t pagi,
, Sayangku." Kemudian dia memejamkan mata
, dan pipi merona. Iris matanya yang berwarna coklat cerah sering membuat beberapa pria salah fokus. Namun, statusnya tak lagi sendiri. Dia s
edaan bidang dan kesamaan kedudukan seringkali memudahkan keduanya untuk bekerja sama setiap ada proyek baru. K
masuk. Meski mereka adalah pasangan, di dalam kantor mereka ingin terlihat sebagai par
memang selalu menghabiskan waktu bersama. Ada baiknya Raisa mengajak Arza
i
untuk melihat keadaan di dalam lift, tampak seorang perempuan yang tersen
...
ikir panjang, Raisa memeluk lengan Arzan dan menariknya masuk ke dalam. "Hai, Nja! Lama
Rasanya sedikit aneh kalau diucapkan oleh mantannya pacar. "Aku mau
pa ka
ryawan di sini. Mohon kerja samanya, y
gumam Arzan yan
ana?" tan
beban. Lagi-lagi Raisa terkejut
ang berjalan ke luar lift. Wanita itu membalas ucapan Raisa dengan senyuman, kemudian melirik Arzan ya
an, A
Sepanjang lift naik, pria itu tak lagi merespon ucapannya. Seperti sedang
ikan. Hingga akhirnya Raisa memutuskan
g menatap Raisa. "Eh, ya?
berbeda kalau diulang. Raisa pun menjawab dengan geleng
kamu
an ucapan Raisa. Padahal selama ini, dia akan selalu menjadi pendengar pertama. Apa Arzan sedang tidak enak badan, ya? Setelah in
da datang dan meletakkan sebua
kas
sa. Dia memang bagian dari divisi perencanaan, sekaligus tema
mengucapkannya karena ken
atangan Anjani, perasaan Linda sudah tidak enak. Cara berpakaian dan ekspresi Anjani terlihat tidak tulu
dia manta
ng kagetnya, dia sampai berdiri dari tempatnya
guk dua kali.
n, Linda berani melakukan ini karena karyawan lain belum datang. "Kamu kan pernah bilang sama aku kalau man
Raisa masih belum menemukan m
ok itu selalu membekas di hati! Apalagi kalau ketemu lagi
mulai menyalakan laptopnya dan memakai ka
ak
percaya s
yang ingin R
*
h!
ani sudah berjongkok dengan kertas-kertas yang berserakan. Spontan pria itu ikut b
ke belakang telinga agar bisa melihat lebih jel
belum mengembalikan kertas itu, Arzan me
Anjani, dia menerima kertas yang diulurkan Arzan pa
kan sinyal yang dikirim Anjani
t kamu sama Caca
Dia tidak tau harus bicar
Anjani yang masih dalam posisi memegang kertas yang dipegan
uhkan tangannya. "
tapan kuat untuk memikat Arzan. "Memangnya aku bi
ulu, tapi sebelum itu dia sempat berbisik di samping Arz
it dia lupakan dari tubuh Anjani hampir membuat Arzan kehilang
senyuman. "Kalau mau dengar jawaban
... Ca
antar teman biasa?" ucap Anjan