otan di dalam rumah. Suara keras akibat kerusakan itu terasa memekakk
auhi jendela." Juan memberi perintah seraya memapah
tikan. Tapi kemudian, suara keras yang kembali terdengar akibat kaca pecah membuat Risma sadar dan langsung berpikir dirinya haru
ya, Juan bukanlah lelaki berhati batu yang bisa diam saja melihat seseorang menghantarkan nyawa seperti y
nyingkir dari jendela," maki Ju
atku," Risma berkata pelan masih de
ahkan serangan batu sudah berhenti. "Kuharap kau mengenali pelakunya."
ya," ujar Risma seraya berbal
ali memegang erat leng
a punya kesempatan membuat alibi. Kalau
tidak lihat apa yan
yang sudah bajingan itu lakukan. Dia menghancurkan rumah orang tuaku dan nyaris melukai mereka. Dan ini semua k
engan nada dingin. Mendadak Juan melepas lengan Risma yang semula masih
on tanpa mengatakan apapun. Langkahnya cepat ketika menuju ka
alah. Bahkan dia malu membalas tatapan kedua orang tua dan adiknya. Jemarinya
amnya. Bibir Risma terbuka, hendak mengatakan sesuatu, namun urung saat melihat Jua
rja resort untuk datang dan memp
a pekerja sudah lelah sekar
upi jendela yang rusak agar kalian bisa tidur tenang mala
kau tidak perlu pergi dari sini. Apa y
gsung permisi saja dan terima kasih. Kalian
alam." Kali ini Bu Tetti yang
uti sikap dinginnya. Kemudian dia berbalik meninggalka
enyebut nama Juan. Buru-buru ia mengejar Juan namu
eperti Risma. Setelah berkali-kali merendahkan dirinya karena sesuatu yang tidak Juan lak
wanita itu menyedihkan. Dia menyalahkan Juan karena tidak bisa melampiaskan kekesalannya pada orang yang sebenarnya. Hal itu tampak jelas dari soro
Risma lelaki, Juan pasti dengan senang hati melayangkan tinju ke wajahn
, Juan.
aya melemparkan tatapan tajam ke arah Risma. "Kau mau aku pergi, kan? Maka aku akan pergi. Jadi tidak
Aku tidak berma
." Juan menyentak lengannya hingga lepas dari cekalan Risma. Tapi bar
saan malu merambati hatinya menyadari para tetangga tengah berkumpul di sekitar ruma
i halaman rumah keluarga Risma. Jalan tak beraspal yang harus ia lewati u
pada Delon agar menjemputnya. Juan hanya berharap telep
benar-benar
h
epala. Dia masih terus me
pada para penduduk di sini dan tidak pernah bisa mendapat maaf mereka, pikir Risma. Dia terus m
aafkanmu. Seka
sama sekali tidak tulus memberinya maaf. Terdengar jelas
olah siap membunuh Risma. "Berhenti menggangguku dan bersikap plinplan. Dari awal kau tidak
aa
ng kesabaran lalu memuk
Bapak pas
n uru
ak mau k
k butuh b
aa
lalu melingkarkan jemari panjangnya di leher Ri
-main hendak mematahkan lehernya. Tempat mereka berada sekarang sudah jauh dari perumahan dan
mpatan untuk meminta maaf dan terus-menerus menghinanya. Tapi ketika kau sendiri yang berbuat salah, kau tidak berhenti mem
rubah sejak Keshawn mengkhianatinya. Ditambah lagi para penduduk yang seolah menyalahkan dirinya membuat Ris
sma kembal
tul
terus mint
an bibir lelaki itu. Jemari di leher Risma semakin menguat, n
akan maaf. Dia tidak bercanda bahwa dirinya muak mendengar kata maaf yang terus-menerus Ri
. Tapi ternyata dia tidak melakukan itu. Dia malah menggigit gemas bibir Risma
keduanya hanya terus saling menatap di bawah cahaya bulan. Risma dengan ma
ngkeram leher Risma lalu berbalik. Ternyata Delon sudah ada di sana, beberapa meter darinya. Lelaki itu tam
ghampiri mobil yang dibawa Delon lalu masuk melalui pintu belakang. Mening
*
kasar. Pagi ini otaknya sedang tidak bisa diajak ke
h
h dan ingin agar wanita itu berhenti minta maaf. Ciuman yang pertama masih bisa dimaklumi karena
an dengan wanita lain. Dia sering melakukannya, apalagi ketika sedang bertengkar dengan Kirana. Dan sampai sekarang Kira
teman kencan satu malam Juan. Baginya sang kekasih hanya Kirana seorang. Bahkan sampai detik inipun, Juan belum pernah bercinta denga
a sekedar sayang pada Kirana. Bukan cinta antara pria dan wanita. Melainkan cinta seorang kakak
wanita lain, sama sekali tidak ada rasa bersalah di hati Jua
Padahal dirinya tida berniat mencium. Hanya untuk menghentikan ocehan wanita itu. Apa
ff
jadi. Bahkan luka di keningnya belum kering tapi timbul masalah lain. Kali ini malah menyerang perasaannya. Ah, dan jangan
tok
dokumen di mejanya. Tidak peduli masalah yang teng
g ingin bertemu Anda." Delon b
rtegun.
dak minta maaf? Awas saja kalau
pertinya saya pernah melihatn
ap Delon. "Oh, Rezka. Dia adi
k, P
uan dengan mengenakan seragam sekolahnya. "
a maaf?" tanya Juan kesal, lag
zka tampa
cara sambil berdiri. Ayo duduk." Juan menunj
ah Kakak masih bersedia memberiku pekerjaan?" Rezka mengangkat bahu, tampak tidak yakin. "
bagian besar penduduk pulau ini, bahkan kakakmu juga. M
inar. "Jadi aku masih boleh
tu s
embunyikan senyumnya.
kau tanyakan, sebaiknya segera pergi
iap pamit tapi kemudian terngiang kejadia
akan melemparmu dengan sepatu
E
sekolah. Aku masih
ru Rezka meningga
ngabsen para penghuni kebun binatang. Sialan Risma dan
--------
ya Emi