Fauzan sangat mencintai Rani. Namun sebuah kesalahpahaman justru membuat Fauzan terpaksa menikahi Zahra, kakak kandung Rani. Bagaimana kisah Fauzan dan Rani selanjutnya? Dapatkah mereka hidup bersama atau justru mereka akan benar-benar menjalani kehidupan mereka masing-masing?
Seorang gadis cantik dengan riasan wajah yang nyaris sempurna. Berkali-kali mengusap sudut matanya dengan tissue yang ia pegang. Mata beningnya mengerjap-ngerjap di depan cermin kamar. Berharap riasannya takkan luntur.
Sebab hari ini adalah hari yang sangat spesial. Kakak perempuannya akan menikah. Namun celakanya, dengan lelaki yang ia cintai.
Tok! Tok! Tok!
"Rani! Kamu masih di kamar? Cepat keluar!"
Suara teriakan dan ketukan pintu membuat gadis bernama Rani itu segera menghentikan aksi menangisnya. Ia buru-buru meraih tissue lagi dan membersihkan tetes air terakhir di sudut matanya.
"Cepat Rani! Kamu sedang apa sih?"
"Iya sebentar. Ini mau aku buka," kata Rani sembari melangkah menuju pintu, untuk kemudian membukanya.
Setelah pintu itu terbuka, maka wajah kesal ibunya langsung terhidang di depan mata.
"Kamu sedang apa di sini? Semua orang di bawah sedang panik dan kebingungan. Kakakmu terus menangis dan kamu malah menyibukkan diri di dalam kamar," omel ibu yang seketika membuat kening Rani mengerut.
Apa yang terjadi di bawah?
"Memangnya kenapa Kak Zahra menangis?" tanya Rani bingung.
Ibu mengusap keningnya sambil menghela napas lelah. Nampak sekali gurat bingung di wajah tua itu.
"Fauzan! Fauzan menghilang. Padahal seharusnya ijab kabul sudah dari tadi. Tapi tidak ada yang tahu Fauzan kemana."
Bola mata Rani membeliak mendengar apa yang dikatakan ibunya. Fauzan menghilang? Calon suami kakaknya menghilang. Pantaslah Kak Zahra menangis.
Tapi kemana lelaki itu? Kenapa ia malah melarikan diri di hari pernikahannya ini?
"Apa Fauzan sudah dihubungi?" Rani bertanya lagi.
Dan ibunya menggeleng lemah.
"Mama dan papanya sudah menghubungi berpuluh-puluh kali. Sebelum mereka sampai ke sini, Fauzan bilang pada orang tuanya kalau ia akan pergi sendiri naik motor. Tapi sampai sekarang dia belum juga tiba. Penghulu tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dan ibu juga kasihan melihat Zahra. Jangan sampai pernikahannya batal lagi. Tolong bantu sesuatu, Rani."
Kini ibu sudah menangis sambil kedua tangannya mencengkram lengan Rani. Berharap anak bungsunya itu bisa menemukan jalan keluar.
Ibu benar. Kak Zahra sudah pernah mengalami kepahitan ini. Pernikahan yang batal karena ditinggal calon mempelai pria. Tidak! Jangan sampai Kak Zahra merasakan ini untuk yang kedua kalinya.
"Rani, ibu tidak sanggup kalau sampai kakakmu trauma lagi. Kasihan dia. Dulu Randi meninggal di hari pernikahan. Dan sekarang Fauzan menghilang entah kemana. Kenapa nasib Zahra selalu seburuk ini? Kenapa?" ibu terus menangis. Kini wanita tua itu telah melepaskan cengkramannya di lengan Rani. Dan memilih menyandarkan dirinya di tembok sembari memukul-mukul benda mati itu.
Dari bawah sana, Rani mendengar suara tangis Zahra yang menyayat hati. Tanpa sadar Rani menggerakkan tubuhnya untuk melihat dari atas balkon.
Dan benar saja. Zahra sedang menangis di dekapan ibunya Fauzan. Terdengar maaf berkali-kali dari mulut kedua orang tua Fauzan pada Zahra.
"Maaf Zahra. Tante yakin, Fauzan pasti tidak benar-benar lari dari pernikahan kalian. Tante janji sama kamu. Fauzan pasti akan segera ditemukan. Pernikahan kalian akan terjadi. Itu pasti.Tante mohon jangan menangis."
Rani menggigit bibirnya. Perkataan lembut dari ibunya Fauzan ternyata tak cukup untuk membuat Zahra tenang. Tentu saja. Siapa yang akan tenang jika calon mempelai prianya belum juga tiba di tempat.
Tapi tunggu! Sepertinya Rani tahu kemana lelaki itu pergi?
