Molly, seorang mahasiswi yang begitu merasa bosan karena tidak ada hal menatang dihidupnya sehingga semua monoton, juga karena kakak perempuannya yang bawel luar biasa untuk mengingatkan ini itu ke Molly. Bagaimana, Jika ada ide gila ia lakukan sebelum lulus kuliah. Menggebet dosen muda di kampusnya. Namun, rencana itu tak berjalan lancar karena Molly justru terjebak dengan dua pria yang bersaing mendapatkannya. Dan, siapa pemenang hati Molly, karena segala hal tentang dirinya membuat kedua pria tersebut terpikat.
Semasa hidupnya, gadis bernama Molly ini selalu diatur oleh kakak perempuannya yang dipercayakan sebagai wali tunggal yang ia punya. Ke mana kedua orang tuanya? Mereka ada, tapi sibuk, urusan duniawi lebih mereka pikirkan dari pada hidup dan hati kedua anaknya. Walau semua fasilitas lengkap dan hampir tak kekurangan. Kedua orang tua mereka tidak memikirkan hati dan perasaan anak-anaknya.
Kedua kakak beradik ini tak ambil pusing, mereka saling melengkapi, walau, tetap sang kakak, Kimmy, menjadi pengatur segalanya. Apalagi sekarang Kimmy sudah menjadi istri seorang pengusaha muda dan memiliki dua anak. Luar biasa bawel.
"Kalau Mama sama Papa nggak bikin kita bahagia,kita cari kebahagiaan sendiri Molly, dengan tetap menghormati mereka yang menghadirkan kita ke dunia ini." Kalimat itu selalu menggema. Ceramah akan ada disetiap waktu saat mereka bertemu, baik di dapur rumah saat Molly sarapan dan bersiap berangkat ke kampus atau sekedar saat menonton acara TV bersama.
"Dan gue nggak akan biarkan anak-anak gue ataupun lo, merasakan hal yang sama kayak kita." Centong sayur mengarah ke wajah Molly yang menatap takut karena benda itu diangkat dari dalam panci berisi kuah sup buntut yang mengebul.
"Santai nyonya ..., gue nggak mau muka glowing gue lecet melepuh kena centong yang lo pegang, ya," ucap Molly sambil memundurkan badan. Kimmy terkekeh. Ia lalu melanjutkan memasak.
Jadi istri pengusaha tak menghambat Kimmy menjadi Ibu rumah tangga pada umumnya. Urusan masak dan memenuhi perut para warga di rumah mereka yang luas, itu tanggung jawab dia. Urusan lain biar para bedinde alias pekerja rumah tangga yang berjumlah tiga orang, mengerjakan tugas dengan jobdesk masing-masing.
"Kak, gue lagi siapin skripsi, baru judul sama draft, sih, tapi gue jenuh, nih," keluh Molly sambil mengaduk-ngaduk teh melati yang ia seduh tadi.
"Jenuh kenapa?" tanya Kimmy sambil mengiris beberapa jeruk nipis sebagai pelengkap.
"Pengin sesuatu yang beda. Gue punya daftar yang harus gue lakuin sebelum gue lulus kuliah."
"Berapa banyak yang lo pengin? Kalo nggak bikin duit gue atau duit Kakak ipar lo tiris, jalanin, lah!" sahut Kimmy sambil sesekali menoleh ke Molly.
"Yakin?"
"Iya. Emang apa, sih, daftarnya? Coba sebutin ke gue," tantang Kimmy.
"Okeh. Bentar, gue tarik napas dulu." Molly melirik ke Kimmy yang masih memotong-motong bahan pelengkap lainnya untuk masakannya.
"Move On dari gebetan tukang PHP, gebet dosen, nggak ketemu Mantan, gabung di organisasi kampus, jadi Most wanted mahasiswi sekampus, dan--" ucapan Molly terhenti karena sanggahan Kimmy.
Dengan pisau di tangan kanannya ia berbicara dengan Molly. "Gabung organinasi apaan lo, udah semester tujuh? Telat. Ganti yang lain atau coret." Kimmy kembali menatap talenan dihadapannya. Molly manyun-manyun sebal.
"Yaudah, diganti, jadi ... nggak diatur-atur Kak Kimmy. Gimana? Keren 'kan?"
Keheningan terjadi. Hanya suara mendidih air kuah sup yang terdengar. Molly melirik takut ke Kimmy.
