isi ranjang, sementara wajahnya ia benamkan di antara lengannya yang terlipat. Badannya tampak b
g lelaki yang suka bermain perempuan. Rasanya Carissa ingin bunuh diri saja. Tapi dia terlalu m
ereka khawatir. Dia hanya melakukan apa yang dia sukai. Namun beginilah akhirnya.
i
njang. Dia mengangkat kepala menatap ponselnya yang menyala, sedikit merasa l
. Datang kapanpun kau
ch
Sekarang dia mengerti mengapa sikap Fachmi mendadak an
ssa tersenyum miris saat dia memb
r Carissa tebak, secara tidak langsung Fachmi meminta dirinya datang ke apartemen lelaki itu saat ini. Mungkin dia ak
hmi. Apalagi mengingat betapa buruknya reputasi Fachmi selama ini. Sungguh m
. Kemudian dia meraih jaket lalu bergegas keluar kamar. Sama sek
sang Mama. Sepertinya sang Mama sudah cukup lama b
ang putri yang sangat mirip dengannya. Bahkan Carissa mewarisi wajah kekanakan Destia, nam
suatu tempat," j
Mama
umah. Hanya ingin ke apartemen Fach
ghembuskan napas leg
isakah saat ini Carissa mendapat kebebasan
na dulu dirinya kabur dari rumah saat Papanya berusaha menjodohkannya. "
g Mama namun tidak sanggup melakukan itu. Meski berusaha menerima pilihan
pa-apa.
ah mereka. Tidak ingin terjebak lebih lama lagi dalam situa
di pagi. Motor yang itu masih berada di kantor gara-gara si tua mesum Fachmi. Di saat seperti ini, terbersit dalam benak Carissa harapa
ung apartemen Fachmi. Dia langsung menuju bagian penerima tamu la
adis itu melangkah cepat, tanpa membuang waktu menikmati kemewahan interior hunian kalangan atas itu. D
dirinya memutuskan hendak menendang pintu itu hingga jebol, mendadak pintu terbuka da
arena pikiran negatif yang langsung menyerang otaknya. Mungkinkah Carissa datang di saat yang tidak tepat? Apa Fachmi sedang ada
elakukan rencananya. Kalau orang tua Carissa memang menyayangi dirinya, pasti mereka bersedia membatalkan pernikahan
ak terduga. Aku tidak menya
uk. Dengan langkah tergesa, dia menyusuri tiap ruang di apartemen asi
nya Fachmi saat Carissa sedang mem
lalu berbalik menghadap Fachmi. "D
Fachmi terangk
nya tinggi Carissa hanya mencapai leher Fachmi. Bukannya mengintimidasi
ura. Aku tahu kau tadi
ang
ama seorang
terangkat membentuk senyum geli. "Kau
ekali tidak cemburu. Aku hanya berpikir untuk melaporkan hal ini pada
i kau su
idak malu hendak menikahi gadis yan
sekali
-benar lelaki tua mesum. Aku akan menemukan wan
enyum geli. Dia segera keluar kamar lalu memperhatikan sekitar, m
anpa menunggu lagi dia bergegas ke sana. Namun yang Carissa temukan bu
rissa, berkata seraya meraih handuk yang ia sampirkan di treadmill lalu menyeka ker
ia abaikan. Carissa akui, Fachmi memang memiliki tubuh yang bisa membuat gadis polos berubah jadi wanita liar. Dada
ludah sejenak seraya menguatkan diri lalu kembali menatap ke arah lelaki yang sepul
ti mengapa kau menda
ampirkan di sebelah handuk. "Apa ini masih tentang wanita yang t
an sedikit malu. "Ini tentang kau yan
emang baik? Kapan aku pern
kau cenderung
enggetarkan perasaan Carissa. "Jadi, kau ingin
u!" Carissa berse
raut kesal Carissa. Tapi dia menyembunyika
a aku tidak mau m
uang fitnes. Melihat itu Carissa terbelalak. Buru-buru d
kau di
enapa kau tidak mengatakan hal itu pada orang tuamu?" tanya Fachm
ah melak
tanggapa
menikah." Kali ini sua
Kedua tangannya dilipat di depan dada. "Kalau begitu turuti saja kemaua
anya bisa digerakkan ora
eka." Dengan sikap tak peduli, Fachmi berbalik kembali lalu mematikan kompor. Kemudia
mi. Rasanya dia ingin menuangkan susu ke kepala lelaki brengse
sebagai tamu. Toh setelah kita menikah, kau juga akan tinggal di sini," ujarnya seraya menambahkan sedikit gula
ngan raut kesal. Kemudian dengan gerakan kasar, Carissa menerima gelas hingga susu di
ya seraya membersihkan cipratan susu. Lalu dia berdiri tenang den
rsedak." Fachmi melontark
n gelas kosong ke meja. "Sebenarnya aku data
s Fachmi teran
kan masa depannya, tidak ada salahnya mencoba cara ini. "Aku menawarkan satu malam untukmu tap
" tanya Fach
a meng
l aku bisa menikmati tubuhmu kapa
Aku tahu kau menerima pernikahan ini hanya karena ingin-ingin..." Carissa tidak
achmi sama sekali
u bahwa aku adalah gadis pembuat masalah. Aku pasti akan membuat kau kesulitan kelak. Jadi-" Carissa kehilangan kata-kata karena Fachmi hanya menatapnya tajam. Men
rtinya cuk
sa bertanya dengan
emperhatikan gadis itu dari kepala hingga kaki. "Kalau kau hanya memberiku satu malam, aku ing
ksu
ah senyum yang terkesan jahat dan merendahkan.
E
Tapi karena sudah terlanjur dan Fachmi juga menyambut b
hmi yang kini berdiri san
rang?" nada su
tu s
ya menunduk. Tangannya bergetar saat
sisi meja. Kini kedua tangannya terlipat di depan dada. Raut wajahnya te
yang ia gunakan ke kantor sejak pagi tadi. Perlahan tapi pasti, satu per satu kancing mulai terbuka, menampakkan ta
epat lepaskan!" Fac
ai, jatuh di atas jaketnya. Wajah gadis itu semakin menunduk.
h sel
tidak
a lalu dengan gerakan tiba-tiba men
atau mencoba melepaskan diri dari Fachmi. Dia sudah pasrah dan hanya meyaki
a, barulah Fachmi berhenti lalu berdiri tenang di depan Carissa yang masih tertund
! Kau bau
achmi, Carissa mendon
a menunggu tanggapan lagi, Fachmi langsung berbalik meninggalkan Cariss
mengendus ketiaknya. Masih ada sedikit aroma de
rekah. Senyum lega bahwa malam i
-------
ya Emi