i meminta kepada Zaka, agar mengantarnya ke pemakaman, dimana, bayi mereka dikubur. Dengan cucuran air mata kesedihan Mei menatap pusara anaknya, begitu juga Zaka, tertu
..be
unyi, tampak nama yang
a
a. Assala
aykumu
di man
makama
kamu ke rumah, ada yan
ik,
ap wajah
a Mas, disuruh ke rumah,
ayo, kita
annya diulurkan untuk
tinggal?" tanya Zak
Kan ada bik
erlakuannya pada istri pertamanya, berbeda dengan memperlakukan Tara.
as?" tanya
sangkan seatbelt lalu menutup pintu mobilnya. Zaka memutar tubuhnya agar sampai di sisi ke
masuk ke pekarangan rumah minimalis miliknya. Menuntun Mei turun dengan sangat hati-hati, membawanya ke
sayang, hati-hati di ruma
up
di depan pintu, tersenyum lalu membuang pandangannya. Begitu beruntung nyonya m
ya. Suasana sepi, begitu Zaka memasuki pekarangan. Tampak mama Zaka yang bernama bu Erika sedang merapikan kebun bunganya yang terletak di samping.
, wanita dengan wajah kerip
ci tangannya di kucuran air, lalu menyambut kedatangan anak tenga
seha
at,
rjalan beriringan,
m tahun itu, yang tampak serius membaca koran. Matanya tajam melihat ke arah Zaka
knya, namun sayang tak ada satupun anak lelakinya yang mengikuti jejaknya. Pak Darman memiliki tiga anak, semuanya lelaki. Darman sudah ingin sekali menimang cu
ta perihal kamu menikah
eg
ini. Rahasia yang sangat ia tut
tu
namany
berbicara dengan sang
apa kecewa kamu tidak memberitahuk
ri istri k
ama ingin m
ik,
ya, saat perjalanan kembali ke rumah. Sedari SD sampai kuliah, ia tipe lelaki yang tak pernah ditinggalkan oleh wanita, selalu dialah yang meninggalkan wani
*
Tara dari rumah sakit, setelah tiga hari dirawat. Ia ma
tubuh lemah bapaknya, dituntun pa
baya itu menenangkan hati anak perempuannya. Pak Danu tak ing
ntuk Bapak, Ra?" tanya pama
gegas ke dapur. Mengambilkan semangkuk bubur ay
kamu, perutnya sampe gede gitu," ledek pak Danu pada putrinya. Tara
r mandi. Setiap hari Tara selalu menyediakan ubi rebus untuk pamannya, seolah-olah tanpa ubi reb
kutan makan, salah sendiri," ucap Erik cuek. Lalu masuk
Bapaknya hanya tersenyum me
kirkan omongan
pak sehat dan insya Allah berumur panjang. Sampai cucu-
ingin kamu
ak dan anak-anak." Tara mengusap perut b
adalah dengan meli
ter
i ayah sendiri. Masa tau-tau harus memper
pak, suatu saat kamu bis
s. Sampai perutny
ngan mengulum senyum, Tara berdiri hendak ke dapur, menaruh mangkuk bubur. K
aru keluar kamar mandi, berdekatan, paman Erik menah
n hati-hati nduk." uca
ngis. Pak Danu terperangah saat ada caira
ngsung melihat ke bawah. Seketika wajahnya memucat, manakala m
an berlari membopong Tara yang pingsan. Membawanya masuk ke dalam mobil bak mi
rembes di jok mobil mbok Minah. Tangan paman Erik semakin gemetar memegang kemudi, tak dihiraukannya lagi tubuhnya yang tersapu angin dingin, di
erintih, membuat paman Eri
, sebentar l
t," rin
, selamatkanlah wanita yang aku c
*