g itu?" tanya Ken saat mereka berdua sudah be
ia
armu
evin merasa tak rela kalau Val di
uh buruk," sergah Ken. "Pokoknya setelah lulus sekolah, kamu lanjut kuli
ak m
n seketik
h di sini. Nga
au pergi karn
erpaling, menatap jendela
apan kamu akan bersikap seperti ini? Ap
"Mereka sudah mati, man
tmu!" bentak Ke
sidence eksklusif yang hanya berisi beberapa rumah saja. Salah
asi, Ken buru-buru keluar, disus
ta bicara
gah Kevin, berjalan mendahu
in!
kasar. Tubuhnya b
ud
tnya dengan s
sudah bergetar hendak membalas teriakan kakaknya, namun cowok itu mencoba menahan, h
tuskan apapun sendirian," ucap Ke
u merasa sudah dewasa, maka ber
a Kevin
kalau kamu masih seperti anak kecil, Ke
nggak ada, Mas," desah Ke
ah. Perbaiki sikapmu. Kembalilah seperti Kevin yang dulu. Kevin yang
nyikan matanya yang sudah berembun
kamu putusin
dengan kenin
nap
Sikapmu yang berubah akhir-ak
ada hubungannya
n membelanya. Dia itu
jangan
egitu ken
sama Mas Ken yang egois d
rpikir dewasa, semua ini nggak akan terjadi, Kevin!" bent
engangg
kamu bikin ulah di sekolah." Ken memperingatkan. "Awas saja kalau kamu berani macam-maca
*
n itu ternyata sinting!" geram Val seraya
Val hanya bisa tertawa, setelah Val mencer
un sinting, dia itu calon k
a, kemudian menjatuhkan
watir sa
," sahut Nadin yang sudah m
uk menghadap Nadin. "Eh, jangan-jangan Kevin lagi di pukulin sama kakaknya. Du
in yang tampan dan cute itu mukulin or
edes kayak sambel uleg. Kok ada ya cowok model begitu," gerutu
tua lo belum pu
git kamar. Entah mengapa bayangan wajah Kevin yang lebam-lebam terus saja muncul. Gadi
al
H
pa sih?" tanya
k punya c
H
usah
k paham m
an sama orang tua. Mereka mau gue jadi dokter. Titik. Nggak ada koma," sahut Val de
riu
gkat sebel
ukis. Gue pikir setelah lulu
nyuruh gue belajar dan belajar. Kalau nilai gue bagus, mereka akan menghujani gue dengan berbagai ma
seragamnya, tepat di paha kirinya ada lebam kebiruan, seperti bekas d
kenap
hadiah kalau gue dapet
pernah dapet nilai
nggak jelek. Tapi
H
an di pelajaran Math, dan inilah balasannya." Val men
gan. Merasa ngeri melihat lebam kebiruan di paha Val.
enghela napas pela
am. Tak mam
orang, Nad. It's easy. Lagi pula, mereka semua ngg
hnya hendak memeluk Valerie, na
, cuma Kevin yang bisa bikin gue bahagia. Cuma dia yang bisa bikin gue lupa sama rasa sakit
hin se
apkan sendiri. Walaupun Nadin adalah sahabatnya, tapi nggak mungkin do
pun yang boleh t
*