"Gitu, Mol ...," ucap Kimmy pelan dan dalam sambil berbalik badan ia menatap tajam ke Molly. Gadis itu loncat dari kursi dan berlari menuju ke kakak iparnya yang sudah bersiap dengan pakaian kantor.
"Molly!" teriak Kimmy sambil berjalan mengejar Molly yang bersembunyi di balik tubuh kakak iparnya.
"Heh ... heh ... heh! Pisau itu, turunin sayang," protes suami Kimmy.
"Itu, adek ipar kamu kurang aseemmm, dia bikin list isinya gak mau diatur aku lagi. Apa itu, hah!" Kimmy melotot. Molly mengintip dari balik tubuh kakak iparnya.
"So-rry, Kak," ucap Molly terbata.
"Lo pikir gue mau atur hidup lo terus. Gue bakal berhenti kalo lo nikah Molly! Sama cowok yang baik dan tahu pentingnya arti keluarga!" Kimmy mencak-mencak.
"Iya ... iya, sorry Kak," ucap Molly lagi.
"Udah ya, Mol, nurut Kakak, dan kamu sayang..., istriku cantik, istri budiman, istri baik, istri penyayang, taruh pisaunya ya cantik, aduhhh ..., aku serem lho lihatnya," suami Kimmy itu berjalan menghampiri dan merangkul bahu istrinya ke arah dapur. Molly merasa lega. Kakak iparnya itu selalu bisa menenangkan Kimmy jika sedang bertengkar.
"Awas ya Molly," omel Kimmy. Molly manggut-manggut.
Bahkan untuk jam malam pun, Kimmy sangat disiplin. Jam sembilan malam jika Molly belum pulang, Kimmy akan terus meneror dengan telfon bertubi-tubi. Namun Molly sadar, jika tak ada kakaknya. Ia tak akan bisa menjadi mandiri seperti sekarang dan Kimmy, selalu menjadi tameng untuknya.
***
"Mol," panggil kakak iparnya saat mereka sampai di Kampus. Ia menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribuan ketangan Molly.
"Buat pegangan, nanti bulanannya Kakak transfer ke rekening," ucap kakak iparnya itu sambil kembali memasukan dompet ke saku celananya.
"Kebanyakan Kak, gue bisa-bisa jadi juragan kantin kampus." Molly mengembalikan beberapa lembar dan hanya mengambil tiga lembar uang berwarna merah itu.
"Pegang aja. Takut lo mau sedekahin," sambung Banyu yang berhasil membuat Molly terkekeh.
"Kalo itu, sih, gampang. Gue bikin pakai proposal lengkap ke elo, udah ah, gue turun. Nanti gue dibilang pagi-pagi pulang ngelonte langsung ngampus sama orang-orang di sini, bye Kak/" Molly mencium tangan kakak iparnya itu dan turun dari mobil. Kakak iparnya hanya geleng-geleng kepala lalu mengarahkan mobil ke kantor. Kakak iparnya sangat baik. Bahkan keluarga besarnya menerima Kimmy dan dirinya dengan tangan terbuka. Tak melihat kekurangan keluarga mereka yang tak harmonis dengan kedua orang tuanya.
Molly berjalan menuju ke dalam kampus,ia sebenarnya tak se-terkenal mahasiswi yang memang super fantastis jika di kampus,tapi sekarang itu menjadi tujuannya sebelum lulus kuliah. Sambil berjalan santai, ia tersenyum ke beberapa orang yang ia kenal. Menyapanya dengan aura berbeda. Kelakuannya itu membuat Anin, teman sejawatnya bingung. Ia menghampiri.
"Kenapa lo?" celetuk Anin sambil memegang kening Molly.
"Nanti gue ceritain. Udah cantik belum gue hari ini?" tanya Molly sambil berdiri di hadapan Anin. Anin mengangguk.
"Skin carenya ngefek di elo, tapi di gue enggak, nih." Anin menepuk-nepuk wajahnya.
"Tapi lo udah hak milik most wanted kampus, nah gue?" ucap Molly sambil melirik sebal.
Anin terbahak-bahak. "Makanya kalo gue comblangin mau Mol, sok jual mahal sih."
Molly duduk di kursi sebelah Anin di kelas mereka. "Gue bisa cari sendiri. Santai ..., nanti juga dateng tuh cowok," ucap Molly sambil menguncir rambut panjangnya yang ia warnai coklat mocca.
Anin terkekeh. Ia menoleh ke Molly. "Mol, tetangga gue ada yang butuh bantuan lo nih, bisa nggak," ucap Anin.
"Yang mana?"
