ukup uang untuk membeli token listrik. Untungnya dia memiliki tetangga yang baik hati, bersedia memberikan
un yang lainnya. Hanya saja ia tak mau terlena dengan bantuan tetangga kanan kirinya. Meskipun j
ang berusia dua tahun, kini terba
ade di sini aja ya, ga usah ikut
cicit Sofia,
ebat, di si
fia tiduran di bangku ruang tamu karena masih sore sebenarnya, masih jam tujuh malam. Ia belum mengantuk, hanya saja kepalanya
ia minum. Tara kaget dengan sigap memijat punggung Sofia agar semua muntah
rsisa sekali lagi untuk diminum malam ini,
a pelan. Tara tersenyum d
enenangkan. Sambil memijat kaki anaknya mencerit
*
dulu, kalau kita mau ke rumahny
ot nyiapin ini itu, kasian," ujar Henry Zakaria
asuki pelataran perumahan. Terlihat beberapa
hum Rahman baru membeli rumah di sini,
diserbu orang." sahut suaminya, kini mem
lap rumahny
rangnya per
emarkirkan mobil sedannya tepat di depan rumah Tara. Mereka turun dengan tergesa
ikum," seru
ut Tara berdiri dari dud
canggung karena rumahnya gelap sendiri, sedangk
menatap Fia yang se
" tanya Zaka. An
saat Tara kembali dari dapur dengan me
k angin, Mbak.
lapan." Tara nyengir kuda untuk
-gelapan Mbak
istik." oceh Fia samb
menginterupsi
ni begitu kesulitan keuangan. Tampak Zaka mengeluarkan pons
oken listriknya
k saya baru mau beli." Tara salah tingk
, Mbak,"
kembali ke ruang tamu dengan memb
r rumah dan memasuk
ii
mdulillah..." seru T
n pipi," celoteh Fia sambil ters
h sama Mm Zaka dan Tante Me
a kaka maaci
lutnya,"calah ya..mac
skan, sudah lama Zaka dan Mei mendamba anak dari pernikahan mereka, namu
miliki anak. Zaka dan Mei sudah berkonsultasi ke dokter, juga menjalani beberapa treat
tak lupa Zaka menurunkan sekarung beras dan sekantong sem
n," ucap Tara penuh sukur. Mata Fia seketika berbinar saat melihat ada se
. Betapa terkejutnya Tara di dalam bungkusan sembako ada amplop coklat yang saat dibuka ternyata isinya uang lembaran merah sebanya
sel, karena ponselnya sudah ia jual dahulu, untuk biaya makan dia dan anaknya. Tara yang tidak bisa bekerja diluar rumah cukup kesulitan keuangan jadinya, dia tidak bisa meninggalkan Fia karena Fia memiliki riwayat asma akut yan
uk ke rumah sakit besar. Dengan menaiki angkot turun naik nyambung beberapa kali, akhirnya Tara sampai juga di rumah saki
an membayar administrasi awal rumah sakit. Tara tidak mempunyai BPJS kare
pal betul suaranya. Suara mas Zaka teman dekat al
bakada apa?" t
tnya pelan, samb
icara dengan dokter jaga disana, Zaka melihat
ayar biayanya," ucap Zaka tegas, lalu menoleh ke
ebenarnya Zaka bukannya juga orang yang kaya, tetapi cukuplah untuk ukuran kepala marketing disebuah perusahaan otomotif. Apalagi Zaka
..apa tidak apa-apa dengan mba Mei?" uc
ari lagi dengan Mei," ujar Zaka pamit sambil mengusap lembut pipi
Fia dalam tidurnya. Zaka ter
ra sedikit kikuk dengan ucapan Fia dalam tidurnya.
Zaka mengunjungi Fia, hari pertama Mei ikut menemani, namun ha
tuk dibawa pulang. Zaka menjemput Tara dan juga Fia. Di dalam
k Ta
, M
ika mba Tara menjad
*