ada juga yang bersimpati pada Tara. Entahlah Tara tak pernah ambil pusing. Toh dia juga menikah bukan karena atas dasar cinta atau pun suka. Semua ia lakukan demi kebai
an plastik besar berisi sembako d
p Tara sambil menyunggi
permisi," ucap p
a?" tanyanya tiba-tiba, entah hatinya ingin sekali tahu
yang sedang hits saat ini. Baru saja menutup pintu, Tara menepuk j
aaa." Tara bermonolog, berjalan memb
n pinggang, hari ini nambah lagi murid les nya, anak pak RT kelas tiga
..t
ntu. Berjalan cepat mengintip dari jendela, matanya membulat, apakah dia berhalusinasi. Zaka suaminya di depan pintu
a...," seru suara Z
an tergesa. Manik keduanya bersinggungan, Tara
tanya Zaka yang kini tengah melepas
ngelonin Fia. Maaf," uc
.ga p
atkan teh atau k
air jahe, bi
g saja tadi pagi ia membeli berbagai macam bumbu d
mana?" tanya Zaka
n satu anak balita pasti sangat sempit. Tara menggeser posisi Fia menjadi di tengah. Gundah gulana, deg deg an, apakah malam ini sua
nggu Zaka keluar dari kamar mandi, tiba-tiba hujan gerimis melanda di malam jum'at ini. Perasaan Tara semakin tak menentu. Zaka keluar dari kamar mandi,
a tadi, " ucap Zaka sambil mengam
ingin melihat, tak siap jika akhirnya ia
adi nunduk terus?" tanya Zaka
nghembuskan nafas lega, saat Zaka kembali mas
telan piyama tidur warna coklat, melekat begitu pant
wajah Zaka yang begitu tampan setelah mandi. Zaka me
ikmati air jahe buatan Tara. Ta
ersenyum manis, tiba-tib
inap di sini se
i-iyaa
ak kebera
sama Mbak
a di Thailand ada
pa menyentil Tara. Oh..jadi jika Mbak Mei tidak menyuruhnya ke sini, maka
tempat untuk saya dan Fia dulu,"
ke ma
ni Mas, biar saya dan Fia tidur di
ta bisa tidur seranja
a beralasan, padahal iya sudah seteng
atap kamar minimalis Tara sangat rapi dan teratur, tampak Fia tengah pulas tidur di atas ranjan
aat ini Zaka malah asik senyum-senyum sendiri di depan ponselnya. Pasti sedang chat dengan istrinya. Tara menutup pintu pelan, Zaka masih tidak menyadari kehadiran Tara. Tara naik ke ranjang, posisinya di sebelah F
ini ?" tanya Zaka heran melih
k juga si
apa mau perg
idur,
olos sekali menjawab
papa toh jika kamu memperliha
iya,
n tidur begitu," titah Zaka
a, rambut hitamnya tergerai indah sepanjang pinggang. Tak berani
..." pan
daster sepaha bewarna biru terang. Jantung Tara berdegub kencang. Saat ia membalikkan badannya. Du
p Zaka kini meletakkan kemb
ntu tidak, Tara merasa sangat risih dan malu. Lampu kamar redup, membuat suasana gerimis di l
yang juga sedang terlelap menghadap Fia. Dalam keremangan Tara memperhatikan
kannya. Tara sangat malu ketahuan memperhatikan Zaka. Mau berbalik ba
," bis
.ya,
eminta hak sa
**