: M
atanya lentik, bibirnya merah pucat tidak seperti kebanyakan laki-laki yang merokok. Walaupun dia dingin dan ketus, tapi aku senang sek
Om yang berhasil kupelajari. Kocok telur, bumbui dengan bawang putih, garam, dan merica. Lalu kurebus bayam sampai layu, kemudian peras airnya d
enyumku mengembang melihat omelet hasil karyaku. Mantab pok
cap Om Alister baru keluar dari kamar, pakaian
Kubawa hasil karyaku dengan
rik bangku dan duduk di hadapannya. Mataku
a." Ucapku tersenyum lebar. Aku pastikan Om t
narik piring itu dari depannya. "Kalau nggak dikasih racun, kenapa buatnya cuma
ikan asin, tempe, sayur asem sama sambel terasi..." jawa
ang. Sepertinya sesuai selera lidahnya. Lagi makan saja wajahnya begitu tampan, jadi pe
Om?" t
a itu yang
m kamu ngintip aku kan di ruang tamu?" Kat
ya," sambungku melihat Om belum merespon ucapanku. Siapa coba yang mau ketawa lih
nak-anak." Ucapnya dengan ketus, kali ini aku yakin dia benar-benar marah. La
padaku. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Tatapannya
ku tersenyum. Apa ini berarti hubungan kami semakin dekat.
a ini mata aku saja yang rabunan. Aku menggeleng. "Aku belum laper Mas, liatin makan kamu aja ak
er mendorong piringnya ke depanku, lalu mengalihkan
angsung menyendoki omelet ke mulutku. Ini toh Omelet? Rasa telur juga kok campur sayura
?" tanyaku memberanikan diri. Se
ngkut privasi aku. Aku nggak jamin bisa
Mas, sampe mau lamar-lamar gitu." Okeh, aku sudah pasrah kalau dia mau marah karena pertanyaanku. Aku tahu posisiku t
h tahu sakit tapi masih ingin tahu. "Tapi dia bukan pacar aku, buka
u jadi semakin penasaran dengan wanita itu. Wanita yang mampu membuat Alister sep
sekali lagi aku tidak sadar diri dengan posisiku. Aku p
u tidak karuan begini. "Kamu tetap sama aku, sampe aku bosen dan lepasin kamu." Aku te
empuannya terima lamarannya ya Mas," ucapku
ampuri orang." Ucap Alister penuh penekanan. Aku tertunduk, mengerti dengan ucapannya. Aku hanyalah rempahan rempeyek yang tidak berart
aku ikuti. Satu peraturan yang membuatku senang, dia tidak akan men
ngan seksual saat umur Mila 17 t
ya Mila, bukan berarti kit
hku tapi tidak sampai melakukan hubungan intim itu? Aku jadi ter
buka baju kamu semua dan----" Dia terdiam. "Kamu ngerti kan? Ak
u nggak perlu melayani Ma
gi. Abis itu nggak ada lagi alasan dan bantahan," ujarnya. Sepertiny
a nggak sama perempuan yang Mas mau lam
ra. Menurut kamu pria-pria yang booking perempuan malam nggak punya pasangan? Laki-laki bisa mel
ng kita sayangi, dan menjadikannya objek kemesuman mereka. Tapi kenapa aku merasa tidak rela jika
kerja pergi aja," dengan kurang ajarnya aku mengusir
selesai b
nggak usah diulang-u
Aku menoleh saat mendengar gesekan kursi. Aku memanda
ang harusnya sudah kubuang jauh-jauh setelah menikah dengannya. Aku menutup ma
🌹
kmati rutinita
i datang ke sini tapi nyatanya dia selalu pulang ke sini. Lihat saja pakaianny
cara. Apa dia sengaja mau ngetes apakah aku pencuri atau bukan. T
rumah ini ada warung. Daripada harus ke pasar yang aku
la ya s
Nggak balik modal kalau
ggannya. Aku memilah-milah sayur yang masih segar, di kampung aku sudah terbiasa dengan sayuran segar. Nam
aya ada yang kumpul kebo, baru t
.. Yang mana
nya masih muda, masih bau kencur. Lakinya udah tuir
angan kuat-kuat nanti ada
laki tah, atau mau morotin uangnya doang." Aku meli
digrepek-grepek. Entar kalau sudah hamil palingan gugurin, udah kayak p
bu itu. Tanganku terhenti di sayur kangkung yang sudah lay
nya wanita di depanku, pemilik warung itu. Wanita yang d
urnya berapa harganya?" ucapku
uk dan memberikan uangku, kakiku melangkah
embalia
kan kami tidak salah. Kenapa aku jadi sensitif begini sih! Seluruh tubuhku semakin bergetar, rasanya tidak kuat berdi
diposisi seperti ini. Harusnya aku masih menikmati hari-hariku di sekolah. Mengejar cita-citaku, bukan menikah dengan Mas Alister
, bagaimana kalau wanita itu menerima lamara
kenapa
i di depanku. Pak Udin, supir Mas Alister. Kenapa di
?" tanyaku, mataku melirik ke belaka
Siapa yang bi
asku berdusta. Pak Udin menautkan kedua alisnya, man
n mengerutkan keningku melihat barang-barang itu adalah kebutuhan dapur yang ingin ku
r, untuk stok katanya," ucap Pak Udin sebelum aku sempat bertanya. "Tadi pagi kata
g makasih. Uangnya sudah aku pakai
u, aku mengantarnya ke depan. Tapi langkahnya terhenti dan menatapku ser
diri. Nama saya Karmila Pak, panggila
tidak satu orangpun boleh tahu tentang pernikahan kami. "Gak papa kalau gak mau jawab... saya cuma pesan.