R
AN
...
pat Risma dikurung seraya memijat keningnya. "Percuma kau mencak-menc
R
a menghantamkan telapak kakinya yang
t ini agar mendapat keringanan hukuman. Kau masih memili
nggang, dia menatap tajam petugas polisi bernama Jaxon itu. Yah, di Pulau kecil i
memasukkan Juan Keegan ke penjara dan bukannya saudar
as menjadi polisi yang seharusnya menegakkan keadilan. Dalam kasus ini memang kau yang salah. Kau meluk
R
endung lagi. "Kau bilang itu adil? Lalu apakah juga termasuk adil jika Juan Keegan mengusir pen
ma,
suda
an Jaxon dan Risma. Keduanya langsung menoleh ke arah p
sigap Jaxon
benarkan perbuatannya untuk menutupi kenyataan bahwa
et. "Apa maksudmu?
Jaxon. "Jax, ambil berkas di mejaku dan teliti kembali. Sepert
k, P
apa tanya padaku? Tanya saja pada dirimu sendiri. Bukankah itu sebabnya kau turut berdiri di barisan terdepan
ada seorang pun yang pernah terang-terangan menyalahkan dirin
hkan dengan menyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahanmu. Meski ada banyak orang yang me
balik hendak keluar namun langkahn
lain." Risma berusaha menahan air matanya. "Baiklah, anggap aku memang bersala
a kau tidak memilihnya. Maka semua ini tidak akan terjadi." Lalu dia berkata dengan lebih tegas. "Sudahlah, lupakan yang tad
uar dari ruang tahanan dan me
an kedua kaki ditekuk. Tenggorokannya terasa sangat sakit dan matanya terasa panas. Namun lagi-lagi
*
membuntuti di belakang. Padahal Juan berniat langsung tidur di ranjang yang empuk sampai besok
ang mobil hitam yang sedang menunggunya sementara Delon ma
uduk bersandar dengan mata terpejam. Dia tahu betul suasana hati bosnya sedang tidak baik. Dan it
ain berhenti di sebuah lahan luas, hanya tampak bahan-bahan bangunan di beberapa tempat.
anya Juan dengan nada heran. "Buk
jadi membangun rumah sederhana untuk Anda di sini." Sebelum
luar, dan perasaan bingung kian melanda hatinya melihat
perhatian kembali pada Delon yang mena
ng tadi ditunjuknya. Dia menelan ludah dan tidak berani menoleh saat
i di depan rumah berdinding anyaman bambu dan atap daun kelapa.
alakan lampu yang menerangi beranda dan bagian dalam rumah yang hanya terdiri dari s
lebih pantas disebut kamar. Pandangannya mengarah ke sekeliling
embuat bulu kuduk Delon berdiri. Lalu-glek. Delon menelan ludan
nda." Juan tersenyum, sen
ma sekal
. Jemari Juan yang masih berada di bahu Delon perlahan bergerak me
tempat seperti ini?!" n
ng penting ada atap untuk Anda bernaung. Nah, itu atap." Delon menunjuk langit-la
leher Delon, bersiap untuk menghabisi nyawa asistenn
?" buru-buru Delon memberi saran sebelum nyawanya melayang. Itu ada
kedua tangannya masih meling
sudah berusaha menemui warga sekitar untuk menumpang tempat. Namun tidak ada yang mau memberi tumpangan meski saya sudah menjanjikan uang banyak. Karena itu-" Suara Delon meninggi saat cekikan Ju
Delon. Lalu perlahan ia menjauhkan tangan
enggorokannya yang semula tersumbat lalu berta
kan tatapan mematikan ke arah Delon. "Awas lain kal
*
is
-buru dia berdiri lalu berbalik, menatap wanita dengan tubu
untuk tetap di rumah. Bahkan kamu pergi tanpa izin." Bu Tetti t
merasa, Risma tidak bisa d
Risma. "Sudah berapa kali Bapak b
pai tangan sang Bapak yang mengepal di samping tubuh. Beruntung Pak Almo ber
agi Risma menyusahkan Bapak
esi lalu membelai pipi putrinya dengan pungg
h juga. Dia memegang erat tangan kedua or
a kamu bisa bebas kalau Mr. Keegan mencabut tuntuta
seraya menghapus air matanya dengan punggung tan
g berbicara. "Saat ini memang kamu yang salah. Ja
eegan Corp. memang tidak sehar
h
kedua orang tuanya. Hampir bersamaan mereka menoleh ke arah pintu.
jalan masuk. Kedua tangan tenggelam di saku cela
yang sekali Anda harus menelan kecewa, Nona Dahlia Risma Duma Nainggolan. Tapi orang-orang Keegan Cor
Pak Almo menyela. "Sebenar
s memohon maaf pada Juan Keegan. Dia masih beranggapan bahwa orang
lu kasar, Nona
Namaku
alu kasar, Nona. Padahal saya ke sini
duli apa yang akan kau la
asil membuat saya mendapat dua jahitan. Kalau saya tidak segera menarik tuntutan, Anda
ri. Tidak semua yang kau i
a menegur sekaligus membu
ng. Minta maaf saja, Ri
an bantuan secara cuma-cuma. Dia pasti
r juga. Ya, bantua
t lalu keduanya menatap Juan dengan khawatir sement
an? Sayang sekali, aku tidak tertarik untuk m
nya, Non
IS
anya ingin menumpang tempat tinggal
idak menyangka Juan akan me
canda?" Risma berta
i sini menolakku dan warga sekitar t
-buru Bu Tetti berkata. "Rumah
nerima orang itu di rumah kita. Bapak, j
tap putrinya penuh sayang. "Kadan
suara Risma se
isi untuk membicarakan hal ini." Juan menampilkan senyum mengejek unt
--------
ya Emi