as mejanya saat ponselnya berdering. Nomer telpon
o, M
" suara diujung sana terden
ar a
Kevin
?" suara Ken seket
nya. Tadi saya lihat mereka
h
a,
ruangan kantornya dan berjalan cepa
Saya pulang sekarang. To
asisten rumah tan
cepat hubungi saya,
p, P
idor kantor dan tak sengaja dia be
ya dipanggil, Ken menghentikan lan
g bareng, aku lagi ada urusan penting," j
ng terbuka, Ken langsung masuk ke da
begitu lift berdenting bersamaan dengan pintunya yang terbuka,
dari sekolah tadi, Kevin sengaja mampir di sebuah apotik dan membeli beberapa alat t
nyerahkan tiga buah alat tes kehamila
ak kemarin menggelayuti hatinya belum juga berkurang sama sekali. Justru semakin berttak bisa mencium bau-bau yang tajam dan yang lebih membuatn
lau teman-teman sekolahnya curiga. Apalagi Nadin yang berkali-kali bertanya tentang wajah Val
seraya mengusap lembut kepala Val, mencoba menenangkan pacarnya.
terburuk yang akan terjadi. Kalau Val benar-benar hamil, bisa kacau semua
wa ketiga alat tes kehamilan. Sedangkan Kevin h
ia terus saja mondar-mandir sambi
tu kamar mandinya saat di rasa Val su
ali tidak menyahut, memb
g, dan sesaat kemudian, pintu di hadapan Kevin terbuka sed
rasaannya sudah tak enak sejak melih
tar. "Aku benar-benar hamil," lanjutnya dengan mata te
di hadapan Kevin, wajah Val yang pu
apalagi sejak pagi Val belum makan apapun,
tiga alat tes kehamilan yang ada di tangan Val, tiba
erkejutnya dia saat melihat Ken sudah berdiri d
bergerak sendiri men
kamar?!" hardik Ken sembari berjal
menyembunyikan di belakang punggungnya. Namun terlambat, Ken
tanyanya, berjalan
n apa
a si
gg
hingga test pack itu berjatuhan ke lantai, mem
ling melempar pandang, tida
gan suara menggelegar, hingga mem
. Bibirnya yang pucat mendadak bergetar, dan pandangannya perlahan kabur
amping, kepalanya jatuh di atas pangkuan Kevin yang duduk
ie pi
*