masih berada di parkiran motor kampus. Kama sudah memakai helm
memiliki seseorang. Ia fokus sekolah teknik mesin dan sekarang sudah maga
mau, Kam!"
l, dia nggak ada tunangan siapapun."
i juga!" ucap Molly tak mau kalah. Kama terkekeh. Ia menatap Molly lekat. M
a kat
mengan
lly menggeleng. "Gue balik. Pulang kuliah
ju ya, Kam!" Molly mencak-mencak
ada lo sama Melki, manusi
.. " rengek Molly sambil menunduk. Kama diam
?" suara Kama menunjukan ketenangannya, begi
ksa sepihak gini, gue nggak mau akan berakhir nggak baik,
itolak buat jadi pacar lo lagi, tapi kalau temenan ras
erasaan orang jangan dibuat main
bisa selesai kapan aja 'kan? Belajar sana, nanti jam dua gue udah di sini lagi." Kama menyalakan mesi
a gue cari tahu ya.' Molly lalu m
*
masih sepi, karena kelas sedang berlangsung. Mereka berdua tidak ada jam kuliah, sang d
ih, Mol, kalau salah satu dari kalian nggak ada y
rangnya, Nin, suka seenaknya." Molly membuka webside kampus untuk melakukan pembatalan b
isa, Mol." Anin melirik
tahu jawabannya. Pokoknya gu
lulusan teknik juga?" tanya Anin.
k mau tahu." jaw
ata Anin mengarah ke satu titik. Wajah itu tam
arena ia melihat sosok yang
engetik sesuatu di ponselnya ta
ofesional. Bilang sama pacar kamu itu!" ucap Melki galak yang sudah berdiri di sampi
elotot Molly tak mau kala
Melki berjalan menuju ke
y terkejut. Berani sekali Molly berteriak ke Melki yang ketenarannya sudah di at
ekarang. Nggak ada yang berjalan lacar 'kan?" Anin terkekeh gel
lah, tau, tapi jangan gini Mol," lalu Anin tertawa terbahak-b
*
buku sebagai bahan tugas mereka dan skripsi Molly. Benar kata Anin,
aan, deh, Nin," ucap Molly s
uh orang, jadinya dibagi-bagi kuotanya, lah, nasib lo aja dapetnya Pak Melki, niat lo mau gebet dia malah buyar jadi ker
hidupkan bunyinya karena berisik. Nomor Ki
, K
jam b
r lagi,
mau gue kenalin ke elo buat design
dah selesai, hab
si, ya, b
ng Kak
mah yang di sebelah rumah Kak Kimmy, 'kan, Nin?" Molly melirik Anin yang mang
e itu, eh tapi, yang di sebelah, kan ngga
ua kamar mandi, tingkat bangunannya. Gu
mput Kama nggak?" Molly diam. Ia mengambil ponselnya d
e udah di
. Anin terkekeh saat Molly memp
*
dekat motor Kama. Pria itu terkekeh. La
pir dulu?" tanya Kama sa
y udah nungguin g
e atas motor. "Sesuai aplikasi 'kan?" ucap Kama l
udah masuk jam pulang kantor. Akan macet di mana-mana. Kama dan
, elo, sih." Akhirnya Mo
ya ngobrol aja, Mol
diem aja?"
ue, terlalu mendadak ada dikondisi ini," jaw
h. "Kan, elo yang mula
, gue nggak peduli. Nggak profesional seorang dosen sampe tanya-tanya masalah prib
an?" tanya M
a suka sama
ang membuat Kama terkejut hingga
a balikan." Kama berkata jujur, saat ia akhirnya tanpa sengaja bertemu Molly, memang ia m
arus kayak gi
gue, taruhan itu bikin gue bodoh lepasin elo. Gue nggak gombal ya, Mol, ini bener-be
" liri
acar. Iya, 'kan?" lalu Kama melajukan motornya sedik
ebut, bukan modus biar lo peluk gue. Gue tahu Kak Kimmy pasti khawatir banget sama lo."
helm dari atas kepalanya. Mobil sedan merah itu sudah terparkir di halaman rumah Mol
gue, tapi pulang sendiri, ya, gue kerja siang. Besok jam ena
kepala bisa kan, Kam?" prot
tan yang membekas di hati gue, bye.
ang sudah terbuka, lalu kedua bola matanya m
mau copot dari kelopak matanya. Sosok Melki sud
itain. Melki, ini Molly adek gue," ucap Kimmy seraya berdiri
"Ganti arsitek. Gue nggak mau dia!" Molly berjalan k
tidak dengan Melki. M
h saling kenal
skripsi adek lo, Kim
pekik