tan dipagi hari, Tara menghirup udara segar yang mampu membuat tubuhnya rileks dan nyaman. Meskipun masih bel
amannya dari dalam rumah.
an kecil yang berada di dekat dapur. Sudah ada
elihat pamannya sudah rapi
erlu bantuan, hubungi saya atau kamu ke mbok Minah, tetangga sebelah
Sekar. Usianya dua tahun sepuluh bulan, hanya beda tiga bulan dengan Fia. Untungnya Fia termasuk a
mu belum
a raker katanya mbok, besok mun
sih Ra, kedengaran munta
a Tara hamil namun ia tak berani bertanya
t kepunyaan pamannya memas
amuala
aykumu
beginian kayaknya seger." paman Erik memberik
Tara mencium punggung tangan pamannya. Yang terheran-
cepat Tara menghabiskan segelas besar es cendol. Sesekali Tara menyuapi Fia yang ternyata juga menyukai rasanya.
atikan, keponakann
sudah
an, berkat
." paman E
pamannya. Baru segar sedikit rasa tubuhnya Tara melanjutkan
ug
erdekat yang letaknya cukup juah dari tempat tinggal Tara. Paman Erik menitipkan Fia di
n Erik kaget. Lalu ber
ik melanjutkan ucapannya, s
ondisi ibu dan bayinya." paman Erik terdiam, jadi ben
tanya paman Erik melanjutkan akt
ibu hamil, tidak terlalu stres dan m
makasih." Paman
n bapak Tara. Mengabarkan kalau Tara sedang
, sesaat setelah Tara sadar. Ia mempe
pa ga bilang pam
idak mau paman da
ga tidak tahu k
Kini air matany
itulah yang diucapkan pamannya, sebelum
*
n, dan pulang lembur hari ini. Padahal Zaka ingin memastikan keadaan Tara yang sudah s
a sudah ada di rumah, namun nihil. Rumah Tara gelap. Hanya lampu teras yang menyala. Zaka memarkirkan
seorang ibu yang kebetul
nya keman
ak s
kelu rasanya lidah Zak
n ga ada, soalnya ga pernah lihat." ketus
, ga tahu kemana. Rumah i
yang sebenarnya
Sang ibu memberitahukan bahwa kunci rumah Tara dititipkan di rumah bu Yosi, segeralah Zaka meminta izin kep
baju kaos milik Zaka, satu buah kemeja kerja Zaka dan satu buah boxer. Zaka membuka laci lemar
ang. Yah sudahlah,mungkin ini sudah keputusannya. Aku jadi bisa fokus pada Mei dan anak kami. Suatu saat jika aku
nci pintu rumah, Zaka mengembalikan kunci tersebut ke rumah bu Yosi. Langkahnya lebih ringan, senyumnya
*
a, kelj
k. Tara mengus
ma, ia kangen
erin kita telpon papa ya." Tara beralasan, nafasny
menoleh, yah sejak saat itu, bapak Tara mengetahui semuanya. Namun t
k, jangan sampai suamimu b
u di kampung saja."
istri dan calon anak mereka pak
erut kamu itu bagaimana
mengusap perutnya. Lalu pergi dari hadapan bapak d
u pernikahan mereka, Rik." tamp
ngkan hati Tara, karena pasti dia yang lebih kecewa pada
h sekalipun Tara mengeluh atas kondisinya, yang hamil tanpa suami di sampingnya. Paman dan bapaknya senantiasa me
ahirkan, kamu mau
gaiamana dengan anak dan cucuku?tid
mendengar ucapan bapaknya pada paman Erik, uc
ntar
berbuat banyak. Bayi bapa
uaa
ga jatuh terjerembab. Membuat Mei kehilangan bayinya. Zaka terpukul dan merasa sangat sedih, pena
la tetap ingin bekerja, hingga terkadang pulang malam. Sampai terjadilah peristiwa hari ini. Dimana Zaka memandang jenazah bayinya
*
ote dan