"Yang kemarin gue ceritain. Suaminya baru meninggal, anaknya dua masih kecil-kecil, istrinya bingung mau kerja apa, nggak bisa ninggalin anaknya," lanjut Anin.
"Oke. Balik kuliah kita ke sana. Mumpung big boss lagi isi ATM gue." Molly tersenyum lebar.
"Sip. Makasih Mol, emang robinhood sejati." Anin menepuk-nepuk bahu Molly.
"Memanusiakan manusia, Nin, nanti kita cari jalan keluar buat mereka juga. Tetap, jadi rahasia kita berdua ajah," bisik Molly.
"Tentu Mol," jawab Anin sambil berbisik.
Pintu kelas terbuka. Seseorang dengan pakaian rapi juga tampak tercetak jelas otot-otot tubuhnya, terlihat berdiri di hadapan para mahasiswa mahasiswi dengan tatapan dingin yang justru membuat Molly menatapnya lekat.
'Target ditemukan. Kunci.' ucap Molly dalam hati.
Ia tersenyum menatap pria di hadapannya itu. Namun, pria tersebut tak membalas senyuman walau sedikit. Sedangkan Molly, terus menatapnya tanpa beralih. Ia ingin tahu siapa yang akan kalah dipermainan tatapan ini. Dan, Molly yang menang, ia memasang wajah angkuh, kemudian, membuat pria tersebut kembali menatap lekat dan begitu, mematikan.
Warning! Akan ada beberapa adegan kekerasan dan adult content. ________ Dia dijuluki The Black Wings, seseorang yang tak segan membunuh bahkan menyiksa korbannya. Dastan, seorang keturunan Mafia yang juga mata-mata, harus bertemu dengan gadis cantik bernama Dara yang merupakan jaminan orang tuanya kepada ayah Dastan dan terpaksa tinggal di rumahnya. Dastan benci dengan keberadaan Dara karena dianggap sebagai simpanan ayahnya. Nyatanya tidak. Setelah Dastan mengetahui fakta yang perlahan terkuak, ia mulai bisa menerima keberasaan Dara yang ternyata, sudah menyimpan perasaan sejak bertemu dengan Dastan walau perbuatan lelaki itu kasar kepadanya. Kisah mereka tak mudah, halang rintang bahkan kematian menjadi ancamannya. Bisakah mereka bersama, mampukah Dara menarik tangan Dastan keluar dari duia kegelapan dan mencari cahaya terang dengannya atau mereka rela melepaskan tangan masing-masing tentunya menjalani takdir yang tak dianggap tidak akan pernah menyatu?
Perasaan cinta luar biasa diwaktu yang salah, juga perburuan akan hausnya tantangan dalam suatu hubungan semakin mengikat erat. Kepura-puraan perasaan semakin giat untuk saling menutupi rasa yang sebenarnya tampak begitu besar hingga tak mampu terbendung. Ini bukan perkara Drama Rumah Tangga biasa, ini tentang dia yang terus masuk ke dalam rumah tanggaku saat diterpa prahara besar. Dia yang berjiwa muda, menggebu menembus raga dan hatiku yang kalut. "Jangan mendekat, atau aku akan teriak!" Tatapan mata sayu itu begitu memikat. Ia semakin mendekat lalu terkekeh sinis. Aku menatap ke netra mata coklat itu tanpa ragu. "Kamu, butuh aku, kan? Di sini?" tunjuknya ke arah dadaku. "Seorang istri kesepian yang dikhianati suami? Cih! berhenti berbuat bodoh. Kita juga bisa melakukan hal yang sama!” ujarnya. "Pergi Kelan. Aku bisa merebut suami ku lagi dari dia!" bentakku. Namun, tatapan itu berubah menjadi sesuatu yang penuh rasa cinta. Ia berlutut, memeluk erat pinggangku. "Aku mau kamu, Via. Kamu—" lirihnya. Perlahan aku terbuai dan hanyut dengan kata-katanya, ia pria muda namun bersikap begitu dewasa. Menemani hari-hari di saat kemelut rumah tangga sedang dihadapi karena suamiku berselingkuh. Apa aku sanggup menjalani ini, saat ia terang-terangan ingin merebutku?
