untuk yang pertama kalinya ia mendapat masalah dengan dosen. Biasanya Ranj selalu
yang kamu pikirkan, sampai-sampai tidak mendengar saat Pak Azka mem
hela napa
yang ku pikirkan. Dan sekarang masalah
bis kalau sampai mempunyai masalah dengan dia, Rani." kata Reny membuat Rani pusing. "Kamu tahu Rudy, 'kan? Dia itu pintar, t
n akan bagaimana jadinya kalau sampai dosen killer itu benar-
ng aku harus
maaf pada Pak Azka. Sampai dia mau memaafkan kamu d
rus meminta maaf pada Azka. Meskipun Azka terkenal disegani
Rani harus mengumpulkan keberanian u
*
bekerja adalah untuk mengusir rasa penat dan masalahny
biarkanku tenang, Rani? Kenapa
ia menghembuskan napas kasar dan
Matanya menatap ke luar sana. Dimana gedung-gedung ber
aat ada tangan seseorang yang m
" pekik
ra sambil tersenyum dan menyandar
ke sini? Aku tidak mendenga
berdiri di depan Fauzan. Lantas kali ini meng
dak mendengar panggilanku. Apa yang sedang kamu piki
dan mengangkat uju
ak memikirkan apapu
a melarikan jemari tangannya ke rahang lelaki i
ita makan siang di lu
a kecewa, maka Fauzan mengiya
lagi. Masih ada pekerjaan yang belum ku
itu ia memilih untuk duduk di sofa dan memandang
saat bekerja, membuat senyum di w
bangkit dari sofa dan menghampiri Fa
aat matanya melihat sebuah foto ya
saat kecil ya, Sayang? Kena
unyikan foto itu ke dalam laci? Seharusnya Fauzan sudah memperhitungkan kalau Zahra pas
in aku tak sengaja menyenggol piguranya hingga kacanya pecah. Jadi aku meminta asiste
a kerjanya. Tapi untuk menjaga perasaan wanita itu,
n Fauzan, membuat
Rani kecil yang sedang tersenyum manis ke arah kamera. "Kamu tahu, sayang? Dulu
E
Ia tidak pernah tahu kalau Zahra
enar ingin menikahi Rani. Tapi aku harus mengubur kei
i di atas meja Fauzan. Tapi seny
kah. Ini terasa lucu ya?" kata Zahra dengan bahagia memeluk tubuh Fauz
lah ujung bibirnya. Tapi dal
n kami ini mema
an terbesar mereka selama hidup. Ya
gorbanan mereka, menganggap semua itu
*
n untuk melakukan apa yang dikatakan ol
menggigit bibirnya dengan wajah bingung. Sedangkan jemarinya saling bert
ya saja sudah membuat bu
bagaimana kalau dia mar
Lalu mendongkak menatap lan
tadi ditakutinya, membu
kamu berdi
anya langsung melebar saat mendapati Azka berdiri dengan tegap tak jauh darinya. S
Azk
atanya. Azka lebih dulu melangkah da
danya. Tak mau kehilangan kesempatan, Rani cepat-cepat berlari menyusul Azka
k. Jangan p
sebelah alis
a saya sudah habis. Dan sudah waktunya saya
membuat Rani gemet
kuburanmu sendiri dan membuat masal
kecerobohann
cak saat melihat Ran
engan terus menatap kamu yang berdi
meminta maaf soal
imat yang sejak tadi tertahan di lidahnya yang
al
an melamun saat pelajaran. Saya akan berusaha fokus saat dosen menyampaikan
tertuju ke sana. Dimana bibir mera
l bodoh apa yang s
anjang lebar hingga mulut saya berbusa. D
elah Rani menyesali perbuatannya. Tapi nyatanya Rani salah
apa agar bapak memaafkan saya?"
gannya ke dalam saku celana. "Lupakan! Sebaiknya kamu pu
h terlalu lelah dipenuhi oleh Fauzan dan masalah perasaan mere
ali ini memberanikan diri meny
ong jangan pul
l. Lantas berbalik menatap Rani
h saya bilang seba
geleng de
marah karena kecerobohan saya. Saya sudah minta maaf tapi bapak belum jawab. Saya takut bernasib sama seperti Rudy yang bermasalah denga
enuturan Rani. Sebelah alisnya terangkat
mejanya berbunyi. Azka mengeluarkan ponsel itu dan m
sempatkan dat
erdiam sesaat, lalu kemudian menoleh pa
a maaf pada saya, 'kan
angguk de
au saya mem
a,
an kamu. Tapi deng
ng, membuat Rani menatapny
um kemudian berkata. "Temani saya ke
esta pernikahan t
engang. Ia merasa tak percaya den