embukanya. Jelas ia masih belum siap dengan malam pertama me
nya untuk menyentuh bagian yang l
akukan itu tanpa rasa cinta. Tapi bagi Fauzan, hal itu ju
menyembulkan kepalanya dan seketika Fauzan menarik napasnya l
idak perlu menyentuhnya malam ini," kata Fa
nya itu hingga menutupi dada. Kemudian Fauzan mendudukan pantatnya di p
u tidak bisa terus-terusan begini. Karena hal itu
rambutnya sendi
laki yang paling berengsek pada Zahra," desah Fauzan mengusap wajahnya, lantas menopang pipi denga
*
antai. Tangannya menarik sebuah kotak berwarna coke
wajah Rani ketika i
sa kecil mereka. Saat Rani, Fauzan
ra selalu tersenyum saat berfoto denganmu, Fauzan," gum
sang wajah lucu. Rani tersenyum melihat
t ia menemukan sebuah fot
. Yang Rani ingat, foto ini diambil sebelum Fauzan pindah ke lu
Rani. Kita akan menikah dan mempunyai banyak anak. Kita akan jadi keluarga yang
nnya masih tersimpan dalam i
n Rani menggele
yang pernah Fauzan ucapkan. Itu hanya janji yang keluar dari mulu
ncananya Rani akan membuang semua foto-foto Fauzan. Menyimpanny
ia akan membuangnya. Jadi ia kembali me
pikiranku perlu istirahat," ucap Rani
p, kini terbuka lagi saat pertanyaan Fau
ri itu akan terjadi? K
u bahkan tidak yakin dengan hatiku. Apa aku bisa mencintai
elaki yang dicintai untuk perempuan lain. Bagaimana mungki
*
upanya Zahra sedang membuka gorden, hingga cahayanya menyeruak
a?" tanya Fauzan sam
elempar senyum. "Fauza
ra?" Fauzan terkejut melihat jam sudah menunjukan pukul setengah
auzan lalu duduk di
unkanmu. Tapi melihatmu tidur dengan sangat
n dari tempat tidur dan mengambil handuk yang ada di lemari.
elihat wajah Fauz
meski dengan wajah bantalnya," ucap Zahra
uk yang melilit di pinggang. Zahra sudah tidak ada di sana. Namun
akan kaus itu. Ia membuka lemari dan meng
iba memeluk pinggangnya dari belakang, saat
r?" tanya Zahra menempelkan k
memang har
lantas ia berdiri di hadapan Fauzan
u akan menghabiskan waktu bersama pasangannya selama beberapa hari. Tapi kamu malah mau berangkat
bibirnya
g banyak pekerjaan. Kantor san
embutuhkanmu. Sementara
ia pun tidak bisa meninggalkan pekerjaannya di kantor. Selain itu, Fau
tu, Zahra.
kerja keras," kata Zahra sambil tersenyum. "Maaf, Fauzan. Kalau aku sudah sedikit egois,
n menatap Zahra deng
bisa menghabiskan waktu bers
bisa mencintaimu, Zahra,'