#Ini kisah awal mula judul : Pras and his destiny, Duda kesayangan Gladis, dan Senandung Rasa (on going).# __________ Mendapati jika suami berselingkuh dengan cinta pertamanya yang ternyata, sudah berlangsung lama, membuat Aira merasa bodoh dan tertipu. Hidup dan hatinya hancur, bahkan ia menyalahkan dirinya sendiri atas kelakuan suaminya itu. Tapi, sosok lain datang dan mengatakan jika ia tidak salah. Maka, rencana balas dendam dengan cara yang elegan, Aira jalankan dengan bantuan banyak orang yang mendukung. Termasuk satu pria yang muak melihat permainan Awan dan Amanda sang pelaku perselingkuhan. Apakah Aira bisa menjalankan rencananya dengan lancar? Lalu, apakah Galang, sosok pria yang menaruh kagum kepada Aira mampu membuktikan jika ia bisa menggantikan Awan yang bejat?
"Seumur hidup aku akan membencimu Sarah!" Itulah kalimat yang meluncur dari mulut tajam Diko, seorang CEO dengan sikap arogan, angkuh dan tidak pernah bersikap ramah kepada wanita lain kecuali tunangannya bernama Abel. Sangat di sayangkan karena pertunangan mereka harus batal karena tuntutan Ayah Diko yang memaksa pria itu menikahi anak musuh bebuyutannya yang sudah meninggal, Sarah, yang dijadikan jaminan. Sarah marah, kecewa dengan mendiang Ayahnya. Nasi sudah menjadi bubur, wanita yang baru lulus kuliah jurusan ekonomi itu, terpaksa menjadi tahanan di istana suaminya. Dipermalukan, direndahkan, dipaksa, juga di jadikan bahan bulan-bulanan teman Diko. Perlahan, sikap Diko berubah, saat ia mulai menyadari banyak lelaki yang mengejar Sarah walau berstatus istrinya dan menimbulkan sikap protektif berlebihan dari pria tersebut, tetapi, Diko tak sadar jika sudah mematahkan apa yang ada di dalam diri Sarah. Mampukah Diko menyatukan apa yang sudah ia patahkan pada Sarah, juga menyembuhkan hati yang terkoyak, bukan karena perselingkuhan, namun karena HARGA DIRI yang TERINJAK?
Setelah dilamar dan menikah dalam kurun waktu 4 jam, kini Pandu dan Zita memulai hidup baru di kota tempat Pandu bekerja di perusahaan minyak negara. Zita selalu dibuat kesal oleh suaminya sendiri, sampai ia bersumpah tidak akan mudah luluh dengan godaan suaminya yang masih belum bisa mendapatkan malam pertama mereka? Tapi apa bisa? Disaat Zita gerah karena Pandu yang tak enakan dengan orang lain, mendadak membuatnya cemburu? *Bisa membaca judul Silent lebih dulu untuk tahu siapa Pandu & Zita, ya, supaya nggak bingung, sebenarnya tanpa baca Silent juga nggak apa-apa, karena Buthor akan kasih beberapa clue, juga jadi judul tersebut, kok, Terima kasih.*
"KAKAK SEBEL SAMA BUNDA! BUNDA KUNO! DASTERAN TERUS!" Maki Sakura, anak pertama Dona yang jengah melihat bundanya selalu berdaster, kuno, ketinggalan jaman, dan banyak keluhan dari anak pertamanya itu. Namun, mari kita mencari tau apa aja yang terjadi di kehidupan seorang ibu rumah tangga sebenarnya, yang kadang suka disepelekan banyak orang. Kenalkan, namanya Dona. Ibu rumah tangga dengan tiga anak yang selama 17 tahun menikah dengan Pria yang ia cintai sejak pertemuan pertama mereka di salah satu festival musik pada masa itu yang begitu bergantung kepadanya, mulai merasa galau. Permasalahan mulai muncul saat sang anak pertama mulai kesal, jenuh, dan bosan melihat penampilan ibunya yang NORAK, KAMPUNGAN dan cenderung Sederhana. Ditambah kondisi tempat kerja suaminya sedang mengalami pengepresan karyawan dan gaji pun tak naik yang biasanya setiap setahun sekali pasti ada. Memikirkan hari-hari dengan uang belanja pas-pasan, biaya hidup melonjak tinggi, tuntutan suami dan anak-anak, Dona hadapi dengan sabar. Namun suatu hari ia bertekad akan merubah hal BIASA pada dirinya menjadi LUAR BIASA. Demi membuat anak dan suaminya bangga dengan rahasia diri yang pada akhirnya ia buka kembali demi keluarganya. Bisakah Dona membuktikannya?
“Usir wanita ini keluar!” "Lempar wanita ini ke laut!” Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan“Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, “Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?” Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...