"Dia pasti ke sana. Aku sangat yakin," gumam Rani nyaris seperti berbisik.
"Ran, Kamu mau ke mana?" ibu bertanya saat melihat Rani hendak pergi membawa tasnya.
Rani menoleh. "Aku mau pergi sebentar, Bu. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan," kata Rani lalu mengusap pipi ibunya yang basah.
"Aku akan segera kembali," lanjut Rani sebelum kemudian ia pergi terburu-buru menuruni tangga.
Rani tidak punya waktu untuk menjelaskan pada ibunya yang memasang wajah bingung. Ia harus cepat tiba di tempat itu. Ya. Rani harus menyelesaikan semuanya. Atau semuanya akan benar-benar selesai.
***
Di atas sebuah jembatan gantung, seorang lelaki tampan berperawakan tegap dan jangkung nampak berdiri dengan gagahnya. Nampak ia telah rapi dengan setelan tuxedo berwarna hitam.
Rambutnya yang berwarna cokelat gelap itu kadang bergerak tertiup angin. Banyak sepasang mata yang berlalu lalang dan terpesona melihat rupanya.
Namun lelaki itu tidak peduli. Ia masih setia menatap angin. Angin yang sama sekali tak bisa membuat sejuk hatinya.
"Ternyata dugaanku benar. Kamu memang ada di tempat ini," ucap Rani yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Fauzan.
Tanpa membalikkan badannya, Fauzan memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celana. Lantas ia berkata "Dan dugaanku juga benar. Kamu masih ingat tempat ini. Tempat dimana aku pernah berjanji akan menjadikanmu istri-"
"Cukup, Fauzan!" potong Rani cepat.
Barulah Fauzan membalikan badannya. Ia menatap Rani dengan alis yang terangkat.
"Kenapa, Rani?"
"Berhenti bersembunyi seperti seorang pengecut. Hari ini adalah hari pernikahanmu. Semua orang sudah menunggumu di rumah. Orang tuamu panik dan kebingungan. Dan Kak Zahra ... dia menangis." Rani menjelaskan.
"Lalu kau sendiri bagaimana?" tanya Fauzan pada Rani. "Apa di dalam hatimu ini tidak menangis?" lanjut Fauzan dengan telunjuk kanannya mengarah pada Rani.
"Fauzan..." Rani mencicit. Ia bingung harus menjawab apa. Terlebih ketika Fauzan semakin memajukan langkahnya hingga tubuh mereka hampir tak berjarak.
"Aku hanya mencintaimu, Rani. Dan aku tidak bisa menikah dalam kepura-puraan," kata Fauzan setengah berbisik. Kedua jemari tangannya yang keras itu masuk ke dalam helai rambut Rani yang hari ini disanggul membentuk bunga.
Rani nampak cantik dalam balutan kebaya berwarna pink. Tapi sayangnya ia bukanlah pengantinnya saat ini. Rani hanya pendamping Zahra. Mempelai wanita yang sesungguhnya.
"Tolonglah, Fauzan. Jangan hancurkan kebahagiaan orang tuamu dan kakakku. Mereka semua terlanjur mengharapkan pernikahan ini," ucap Rani berusaha meyakinkan Fauzan.
Padahal hatinya menjerit ingin memeluk lelaki itu.
"Tapi aku sama sekali tidak mengharapkannya, Rani!" sentak Fauzan dengan keras. Suara bariton itu membuat Rani tersentak kaget.
Fauzan menjauh sedikit sambil mengusap wajahnya dengan gusar. Lalu kemudian ia kembali menatap Rani dengan mata yang berkaca-kaca.
Tapi Rani tahu kalau Fauzan sedang berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Sejak awal aku hanya mencintaimu. Aku tidak pernah memiliki perasaan sedikitpun terhadap Zahra. Bagaimana mungkin aku akan menikah dengan orang yang tidak aku cintai? Ini tidak benar. Aku tidak bisa begini."
Fauzan benar. Menikah dengan orang yang tidak dicintai memang bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Andai saja Zahra tak salah paham sejak awal. Mungkin sekarang mereka tak akan terjebak dalam situasi sesulit ini.
Zahra mengira, kalung dan bunga mawar yang Fauzan bawa malam itu adalah untuknya. Padahal kedua benda itu untuk Rani.
Fauzan terkejut saat dengan tiba-tiba Zahra memeluknya dengan erat. Dan berkata kalau ia juga mencintainya. Celakanya di saat seperti itu Rani dan kedua orang tuanya datang. Mereka melihat Zahra yang berada dalam dekapan Fauzan.
