jalan ke luar kamar dengan langkah gontai. Dia masih terkantuk
pannya, tengah duduk sambil menelungkup di atas meja. Sedangka
di posisi yang sama. Matanya benar-benar masih menga
Vano yang selalu seperti itu-tidu
onde, lu? Samp
nggak kayak tante-tante yang piara lu selama ini." Vano menegakkan tubuh
tante royal kayak lu," sambungnya lagi sambil
h itu dia duduk kembali dan membuka kaleng tersebut. Ditenggaknya perl
ang nawarin buat dijadiin
ya. "Suami? Suami gimana
nte Rika kepada Vano. Tawaran yang tidak han
yang. Kita juga bisa leha-leha, enggak usah capek-capek nerima bokingan lagi," seru
seolah menguap
ing sendiri dengan ucapan sahabatnya yang
komitmen sama pelanggan gue. Sekali pun dia nawarin gue duit milyaran. Gue te
a seakan lupa, bahwa ada Tuhan Sang Maha membolak-balikkan hati. Bisa saja, suatu
h dia pun tidak setuju
pelanggan baru terus lu jatuh cinta sama dia. Elu ngejar-ngejar
nte. Yang ada, nih, ya, tuh tante-tante yang ngejar-ngejar gue," tukasnya seraya mengambil
gkan pikirannya. Raffa menjadi pecandu rokok sej
ki begitu, Vano masih saja salut kepada Raffa yang selalu membuktikan ucapannya. Mereka berdu
ng lalu. Namun, keberuntungan berpihak pada Raffa yang sejak pertama kali menjalani profesi
tidak seberuntung itu. Sama-sama berprofesi se
ucapan lu." Vano berdiri usai berkata demikian. "Gue mau tidu
ke kamarnya lagi, lantas bergegas mem
ue! Gue juga mau tidur," teriaknya sambil berlari
aran Raffa sudah masuk terlebih dulu da
uju kamar tamu yang ada di sebelah k
set gue. Bisa-bisa en
#
a dan mengabari bahwa ada pelanggan baru yang akan membokingnya malam ini. Raffa ya
t pelanggan baru. Itu-itu mulu." Vano terus mengoceh di sepanjang perjal
i kepadanya. Namun, Raffa tak pernah memasukkannya ke dalam hati. Sebab dia tahu, jika Vano memang
u-nya aja enggak mau minta sama Mami," cel
gannya. Menatap Raffa yang sibuk
yanya dengan keni
deh," seru Raffa yang seketika dis
baik, Raf," ucap Vano sambil
yang enggak nyadar. Ck!" Raffa b
yal kayak tante-tan
ggak ada akhlak! Udah dikas
u pikir gue doyan begituan."
nawar. Sukur-sukur Mami Kum
gan baru. Biar enggak itu-itu mulu. Bosen, Raf
njak!" Raff
ah cenge
$
diskotek yang selalu ramai pengun
a Vano sambil mengarahkan pandanga
ffa sontak
an
enunjuk denga
ah yang ditunjukka
?" ucapnya sembari mengedarkan pandangannya ke se
ini duduk di tempat biasa sendiria
samperin dulu aja," ajak pemuda itu yang kemudian melanjutkan langkahn
tama Raffa tiga tahun yang lalu. Dia yang memperken
Tante Dini yang sedang a
malam ini mengenakan dress mini sebatas
etika mengalih
pun dengan pemuda itu. "Tambah ganteng aja
antung kalimatnya, lalu berbisik di telinga Tante Dini. "Tambah seksi." Dike
usia Tante Dini sangatlah jauh dari usia Raffa, tetapi wanita itu selal
olekan tubuh Tante Dini yang menurutnya sangat sempurna. Tidak ada yang mengira jika Ta
#