engar pelan di area ruang cuci baju dan jemuran rumah mereka. Lagu Ardhito Pramon
gendus perlahan. Lalu kembali terdiam. Ia mengingat di mana wangi ini pernah ia endus juga. Wajahnya seket
un, dia 'kan sering ketemu banyak orang, parfume perempuan
ah dapur, melihat sarapan masih utuh. Awan belum bangun, wajar, hari sabtu. Ia hanya ingat siangnya ada acara perni
-dalam wajah tampan, mempesona sekaligus menggemaskan suaminya sambil tersenyum. Ia sesekali menunduk dan terkekeh p
ya, lalu satu tangannya membelai kepala Awan yang berambut cepak. Ia baru saja mencukurn
ah jam delapan,"
u. Lalu mengusap wajahnya. "Nanti jadi ke ni
tersenyum masih dengan wajah menempel
. Aira merinding sekaligus s
n gemas wajah suaminya itu. Awan terkekeh dan bangun perlah
*
itu kancingnya yang atas dipasang juga biar rapih," Aira menarik
ayal kecekik tau n
n juga tak menor. Justru terlampau biasa. Aira mengunci pintu rumah saat Awan sudah memarkirkan mobil di depan rumah. Ia sempat berbalik masuk ke dalam rumah untuk menga
ap cukup lama. Lalu berlari keluar rumah karena t
an asik tertawa dan bercengkrama bersama papi dan kakak-kakak Aira. Aira send
ren, Ra," bisik Zara, sepupu Air
goda-godain laki gue," Aira memi
langsung," Zara tertawa. Aira mencari sosok yang dimaksud
aminya penyanyi itu, siapa namanya, du
ra. Aira menganggukkan
irip, baik banget dia, Ra,
ama-lama pacarannya," Aira
an, Ra, keterima kerja di sana,
Kedua mata Aira me
njukan cincin tunangannya. Aira terkejut. Ia
Zara menangkup wajah Aira yang
an dulu ya," ujar Ai
aminya. Raut wajah Awan menu
rena Awan tak bergeming. "Mas Awan lihatin apaan si, kok mukanya bete
. Kamu dari mana?" Awan mengecup pipi Aira yang berakhir mendapat ledekan dari ma
atin Mas, aku ngobrol sa
ernyata menjadi tamu undangan diacara pernikahan itu. Kedua bola mata Manda juga menatap Awan. T
*
h. Ia terlihat kesal kemudian dengan cepat
ya Aira yang sedang mel
sin." Aira mengambil pakaiannya dan melirik ke Awan yang membuka laci kecil didalam lemarinya dan mengambil
gecup berkali-kali wajah Aira dan berakhir di bibirnya. Membuat Aira tersenyum dan
salip kanan, kiri, ia lakukan. Amarahnya tersulut, ia kesal mengingat raut wajah Manda
tau kamu akan tau akibatnya!" geram Awan lalu memutuskan sambungan telpon sepihak. Ia me