img Salah Pilih Pengantin  /  Bab 6 Kemesraan Pengantin Baru | 11.54%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Kemesraan Pengantin Baru

Jumlah Kata:1441    |    Dirilis Pada: 07/02/2024

uni tangga. Mereka hendak bergabung sara

r, langkah Fauzan terhenti saat matanya be

engan Zahra yang begitu mesra men

Kenapa be

li pada kesadaraannya. Fauzan men

mbil tersenyum kecil. Lantas mereka kem

o duduk, Fauzan. Mari kita sarapan be

a a

dudukan dirinya di sana. Tep

selera, mata Zahra berbinar. Ia meli

a, Rani? Ini enak sekali pasti," seru Zahra sena

senyum m

lau nanti kakak pindah bersama Fauzan, aku tidak

an Rani. Adik perempuannya itu

api ibu tahu kalau kebiasaanmu di luar negeri pasti sedikit berbeda. Kala

berat di pagi hari. Namun ternyata lelaki itu m

asakan yang ada di sini. Lagipula ak

lantas mengisinya dengan nasi dan lauk pauk. Namun gerakan Rani Zahra

nga

tkan keningnya. Zahra bingung, kenapa Rani menahan ta

an udangnya!" k

" Zahra

auzan aler

rkejut. Terlebih lagi Zahra. Matanya langsung

ang Rani, sayang? Kamu al

tap Zahra lalu menganggukan kepalanya. Tanda bahw

galami sesak nafas hingga masuk

. Bagaimana bisa Zahra tidak tahu kalau suaminya memiliki alergi terhad

i macam apa. Bagaimana mungkin alergi suamiku sendiri aku

k menenangkan. Dan hal itu tentu s

yalahkan dirimu, Zahr

oleh pada Rani. "Terimakasih Rani. Aku senang karena

angguk te

jangan menyalahkan dirimu hanya karena k

Rani. Dalam hatinya, Fa

ng masih kamu ingat tentan

an. Ia hanya menambahkan lauk pauk yang lain. Kemud

gambil piringnya. Lalu ia mulai meny

Fauzan. Tapi, saat sedang menikmati makanan dalam mulut, ayah Rani mengangkat

i yang membuat semua mata melirik padanya. "Bagaimana dengan malam pertama kalia

tanya lari ke arah Rani yang ternyata telah menundukan pandangannya ke bawa

lu. Meski malam pertama mereka gagal, tapi Zahra se

nnya, 'kan? Kenapa ayah tidak mendengar suar

pat cubitan di pingg

g salah?" protes ayah menge

ahasia perusahaan. Mana boleh orang lain tahu. Sebagai oran

melempar pandangan pada Ra

sudah mengomel, seperti petasan. Tida

i dan Zahra tertawa. Sedangkan

bar baik saja. Aku pun sudah tidak sabar ingin cepat-cepat menggendong keponakan

senyum pa

lau aku punya anak, kamu harus ba

ikit. Tiba-tiba Fauzan merasa tak berselera makan. Ia nyaris menghabi

pertinya aku harus beran

aja belum dihabiskan," tanya Zahra ya

a dulu makananmu. Nanti baru

m tapi kemudian

kantor. Silakan lanjutkan sarapan kalian. Aku berang

Fauzan dengan anggukan. Zahra bangkit berdiri dan

pan rumah, membuat ibu juga menegur Ran

i kamu terlambat ke kampus

tih. Lantas meminumnya hingga tandas. Ayah men

u." Rani bangkit berdiri dan mencium

mengendarai motornya," pesan ibu sedikit berteri

lau ia meninggalkan sesuatu yang penting. Saat dirasa semuanya l

an yang membuat hatinya sesak. Dimana Zahra tengah berjinjit mengalun

namakan sakit t

. Ingat ada aku yang menunggumu pulang di

suami istri. Untuk itu Rani mencoba tersenyum tipis dan memilih m

bisa dinyalakan. Rani mengeluh dalam ha

duk di teras sambil membawa secang

i Ayah bilang, jual saja motormu itu dan ganti dengan y

ani. Mereka baru sadar kalau Ra

i Ayah. Aku tidak mau menjualnya," timpal Rani

ma kali Rani diizinkan mengendarai motor. Dan s

sahan, Fauzan mendekat

tor Rani. Namun ia malah tak sengaja menyentuh tangan Rani

kan?" tanya Zahra membuat Fauzan tersent

li-kali te

inya motormu harus

. "Tuh, 'kan? Apa kata Ay

dang kesusahan malah t

akan bawa motornya ke bengkel setelah pulang dari

a segera m

n Fauzan saja. Kalian 'kan satu arah. Fauzan

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY