuh Kanza mematung. Dia terl
--------
ya Emi