: M
tas kertas, di rumah kamu a
u. Ini semua seperti mimpi bagiku, aku tidak tahu harus bahagia atau sedih dengan pernikahanku. Tapi yang jelas untukku, bertemu
k menuruti perintahnya Meira akan dibunuh. Mereka tahu Meira teman yang paling dekat denganku, gadis itu banyak membantuku hingga aku tidak tega. Da
cewain Om," ucapku memecah keheningan. Sepanjang perjalana
r daddy kamu!" ucapnya dengan satu alisnya terangkat. Aku masih
u dengan tatapan tajam. Semakin tidak suka mungkin aku sebut Pak. Lantas ap
ngnya tegas menunjukkan dia berwibawa. Bibirnya merah pucat tidak seperti kebanyakan p
arah lagi," ucapku, dia tidak menjawab hanya menol
itu, kenapa kamu panggil aku Om?" katanya dengan satu alisnya n
Om ganteng sih, badan Om juga bagus... Masa iya udah paru
ku lalu menghitungnya. Dia melirikku sebentar, di matanya mungkin aku bo
ut, wooww... Muka Omku muda sekali. Ak
k jari tangan, bodoh banget. Tamat sekolah nggak sih? Emang kamu umu
elas. Saya masih 16 tahun Om," ucapku pelan. "Aku aja sampe ngapalin nama Om, Alister Bagaskara." Ya, itu adala
a, kulihat jakunnya naik turun. Dia tampan dengan bulu tipis menjadi berew
, Om." Kataku. Dia terdiam s
uka. Dan jangan coba-coba kabur..." ucap Alister penuh penekanan, aku mengangguk tanda patuh. Dudu
aku, dua pikiranku saat itu. Dia ingin meraba pahaku yang ber'rok selut
papa mahal." Katanya. Aku tertunduk malu untuk dua prasangkaku yang terpeleset. Baju yang aku kenakan milik Meira
nin saja. Aku terserah mau dibeliin kayak ma
ke depan. "Kamu udik banget ya! Buka hape aja nggak b
ggigil. Apa sampai di rumah dia langsung mengajakku berhubungan? Ah, sudahlah. Aku tidak mau mengece
au bicara apa. Satu tanganku menggaruk l
e toko sebentar. Pakek jaket
m di atas bangku. Aku menjulurkan tanganku meng
mpir ke tempat makan, hanya dia yang turun aku menunggunya di mobil. Padahal ak
a kucel, baju kaus dengan rok ditambah lagi sendal s
npa menoleh padaku. Aku membuka kotak itu,
t sekali kembali ke mobil. Ngomong-ngomong
ya, disuruh makan-maka
a melihat ke samping jendela, lalu fokus ke depan. Tidak lagi
dela, aku kaget merasakan ibu jarinya mengusap sudut bibirku. Pa
rempuan." Ucapnya. Aku mengangguk canggung. Entah bag
nya lebih enak nggak pakek kondom. Jadi tolong kamu jaga-jaga supaya nggak hamil."
ran
arusnya kamu cari tahu Mila, supaya aman. Aku nggak mau
ucap. Harusnya dia yang lebih pengalaman ngajarin aku. Sedi
🌷
Ali
saja aku masih harus berpikir panjang. Melihatnya dengan pakaian udik dan dandanan tanpa make-up itu.
lama tinggal di club malam itu. Astaga... kalau ingat aku mengeluarka
ap Mila dengan raut wajah sedih. Aku menatap tangannya yang menyda." Kataku dengan sinis. Aku ini bukan orang baik, banyak orang yang bilang aku menyebalkan. D
ir juga Om gak akan membutuhkan apa pun kecuali tubuh aku,
pikir akulah yang mendominasi dia. Nyatan
tirahatan saat liburan, dan sudah lama tidak digunakan. Jadi Mila sangat aman di simpan di si
ku menggila karena hasrat di sore hari seperti ini. Aku menaikan kaki ke at
ada warung kita lewatin." Aku mengambil dompet dari
berjalan ke arahku mengambil uang.
pi di sini susah dapetinnya. Apa
ita lihat saja apa dia bisa masak atau tidak. Sambil menunggu a
hat Mila berjalan dengan terseok-seok. Melihat roknya yang kusut
anja apa
gejar layangan yang putus. Terus gak sengaja aku ditabrak samau?" Aku mendekat, mengulurkan tangan mengambil daun di rambutnya yang berantakan. "Berapa lama waktu