bagai pertanyaan oleh Axel. Pemuda itu nampak sangat ti
duduk di meja bartender sambil
elanggan baru?" tanya Axel y
sangat membosankan baginya. Dia sangat mengenal Axe
ng! Enggak ada yang lain apa?" ucap Vano
nggak yakin, lu mau jawab jujur apa enggak." Axe
aan
mana? Pakek susuk apa d
Vano yang sedang menenggak
k! u
dari mulutnya begitu saja, hingga
umpat Axel dengan kesal. Dia membersihkan bekas
bantu Axel membersihkan cipratan air sambil
celana tiba-tiba berdering.
pon dulu. Dari Mami." Vano pun me
baju." Axel memutuskan pergi dari s
ng lama Van
"Paling ke kamar mandi. Udahlah, gua tinggal aja. Asik ... dapet pel
EMEN
a. Dia menidurkan perempuan itu dengan sangat hati-hati di ranjang
jang tidurnya ditidu
melek. Belum apa-apa malah udah merem duluan." M
jam dinding
ngapain, ya? Masa iya gue liatin orang tidur. ck!"
uka matanya lebar-lebar seraya memind
kamarnya. Bagus juga," gumamnya-memuji p
iumnya diam-diam dia jadi terbangun. Namun, Belinda tidak berani m
sekali." Dengan wajah bersemu kemerahan, perempuan ber
Walau cuma sebentar, namun jejak bibir pe
u rasanya selalu manis dan membuat kita
h
ar jika pemuda itu sudah berdiri di samping ranjang tidur sambil bersede
kh
. Deheman Raffa cukup mengejutkan
nda sembari mengerjap-ngerjap lucu. Jantu
bir." Raffa menyahut lantas bertanya, "Kam
tap seperti itu, membuatnya jadi salah tingkah. R
rbata-bata dan ketakutan. Dia sama sekali tidak berani
pemuda itu me
duduk di pinggir ranjang. "Ayo bangu
a bangkit, kemu
ngan. Bola mata Raffa tak h
kalimatnya. "Kamu sewa aku buat apa kalau enggak buat nyenen
jawab apa. Mungkin tujuan utamanya bukanlah itu. Niatnya ya
rnya, a
u a
ari hiburan aja. Bukan hiburan d
a sontak
sudn
uat nemenin aku aja. Bukan buat .
ingnya yang
u cari hiburan itu bukan ...?" tany
gangguk tan
ak buat gituan?" Raffa masih mencoba mengulik Belinda. Dia
ang dia terima dari mami
um, bukannya menjawab
dah bayar mahal, haru
melebar, pertanyaan Belind
, sih?" Dia menggaruk kepa
bayar kamu cuma-cuma. Kamu cukup temenin aku ngobrol sama tidur," ujarnya
kamu?" Raffa men
a meng
." Dia menyibak selimut supaya
rti dengan apa maunya perempuan ini. Bagaimana mungkin, Belinda memba
sanya, para kliennya meminta untuk dipuaskan. Namun, sekarang
k
ampingnya sambil memandangi kecantikan perempuan itu. Bila d
n. Harum aroma tubuh Belinda menggelitik jiwa ke-lelakiannya.
otaknya. Sebab, semua itu tidak akan terwujud. Mungkin malam i
Raffa.
dia menghadap ke arah
ini udah lama
da
sering, ya, main sama d
ma banget kami enggak ketemu. Terakhir kali dua bul
lum bibirnya. "Besok-besok aku
ada duitnya ak
wa mendengar
akal bayar kamu sesuai tarif yang te
geleng tak
ar mahal-mahal tapi enggak
gga
gitu sama aku?" Raffa mel
menatap langit-langit kamar Raf
ih, hihi," jawa
sa tidak terima, jika Belinda t
Raffa belum berhenti melontarkan pertanyaan yang b
tika menyendu, lalu den
jarang pulang
eloroh Raffa sambil manggut-manggut. Sedikit demi sedikit dia mul
gga tiga. Satu satpam, sama tuka
punya
tu ini sontak membuat Be
ku .
#