tengah sibuk menyetir. Wanita bermata biru itu tak henti m
i diskotek. Tanpa mengatakan apa pun, pemuda tersebut
ke sana." Raffa menjawab pertanyaan Belinda dengan ga
g-menatap pemuda yang baru saja
li belum paham dengan apa yang tengah dilak
tel
ara. Meski dalam benak pemuda itu
ri. Entah kenapa mendengar kata H
yar manakala Raffa me
i," ajak Raffa setelah mele
buka pintu mobil, Belinda me
inda dengan tatapan mat
alik lanta
da yang terlihat aneh. "Kamu kenapa? Kok pucet?" Refleks
nnya kembali. Dia tidak melih
Raffa dengan posesif. Kegugupan telah membuatnya
aneh jelas saja membu
annya terjeda sesaat. Raffa menatap lekat-lek
tama kalinya dia pergi ke Hotel bersama pria asing. D
gakuan Belinda barusan jelas saj
ai kemeja berbahan jeans t
natap lamat-lamat wajah Belin
amiku atau seseorang yang kenal denganku
an yang melanda klien barunya itu. "Hem? Sekarang mau ka
ggak, udah gua suruh turun da
Hem, kamu ada rumah atau aparteme
yang sekarang ini hampir
ak dia ke apartemen.'
membawa seorang perempuan ke apartemennya. Selama hampir
orang perempuan. Dia selalu menghab
iraukan permintaannya. "Ya, udah. Kalau enggak bisa, aku
gu! Mau k
h lengan Belinda, yang
lik badan lan
ya kamu juga enggak setuju
Raffa sontak be
ya menyeru-dia tentu saja tidak mau mami Kumala sampai tahu
duit, Raffa tidak akan sudi m
temu aja uda
ku enggak setuju?"
ju kalau kita pindah tempat." Belinda menarik tanga
tersenyum sangat manis sekali, membuat keke
enggak sabar p
h
yo
bali mesin mobil lalu menginjak pedal gas, melesat d
rti tante-tantenya yang lain. Yang ganjen dan menurut kepadany
an seksi dan menarik. Memakai baju terbuka dan
tak di tengah kota dengan berbagai macam fasilitas lengkap dan mahal pula. Harganya pun tidak ma
ngar lucu dan menjijikkan. Selama hampir tiga tahun Raffa hidu
ggal di rumah biasa atau apartemen sederhana. Namun, dugaannya t
egitu heels di kakinya menginjak la
erabot di dalamnya bermerek dan modern. Tak ada yang me
da yang masih terlihat sibuk mengelilingi tempat tingga
pa?" tawarny
y. Kemudian dia duduk di bar mini yang kebetu
ia di lemari es. Apalagi kalau bukan minuman bintang f
dan duduk di sa
a ini." Menyodorkan k
senyum, lan
ohol." Dia mengambilnya lalu membuka tutup
ya jadi menawarkan
ah terbuka dia menyodork
ggorokannya menjadi segar, dan agak tergelitik dengan soda
larut dalam pikir
ke luar rumah tanpa seizin dari suaminya. Sedangkan Raffa, diam-diam menelisi
ditambah adanya tahi lalat yang berada tepat di antara da
Dari caranya bicara pun terkesan lemah lembut,
lama terdiam dan sibuk memindai Belinda. Dia merasa in
anyaan Raffa. Dia seperti tenga
saha ekspor impor di Ban
anggut-
apa? Maaf aku terlalu banya
ya aku minta Mbak Dini buat nyariin hiburan. Eh,
i sesuatu yang lain. Namun rupanya,
menger
rang atau
jelas memudarka
da semakin menambah rasa
beringsut maju lantas be
Belinda yang membeku di tempatnya. "Atau kita main di sini aja." Ke
ng hangat membuat darahnya berdesir. Dia hanya mampu mengerja
#