i Fia dan juga merapikan rumah. Kondisi Fia sudah lebih sehat, hanya saja dokter tidak membolehkan Fia minum es, chiki da
waktu kepada Tara untuk memikirkan hal tersebut selama dua pekan. Baru ti
Fia sambil menarik ar
uaminya gosong, karena Tara menyetrika sambil melamunkan perkataan Zaka. Cepat Ta
ngkuannya. Fia menatap wajah
punya pap
" Fia menga
lang ma!" ajak Fia
nak, papa adanya di rumah." terang
ia sambil mengangkat dua jar
" tanya T
dant
Fia. Baju kali nak ada gantinya. Batin Tara. Mengusap pucuk kepa
a bergantian dengan penuh takjub. Tara nyengir kuda. Taukan ba
un kehidupan ekonomi mereka sangat terbatas sejak suami Tara meninggal setahun
. Kening Tara berkerut, suaranya sepert
ut Tara lalu membukakan pintu rumahny
nya Mei saat tak me
an. Sebentar saya ke dapur dulu." Tara sedikit canggung karena Zaka terus
a." ucap Tara lalu duduk di kur
ksud kedatangan saya
yaknya di dunia ini bisa dihitung dengan jari wanita yang rela suaminya melakukan poligami. Kebanyakan para istri ha
ela berbagi suaminya dengan Tara asal suaminya tetap tinggal bersamanya, tidak boleh menggunakan perasaan saat berdekatan dengan Tara dan tidak boleh memiliki anak dari Tara.
iri sang istri. Istri wajib patuh pada suami, mengikutinya perintahnya dan menjadi penyejuk hati dan hiasan pandangan suami. Tapi aturan yang disebutkan Mei tadi sang
*
anu Zaki Suherman dengan mas kawin cincin emas lim
..SA
malah bersuka cita dengan peristiwa ini karena bapak Tara cukup mengenal Zaka dari Rahman menantunya. Tara mencium punggung tangan Zaka dengan sedikit kikuk, karena Tara tidak pernah bersentuhan langsung dengan lelaki selain suaminya dan keluarganya. Meskipun ini perni
ji Fia kini tengah du
ra balik kepada Fia yang kini tengah me
Zaka menghampiri Tara da
duduk di sebelah Tara yang tersenyum. Fia menatap wajah ibunya, seakan
mu pamit satu persatu set
ng dulu, Pak." ucap
nti balik lagi tho?" ta
mpai mobil Zaka mengh
ra pada puterinya, menuntun
Pa
duk pada Zaka. Melayaninya dengan sabar saat ia berkunjung. Berikan selalu senyuman padanya, jangan pernah sekalipun kamu berwajah masam pada sua
esan bapak ak
berpamitan tadi Zaka sudah memberitahukan hal ini pada Tara. Zaka akan pergi ke Malaysia, tempat orangtuanya Mei yang menetap disana. Tara tidak masa
ajak bicara foto suaminya, hal ini sudah sering dia lakukan semenjak suaminya meninggal. Hal sekecil apa
Fia, semoga Mas Rahman mengerti. Cinta Tara sudah bulat dan tak terbagi hanya untuk Mas Rahman." ucapnya lagi sambil memeluk hangat foto almarhum suaminya. Hingga matany
hangat. "Kuat ya nduk." bapak Tara merasa ada yang aneh dengan pernikahan yang dilakukan anaknya. Tapi mau bagaimana lagi, dia s
a, tak ada keluhan. Tara mencoba mensyuk
selama di jalan." Tara memberikan t
inta tho sama suamimu?" ta
u, ini uang Mas Z
nmu balik dulu." pamit bapak dan pamannya.
s membacanya. Fia sedang menonton televisi baru yang dibelikan Zaka. Sekilas Tara melihat ponselnya, ponsel yan
kan ponselnya juga bekas Mei." gumam Tara sambil menatap
*