: M
g aja, rumah ini jauh dari kota masih perkampungan jadi ngga
ng. "Kita tinggal t
acara terkenal, Mila. Keluargaku pasti marah besar tahu
Om aku bukan pelacur. Tadinya aku ingin mengajak Omku ziarah ke makam orang-tuaku.
t panjang dia pasti capek menyetir seharian. Aku mengelap kaki Omku. A
. Aku tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa
belum mandi." Kata Alister dengan ekpresi menje
i kamar belakang ya
untung aku kasih tempat tinggal yang layak, sekarang mau ngatur-ngatur!"
ua yang ada sama kamu," bentak Alister dengan mata tajam mengintimidasiku. Aku meremas uju
gu aku tidur sekamar. Buka
umah ini cuma aku yang bisa ngatur, kamu bukan siapa-siapa." Alister pun m
r kencang, kutekan dadaku. Semenjak tinggal di Club malam, aku terbiasa mendengar hal-hal
ah. Dulu, aku berharap nikah pada umur 27an dan dengan orang yang kucintai. Tapi,
k!
a aku masuk. Untungnya aku sudah mandi, tidak ada Omku di atas ranjang, suara de
udah pukul 10 malam, apa sih yang dia lakukan di kamar mandi? Apa sebaiknya aku tinggal tidur
ntu. Membuatku bangun, berkedip berulang kali. L
Ucapku di
at dia berjalan ke arah lemari dengan handuk di pinggang. Aku menarik nafas mengat
gak mau pakek bajunya? Nanti ma
k baju. Lagian ngapain juga pakek baju, nanti
itu y
s dulu. Jangan tegang gitu... nanti juga kamu akan suka. R
hku. Rasanya aku ingin berteriak keras-keras. Tapi pita suar
n kerutan di wajahnya. "Kamu sakit?" Aku menggeleng pelan, m
ni adalah tanggungjawabku. Omku
nyanya lagi. Aku tidak mengerti harus jawab apa, pemanasan maksud apa ya? Aku semakin gelisah di tempat
elakukan hubungan seks. Aku sempat bingung dengan rasanya apa aneh? Men
oh. Ketampanannya luar biasa, aku merasa wajahku memanas.
k. Percaya aja sama aku, kamu jangan berpikir banyak dulu. Belum a
aku ingin bergerak namun tubuhku serasa lumpuh tida
gan kulit meremang aku tersenyum lemah. Udara terasa lembab dan panas, yang k
h menarik pinggangku posesif. Aku melihat jakunnya naik turun, dia menelan ludah berkal
Jangan sekarang ya." Uc
mbuatku tidak bisa berkata-kata. Ingin menangis rasanya. "Aku ini nggak jahat Mila, tapi semua
ku lembut. Satu tangannya melepas ikat rambutku, membiarkannya tergerai. Dia seperti bisa m
nku, dan aku membiarkan dia menatap bagian dibawah le
lalu tangannya ke belakang ingin membuka
bali membuka pengaitnya. Dan membelainya lembut, tidak seperti tadi. "Aku suka bentuknya. Cant
k bisa menegakkan tubuhku. Tanpa aba-aba dia men
tersenyum menatapku, sedangkan aku terlonjak dengan mata melotot. Lalu mataku terpejam begitu