aki. Awan, lelaki di dalam mobil itu bersama si wanita, Manda, yang sedang adu mulut. Ked
wan sambil mencengkram rahang Manda yang justru berekspresi sinis. Ia melepa
masing! Jangan nuntut aku untuk berbuat lebih ke kamu Awan!" bentak Manda masih tak mau kalah.
-mohon untuk kita lakuin ini! Kamu lupa kamu terpaksa nikah sama laki-laki itu disaat kita udah rencanain masa depan kita bersama, Manda! What the hell is wrong with you Manda! I'm crazy about you and you know it so well, dan sekarang kamu bilang kita pemain?" Awan benar-benar gila
ajahnya. "Bagaimana sama Aira? Kalau dia tau dia cuma jadi
ggak rela lihat kamu dekat dan nempel seperti itu sama suami kamu yang jelas-je
iantara keluarga Aira. Aku juga cemburu Awan, sangat." Raut waja
a melepaskan wanita itu lagi."Aku sayang kamu Manda, terlalu
a nikah." ucapan Awan membua
, Wan!" Manda men
nap
Kita berdua tergila-tergila satu sama lain! Bisa bikin pasangan kita curiga. Kamu tau suami ku-dia, terlalu si
Bajingan itu udah rebut k
hancur." Manda menolak. Ia terus menggelengkan kepala. "Di
u!" Awan kembali marah, kedua tangann" kini tatapan Awan sudah berubah. Sorot matanya gelap,
pengkhianatan tapi selalu di inginkan para pelaku hal tersebut. Parkiran roof top sebuah apart
*
belum pulang juga. Aira melirik ke meja makan yang sudah tertata makan malam untuk suaminya. Ia beranjak sambil menghapus air matanya karena cerita di drama itu.Dengan apik ia menata makana
pelan Kina
pa belum t
ur? Mas Awan lo tinggal n
pulang. Gue nu
E
inan suda
am segini b
sebelum senin nanti keburu kena o
? Kok gue nge
-enggak. Mas Awan udah sering gi
belom. Buat mastiin aja,
caya Mas Awan, ya. Nggak akan macem
gar. "Gue, mimpiin elo Ra. Mak
ak baca doa kali lo
ah. Itu, gue mim
edek Aira. Suara tangis terdengar di ponsel Aira. "Nan,
nggil lo nggak denger. Terus, lo teriak lihat ke suami lo yang
am. Ia juga ikut sedih. Tapi i
i mas Awan pulang kayaknya. Besok kita ket
o sampai kenapa-kenapa," Suar
Udah tidur lagi sana nan, sampa
Aira t
Nan." Aira
as Awan, kalau lo curiga sama
n. Pasti,
ntu yang ia kunci. Ia selalu tersenyum menyambut ke datangan suaminya di rumah. Wajah suaminya tampak lelah tapi c
dan menciumi pipi serta lekuk leher istri yang sangat mencintainya itu. Lain dengan Aira.
mkan kedua matanya. Jantungnya berdebar hebat