Ali
aka. Dia si pemilik Club itu, dia selalu memberiku service VVIP. Ya, karena ak
. Mana ada laki-laki yang menolak wanita masih virgi
alau ternyata barangnya nggak sebag
berkata. "Barangnya asli masih ori, banyak bonusnya lagi. Jamin deh ses
selera aku, apalagi daun muda. Aku hanya booking wanita yang masih virg
ia, tapi cuma aku kasih sama kamu." Kata perempuan bermake-up tebal ini
tawa sambil menaikan wine di tanganku lalu meneguknya. Wanita di depanku ter
numan bening di gelasku. Semakin
hotel yang kupesan. Walaupun dia seorang pekerja malam, aku akan menghargai dia sebagai
menyesal bertemu denganku sebagai yang pertama membelah durennya. Aku mempercepat
🌹
rsatu yang ada pada dirinya. Alisnya natural tanpa pensil alis, rambut panjangnya bergelombang dibawah dibiarkan teruraiepi ranjang, menumpukkan kaki kanan ke atas kaki kiri. Masih setia menatapnya yang berdiri di d
mu, aku mau liat
terlihat masih terlalu muda untuk pekerjaan ini. Aku berjalan ke arahnya, menyentuh lengannya. Tubuh gadis ini bergidik
?" Tunggu aku bernada tinggi dia
iya
hku keluar dari celana denimku, sengaja dua kancing kemejaku dari atas terbuka. Terdengar dari suar
eluruhan fisik, well... ideal aku juga." Sengaja kusentuh talu satu dressnya hingga mengendur d
gian dada. Padahal mataku sudah i
mengernyit mendengarnya memohon.
erjongkok di depanku, satu tangannya memegang lenga
Saya nggak bisa ngelakuin ini Om, saya
kamu datang ke hotel ini?!"
k punya pilihan." Gadis itu menangis deng
u bayar kembali uang yang sudah saya keluarkan," ucapku menghempaskan tangannya kuat, lalu kembal
elepaskannya, seketika itu dia menjerit dengan menutup mata. Membuat satu alis mataku naik, biasanya para hawa akan menje
ku dengan Om. "Saya nggak bisa bayar uang Om, saya nggak punya uang. Saya la
gar tangisannya, begitu meremas jantungku. Tidak mungkin aku termakan air mata buaya itu? Aku menarik tubuh kurusnya dan memeluknya
n Om. Lepas
takku penuh nada perintah. Aku merasakan kukuny
iap jengkal tubuhnya, aku ingin melihat di balik baju y
tahan lagi dengan suhu yang mencekam dalam tubuhku. Kudorong tubuhnya ke atas ranj
.." suaranya gemetar, tubuhnya dingin seperti es saat
rko
memandang wajahnya. Tidak ada di kamus Alister Bagaskara untu
akiku, salahkan dia membuatku sudah turn on. Jika moodku rusak susah untuk membuatnya bangu
kalau kamu masih berpakaian!" kataku. Tapi tanganku sudah tidak sabaran l
menunjukkan itu. "Kalau Om memang ingin melakukan hubungan layaknya suami istri sama sa
alam seperti kamu jangan bermimpi untuk dinikahi." Kataku g
atau malu dengan keadaan tubuhnya yang tanpa pakaian. Kedua tanga
penting saya sah dan nggak berbuat zina. Orangtua
laupun aku cari istri yang jelas selevel dengan aku. Kasta kamu itu beda dengan a
man kalau dipelihara. Om bisakan keluarin saya dari club malam itu? saya bersumpah Om mas
t sempurna, polos dan matanya ada ketulusan. Harusnya dia
kit uangnya. Kamu kira kamu berharga samp
tempat tinggal saya suka dengan masakan saya. Saya bisa nyuci, masak
wancara asisten rumah tangga," gerutuku. "Kamu itu tinggal puasin aku... nanti aku kasih tip
Nanti setelah Om, saya yakin nasib saya akan sama seperti yan
an kamu!" Aku menghela nafas dalam-dalam.
alau mereka tahu, kemana aku sembunyikan wanita ini? Sebenarnya yang dia katakan ada benarnya. Memelihara lebih aman,
enikahimu, tanpa pesta dan layaknya pernikahan." Dia langsung mengangguk tanpa berfiki
. "Nama aku Karmila Om. Om bisa panggil aku Mila