masih fokus dengan pekerjaannya. Saking fokus
Hus! Ca
ibuk begini malah berisik. Saat tau kalau itu adalah
g terlihat berada di dekat ruang divisi perencanaan.
rz
amu? Coba samperin! Siapa
juga. Lantas Raisa beranjak dari
p Raisa ketika ber
ran sama proyek yang digarap divisi perencanaan. Sekali-kali
tukar kabar atau menghabiskan waktu berdua, tapi hal itu biasa terjadi karena kesibukan masing-masing setiap ada proyek b
erlihat seperti lelah karena lemb
ik-baik
an terkekeh. "Ja
eh-boleh aja, sih. Tapi anak-ana
tai
ya kapan saja, Arzan jadi sering terlihat di divisi perencanaan. Raisa
sejak kapan mereka terlihat lebih dekat daripada kali pertama
menunjuk layar laptop. Lantas Arzan menundukkan
enarik kursinya sampai di samping kursi Raisa. "Mau nutup mata dan telinga sampai kapan, sih? Jelas-
i Linda darinya. "Ak
a cowok? Percaya
rzan, tapi jelas dia mencemaskan sikap Anjani. Entah menga
sudah dua jam Raisa menunggu dan Arzan tak kunjung turun juga. Karena cemas, Raisa memutuskan
bunyi tawa dari seseorang yang sangat Raisa kenal. Saat mengintipnya kembali, Raisa melihat Anjani yang berdiri
eka ber
a-tiba. Arzan yang selalu dia percaya kini berkhianat. Apalagi hubungan mereka bukan hanya seta
sa mulai luruh. Dia susah pa
mengerti, tapi dia terima saja sapu tangan itu karena malu. Ra
k pantas
i kalau Raisa baru saja diselingkuhi. "Terima kasih,
ana. Dia tidak bisa berpikir jernih
ya terlalu tiba-tiba. Kalau sudah begini, bagaimana dengan orang tuanya? Bagaimana dengan rencana pernikahan mereka? Bagaimana dengan
muanya bisa jadi begini? Apa salah Raisa pada Arzan? A
ac
air mata itu lagi dan berbalik. Dia lihat A
tak terlihat merasa bersalah sama sekali. Saat Raisa menatap bibir Arzan, di ujungnya ada bercak lipstik yang Anjani kenakan
lalu mengulurkan tangannya. Dia usap bibir Arza
-Cac
napas dalam-dalam dan meminta Arz
*
kamu, Nak Arzan?"
ngan Raisa begitu eratnya. "Sangat bahagia,
sekali. Papa jadi ingin cepat-cep
at anak mirip Arzan sama Caca," k
, Ma. Arzan dan Caca sedang mengusahakan agar tahun ini naik
Keren-
saja. Ini rasanya aneh. Padahal biasanya Raisa akan mere
sesuai ekspektasi," ucap Raisa akhirnya, tapi bukannya membantu
C
Dia hanya tersenyum
ndukung kalian. Soalnya kami sudah merasa cocok sama
kata Arzan ya
tu akan tetap bersama Raisa walau sudah menemui peremp