Hari itu hati Rani serasa dipatahkan. Namun hati kedua orang tuanya senang karena akhirnya, Zahra bisa membuka hatinya untuk lelaki lain setelah kepergian Randi.
Fauzan memang bertetangga dengan keluarga Rani sejak kecil. Namun setelah smp, Fauzan pindah sekolah ke luar negeri. Dan ia kembali lagi ke Indonesia setelah dirinya sukses. Ia kembali bukan tanpa alasan. Melainkan untuk menunaikan janjinya pada Rani saat kecil dulu. Janji untuk menikahi Rani.
Ya. Di atas jembatan gantung inilah Fauzan mengatakan janjinya. Tapi sekarang, janji hanya tinggal janji. Fauzan pun tidak tahu lagi bagaimana cara mewujudkannya.
"Aku tahu ini sulit untuk kita. Tapi ada banyak orang yang akan kecewa kalau sampai pernikahan ini batal. Dan aku juga tidak mau Kak Zahra merasakan kegagalan untuk yang kedua kalinya."
"Kalau begitu.. ayo kita coba beri pengertian pada Zahra dan keluarga kita. Kalau sebenarnya kita saling mencintai. Dan mereka hanya salah paham selama ini. Ayo, Rani." Fauzan menarik sebelah pergelangan tangan Rani. Dan hendak melangkah.
Namun Rani menahannya. Membuat kening Fauzan berkerut.
"Tidak." Rani menggelengkan kepala. "Aku sudah pernah melihat Kak Zahra hancur. Dan dia akan semakin hancur, saat kamu mengatakan yang sebenarnya. Jadi aku mohon jangan lakukan ini," tolak Rani.
Fauzan merapatkan bibirnya. Ia lalu menarik tangan Rani, dan mengguncang-guncangkan tubuh gadis itu.
"Lalu aku harus melakukan apa? Berpura-pura mencintainya dan menerima pernikahan ini? Itu maumu? Iya?" sentak Fauzan di depan wajah Rani.
"Asal kamu tahu, Rani. Zahra justru akan lebih hancur saat ia tahu kalau ternyata suami yang ia nikahi telah mencintai wanita lain," lanjut Fauzan dengan suara yang lebih pelan dari sebelumnya.
Rani menundukan kepala. Ia pun bingung harus melakukan apa. Tapi menurutnya, saat ini keputusan untuk melanjutkan pernikahan Zahra adalah yang terbaik.
Dalam beberapa saat mereka terdiam. Hanya semilir angin yang terdengar mendesau lemah di telinga. Tidak ada yang peduli dengan riasan mata Rani yang kacau balau. Toh gadis itu masih tetap terlihat cantik dalam kondisi apapun.
Mata Fauzan kembali tertuju pada Rani, saat Rani mendongkak menatapnya.
"Kalau begitu, kita buat Kak Zahra tidak pernah tahu hal ini," kata Rani tiba-tiba.
"Maksudmu?" Fauzan bertanya dengan kening yang berkerut.
Jika berkenan, mampir ke novelku yang lainnya yuk! Siapa tahu ada yang kalian suka.
Judulnya:
1. Mantan Istri CEO Tampan
2. CEO in My Bed
3. Gadis yang Ternoda
4. Salah Pilih Pengantin.
Kesalahan satu malam yang membuat Leanna hamil, mau tak mau Dean membatalkan pernikahannya dengan Trisha. Namun kebencian di hati Dean masih tetap membara pada Leanna. Dean menganggap Leanna lah penyebab ia kehilangan Trisha. Mampukah Leanna meluluhkan hati Dean? Apakah rasa cinta akan hadir di dalam pernikahan mereka?
"Athalia! Apa kau masih perawan?" tanya Mahesa. "Aku pastikan adikmu akan mendapatkan perawatan sampai sembuh. Tapi kau harus jadi teman tidurku selama satu bulan," lanjutnya membuat bola mata Athalia membeliak. Kelamnya masa lalu telah membentuk Mahesa menjadi seorang lelaki yang sangat tidak percaya dengan yang namanya cinta. Itu sebabnya ia kerap memandang rendah pada wanita. Tetapi Athalia hadir dengan membawa segala ketulusan yang ia punya. Akankah Athalia mampu membuat Mahesa percaya bahwa cinta itu nyata?
"Saya akan bantu lunasi biaya operasi Andra. Tapi dengan satu syarat," ucap wanita tua itu pada Alana. "Apa syaratnya, Ma?" "Tinggalkan Andra, dan pergi sejauh mungkin dari kehidupannya!" Demi kesembuhan Andra, Alana rela meninggalkan suaminya itu dalam keadaan hamil. Andra sangat kecewa dan menyangka kalau Alana sengaja meninggalkannya. Hal itu membuat Andra membenci Alana dan akan membuat perhitungan saat mereka bertemu lagi nanti. Namun bagaimana jadinya jika mereka bertemu ketika Alana telah memiliki anak berusia tujuh tahun?
