pnya dunia malam seakan tak pernah surut dari tempat itu. Sebagian dari mereka yang datang, bertujuan melepas penat
di atas lantai dansa. Berjoget, bergoyang, bahkan ada yang saling bercumbu dengan bebasnya
a itu sangat mencolok, terlihat dari warna lipstik yang dia pakai malam ini. Warna merah menyala senada dengan gaun
angat pas, hingga membuat semua mata hidung belang yang be
coba untuk menggodanya. Pilihannya tetap jatuh pada sosok pemuda di sampingnya ini.
au bukan Raffa Anggara. Pemuda yang berhasil memikat para wanita muda maupun dewasa
saja tidak melunturkan pesona yang dimilikinya. Hal itu justru membuat para kaum wanita dewasa yang sering datan
te Rika dengan suaranya yang lembut dan sedikit serak. Dia ber
punggungnya di tempatn
enatap tante Rika dengan datar, suara be
mudian membelai dan men
ain aja," ucapnya yang kini semakin posesif-me
n gaunnya mulai bergerilya, menelusup di balik kemeja hitam p
u, dia hanya pasrah dengan apa yang dilakukan wanita kesepian di sebelahnya ini. Men
ita yang memiliki beberapa cabang Salon dan SPA itu. Menjadi janda hampir delapan tahun lamanya membuat Tante Rika se
ila dirinya benar-benar sangat ingin. Tak mau yang lain meski ada
tapan tak suka. Setelah kehadiran Raffa di diskotek ini, tiga tahun yang lalu. M
a. Dia tidak kalah tampan dibandingkan Raffa. Postur tubuhnya juga tak kalah dari pemuda 23
anggan." Axel terus mengumpat Raffa dari kejauhan.
Sedangkan dia bisa dihitung dengan jari. Paling banyak, tiga sampai empat kali d
da lari ke dia semua. Gua harus komplain sama Mam
rniat menemui Mami Kumala di ruangannya-p
*
npa mengetuk pintu terlebih dahulu, hingga wanita yang tenga
an penampilan yang terlihat modis. Make up mencolok dengan beberapa barang branded yang me
bungan telepon. Dia meletakkan ponselnya ke meja, lalu m
berusia 40 tahun itu. S
t muka kesal menahan marah. Punggungnya bersandar di san
lu minta izin masuk. Seharusnya gitu, kan?" Mami Kumala berujar dengan tegas. D
n Mami Kumala dengan dengusan samar. Dia seakan tidak peduli d
fa di klub cabang," ucap Raff
mala me
ami pindahkan ke sana," tolak mami Kumala cepat, yang membuat
##
mpir satu botol minuman. Bibirnya terus meracau.
u terus menggerutu sepanjang langkahnya meninggalkan tempat tersebut. R
mobilnya. Merogoh setiap saku celana dan kemejanya menggunakan sa
tem
egas membuka pintu mobil dan menuntu
a, dalam keadaan tidak sadar pun dia masih agresif. Tangannya melilit le
narik wajahnya dengan segera. Dia lantas memasang seat belt d
bicara yang terdengar tidak jelas. "Uuhhh... Raffa sayang." Wanita itu kembali
sadarkan diri. "Yah... pingsan. Udahlah. Nanti juga dia sada
dari klub malam tersebut. Membelah jalanan yang sepi
#