: M
ah pulang dari tempat saudara. Mengingat wajah Om Danu yang buas malam itu membuatku takut untuk bertemu d
n basah kuyup. Kepalaku terasa sakit dan lemas, ini karena aku tidur di luar pasti
a masih tertutup. Takutnya laki-laki brengsek itu masih di dalam rumah. Pintu tiba-tiba terbuka.
ku dengan benda-benda yang ada di dekatnya. Sendal, sisir, lalu sapu melayan
A OM KAMU PULANG!" ucapan itu menusuk jantungku. Bedebah itu memf
bi. Amukannya seperti orang yang kesurupan. Tidak perduli orang-orang yang lewat meli
lututnya. Tangan Tante Gina menarik kuat rambutku, serasa akan terke
? Biar kamu saya nikahkan saja da
in kuat, lututku bergesek dengan l
ngin mereka belum sempat melakukan apa-a
rulangkali mencoba memperkosaku, tapi mulutku tak bisa berucap. Kasihan Tanteku
ng kamu! Kasih makan mulut kamu! Ternyata kelakua
saudara laki-lakinya. Aku yakin orang tuaku saling mencintai, jadi aku tidak akan menangisi mereka. Hanya saja
apa naasnya diriku. Aku menutup mataku pasrah, Tan
ani. Bikin malu. Buat mesum di rumah oran
ara seperti itu. Bukankah aku sama saja dengan anaknya, ap
orang. Kepo aja!" teriakan Om Danu membuatku sedi
ti itu. Tanteku duduk di kursi di depanku. Keningnya mengkerut seperti
empermalukan keluarga," ucap Tante Gina, saat aku ingin me
Ingat Bu cuma dia satu-satunya darah daging kamu," ucap Om D
ng lebih baik dari sini. Mungkin tidak ada lagi kesempatan aku lar
teku dengan kesal. Aku sedikit meringis mendengar itu. Yang menghabiskan sebenarnya Om Danu yang suka berjudi dan Tante Gina suka
aku tidak tahu apa yang pria itu katakan. Tapi Tanteku mul
Saat aku putus sekolah banyak yang berniat melamarku, tapi Om dan Tante m
aan lembut. Makan makanan sisa dari mereka. Tapi aku tetap be
🥀
tidak merugikan mereka. Tiba-tiba saja Tante dan Om memanggilku da
idak pernah memasak ayam goreng hanya saja tidak ada jatahku. Saat aku memasak ayam goreng, yang tersisa hanya tulang-tulangny
a. Mungkin mereka kasihan. Terkadang malah ada yang memberikan aku kue sembunyi-sembunyi. Aku punya teman, dia tetangga kam
husus buat kamu. Maaf ya Tante mukulin kamu." Tante Gina
te." Kulirik Om Danu yang menatapku sam
g buat bantu-bantu. Kamu mau kan kerja ke sana?"
aripada di sini di mangsa pria bedebah
mati kelakuan mereka. Apa yang mereka ren
menghentikan makannya dan terfokus pada wajahku. "Di Club malam kamu ma
erja jadi pembantu rumah tangga saja. Atau jadi TKW, kalau itu aku mau." Tolakku dengan tegas. Membayangkan dikelilingi laki-laki saja bulu kudukku
b malam itu negatif. Otak kamu aja yang negatif!" ucap Om Danu
rti ini. Aku tidak mau kerja di tempat seperti itu. Tapi tidak tahu
i sama kami, Mila." Tante Gin
aku ikut nyangkul di sawah. Semua harta orangtua aku kalian yang ambil alih," ucapk
tang sama rentenir. Semua harta kalian sudah habis terjual untuk bayarin itu!" bentak Om Danu, dia berdiri