"Kita memang sudah menikah, tetapi bukan berarti aku akan sudi menyentuhmu. Sampai kapanpun, yang memiliki hatiku hanya Karin," tegas Gama menyorot Hera dengan tatapan tajamnya. Menjadi yatim piatu setelah ditinggalkan kedua orang tuanya, Hera diminta menjalankan wasiat dari sang ayah, yaitu menikah dengan duda tampan namun tak berperasaan bernama Gama Dirgantara. Gama tak pernah menganggap Hera sebagai istrinya. Sampai suatu malam, ia menyentuh Hera dalam keadaan mabuk. Akankah Gama dan Hera mampu menyelamatkan pernikahan mereka?
Bagi lelaki lain, menikahi gadis muda adalah keinginan besar mereka, tapi tidak dengan Rayyan, duda berumur 32 tahun yang di paksa oleh ibunya supaya menikahi Mayra. Mayra gadis berumur 19 tahun dan bekerja sebagai guru PAUD sekaligus pengasuh anaknya Rayyan, Asyifa yang berumur 4 tahun. Asyifa, tidak mau belajar dengan guru mana pun, hingga akhirnya bertemu dengan Mayra yang sangat menyukai anak-anak, hingga akhirnya mereka sangat dekat. Melihat kedekatan Mayra dan Asyifa, Ibunya Rayyan meminta Rayyan supaya menikahi Mayra sebagai ibu sambungnya Asyifa, akankah permintaan ibunya Rayyan terwujud?
Frans mahasiswa kedokteran berprestasi harus ikhlas meninggalkan bangku kuliahnya setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan lalulintas yang merenggut nyawa keduanya. Frans yang menjadi tukang punggung keluarga dengan memikul beban dua adik perempuannya Shireen dan Siska. Frans bekerja sebagai penyanyi di club' malam dan penyanyi di pesta pernikahan. Sampai akhirnya ia dilirik mamih Mega owner club' malam tempat ia bekerja untuk menjadi pria penjual Cinta. Dimulai kah petualangan Terong Jumbo Frans dari satu pelukan ke pelukan wanita lainnya. Sampai ia bertemu dengan Fira, gadis yang menyewanya untuk merenggut kesuciannya. Merekapun jatuh Cinta. Namun ditengah hubungan mereka Frans menikahi Anjani.
Dimasa lalu dia tidak jadi menikah dengan kekasihnya karena jebakan seorang perempuan yang adalah teman baiknya hingga dia harus terjebak pernikahan yang tidak dia inginkan, dimasa kini siapa sangka dia bertemu dengan gadis yang mirip dengan mantan kekasihnya, tanpa sengaja terlibat skandal one night stand dan tanpa di duga rupanya itu adalah putri mantan kekasihnya. bagaimana kelanjutan hubungan mereka? apakah restu akan mereka kantongi untuk menuju ke jenjang yang lebih serius?
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Bagi yang belum cukup umur, DILARANG KERAS Membaca Cerita ini, karena banyak sekali adegan Dewasa. Mohon Bijak Dalam Membaca.⚠️ Menceritakan seorang anak muda, yang terjerumus kedalam lubang hitam, hingga akhirnya, pemuda tampan kecanduan seks dengan Guru dan keluarganya sendiri.
Zain, seorang pengusaha terkenal yang terlihat muda di usianya yang mendekati empat puluh. Ia adalah seorang pria yang nyaris sempurna tanpa cela. Namun, tidak seorang pun yang tahu. Lima tahun yang lalu pasca menyaksikan pengkhianatan istrinya, Zain mengalami kecelakaan tragis. Dampak kecelakaan itu ia mengalami disfungsi seksual. Demi harga dirinya, Zain menjaga aib itu rapat-rapat. Namun, hal itu dimanfaatkan Bella untuk berbuat semena-mena. Kecewa karena Zain tidak mampu memberinya kepuasan, Bella bermain gila dengan banyak pria. Zain tidak berkutik, hanya bisa pasrah karena tidak ingin kekurangan dirinya diketahui oleh orang banyak. Namun, semuanya berubah saat Zain mengenal Yvone, gadis muda yang mabuk di kelab malam miliknya. Untuk pertama kalinya, Zain kembali bergairah dan memiliki hasrat kepada seorang wanita. Namun, Yvone bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah kekasih Daniel, anak tirinya sendiri. Mampukah Zain mendapatkan kebahagiaannya kembali?