karena mengurus banyak laporan sebelum diserahkan ke kantor pusat. Namun ternyata, suaminya jemput. Awan turun dari mobilnya, menatap Aira sambil tersenyum dan membukakan pintu untuk istriny
ereka. Aira tersenyum saat sesekali Awan m
amu lembur?" Aira menata
au ajak kamu dulu ya,
p jemari Aira. Tak berselang lama, mereka tiba di toko perh
lebihan?" Aira mena
bonus, aku mau b
angnya?" Aira masih r
h?" Kedua mata Awan sendu. Aira luluh. Seperti bia
ih Aira simpan baik-baik. Bahkan Hadian kalung dan cincin lainnya juga ia tak pernah gunakan. Ia tak suka memakainya. Jadi ia menyimpannya di dalam kotak khusus di brangkas kec
*
Ia bahkan sampai risih karena ruang geraknya tak
alik badan menghadap suaminya sesaat setel
di kening istrinya itu. Membuat Aira melupakan kecurigaannya beberapa waktu belakang.
os, kamu mau di sini atau ke rumah Bunda?" Aira menatap lekat wajah suaminya dar
dagu istrinya itu hingga jarak mereka tersisa beberapa inci. Awan tak ragu untuk mengangkat tubuh istrinya itu yan
*
t ke Bandung, sebelumnya ia akan mampir ke rumah bosnya dahulu karena mereka akan berangkat bersama.
aku tinggal dinas dulu." Aira membelai kepala Awan. Menyingkirkan rambu
e?" Awan menggenggam jemari Ai
s Aira. Awan beranjak dan duduk di atas tempat tidur. Ia mengangguk lalu berjalan ke kamar mandi. Aira kembali menyiapkan kop
u dari belakang. Terus mengecup puncak kepala Aira dan pindah ke sudut lainnya. Membuat Aira bergeliat dan kesal. Kesal
embali Aira menuju ke ranjang. Dan begitulah Awan, Selalu membuat Aira tak bisa menolak dan justru kembali terbuai.
*
ira mengangguk malu. "Kalau suami saya boro-boro Ra, siang nanti dia nyusul ke Bandung. Anak-
a balas meledek. Bosnya t
arus hati-hati juga kita, takutnya ada sesuatu yang lagi di sembun
ja-manja. Namun sudah beberapa waktu ini sikapnya sedikit b
Bu?" Aira men
pikir laki-laki. Bisa juga karena suami saya psikiater handal kali ya Ra, jadi suka tuker pikiran sama saya, tapi jangan curiga juga. Kadang suami kan gitu, su
batagor, padahal masih sore nanti dia sampai Bandung. Udah titip makanan aj
g aja kita meeting jam setengah dua. Setel
ghubungi salah satu oran
*
am
an video call dengan A
ncul di layar
Awan sambil
ega karena suaminya sudah dirumah
bakar, kamu baru
akan malem ke tempat langganannya di sini,
" Bibir Awan mengerucu
in aku ke sini,
ggak bisa. Besok a
menga
..
g sudah sayu. Wajah tampan suaminya membu
merona dan mengangguk lalu m
agi aku telfon pagi-pagi s
rin aku te
ponsel di nakas dan bersiap tidur di kamar hotel mewa
mah A
suara bel di rumahnya berbunyi. Dengan semangat ia memb