rl
mah keluarga Pak Almo. Risma sebagai saksi mata melihat dengan jelas keberadaan Harland. Meski lelaki itu sempat berkelit de
aki itu berhasil melarikan diri keluar pulau hingga kepolisi
rena perhatian para penduduk teralihkan. Apalagi Harland termasuk salah satu provokator yang paling berambisi menyingkirkan orang-orang Keegan Co
asil. Tapi yang jadi masalah, otaknya malah terus memikirkan Risma. Bahkan tanpa bisa dicegah, kadang Juan mencari-
n berkerut. Dia penasaran namun menahan diri untuk ke
AK
an terbit tapi dia berusaha mempertahankan wajah dinginnya. Entah mengapa, melihat raut marah Risma yang seolah akan mema
gah Nona Risma tapi dia memaksa masuk." Delon
pintunya," perintah Juan tenang seraya men
di depan meja besar Juan. Rasanya dia ingin menghantam wajah
an yang tak terd
hardik Ri
wajah Risma yang memerah dengan mata melotot.
sini bukan untu
nghibur." Entah mengapa Juan ing
ia menghela napas sejenak, tidak ingin membuang waktu untuk membahas hal tidak
maja dan seharusnya fokus pada sekolah." Akhirnya
ng dulu pernah bekerja di tempat yang sama dengan Risma. Temannya itu berkata ti
marahan. Dia tidak terima, adiknya yang masih remaja dijadikan pekerja kasar oleh Juan. Apa ini hukum
asku? Jika kau memiliki masalah denganku, jangan lib
ik itu. Aku bukan kau yang melampiaskan kesalahan pada orang
a-kata Juan. Tapi dia berusaha mengenyahkan perasaan itu dan mem
Dia yang datang padaku meminta pekerjaan agar bisa membantu meringankan beban orang tuanya. Dia berha
ezka terdampar di sini. Apa dirinya terlalu berpikiran negatif t
ainnya demi bisa terus bersekolah karena tahu betul gaji bapaknya tidak cukup untuk membiayai sekolahnya sementara san
E
hatinya. Matanya berkaca-kaca menyadari kebenaran dala
adi membuat air mata menggenang di pelupuk ma
rgetar namun dia menahan agar air matanya tidak tumpah. "Maaf sudah m
a yang biasanya selalu tampak berapi-api dan penuh energ
an sama sekali tidak salah. Jangan bilang dirinya jadi lembe
i
*
itu dia duduk di tepi sungai kecil tempat
betul bahwa dirinya terlalu larut dalam rasa bersalah atas sesuatu yang tidak ia lakukan, hingga dia berusaha keras mencari kambing hitam
nyatanya dia malah harus bekerja keras yang harusnya menjadi tanggung jawab ora
bibir Risma. Tubuhnya sampai berguncang
pulau masih mengucilkan dirinya dan menolak memberi pekerjaan dengan berbagai alasan? At
asa berdenyut me
Apa cukup untuk membayar uang sekolahnya? Kalau iya, apakah J
ika melakukan hal itu. Belum lagi bagaimana dirinya harus menghadapi c
paling benci melihatmu
tiga meter di belakangnya. Segera dia menghapus mata lalu
mendekati Risma lalu duduk di bebatuan sungai
napa kau
angnya hanya kau yang
e arah sungai yang mengalir deras. Sepertinya leb
dengar pendapat orang lain." Trey tiba-tiba berkata. "Samp
untuk mengolok-olokku,
Aku hanya berusaha mena
ma tidak pernah melupakan kenyataan Trey se
ernah menyatakan cinta padamu namun kau tolak mentah
kau dengar ini!" Risma menarik napas panjang sejenak. "Kalaupun tidak pernah ada bajingan penipu itu dalam hidupku, aku tetap akan menolakmu, Trey. Tahu kenapa? Kare
cil seperti yang kau katakan. Karena itu aku suka mengganggumu untuk menarik perhatianmu. Lagipula kau jadi sangat menggemaskan ketika sedang marah." Trey nyengir saat Risma melotot. "A
bih tua darinya dan dulu dikenal sebagai berandal. Ditambah hobinya yang senang mem
anya untuk melegakan hatiku saja. Toh aku sudah memiliki calon i
erti itu, Trey. Kas
ng waktu lebih lama untuk menyukai wanita yang tidak bisa kura
wn muncul, Risma bisa tersenyum tulus. "Senang m
rey berkata den
duanya
menurutmu kalau aku bekerja pada Juan Keegan? Aku tahu dia musuh tapi aku
terangkat. "Siapa y
aja Juan
yang sudah dia
rinya menganggap lelaki itu musuh? "Yah, dia sudah membeli sebagian besar ta
atan. Berarti aku juga sudah menjadi musuh karena tahun la
gan kata-kata. Melihat
kau terus-menerus memaksa Juan untuk menanggung kesalahan bajingan itu? Jangan sampai
engar itu. "Itu ti
mu. Jadi siapa sebenarnya musuhmu sekarang? Juan Keegan yang datang ke sini dengan cara baik-baik dan sama se
pergi seraya melambaikan tangan, Risma masih t
-------
ya Emi