antar dagangan aneka gorengan ke warung Juwi. Mpo Leh
engan dengan jumlah masing-masingnya hanya dua puluh lima. Biasany
i Juwi libur," sahut Mpok Leha sambil duduk d
ya," sahut Juwi menepuk pantatnya sambil terkekeh. Tangannya asik memainkan sapu,
lagi ya?" Juwi kepo, tau-tau su
erumah tangga lagi? cuma Mpok
ebih baik, Mpok." Juwi menyem
pok yang
uwi jadi
pembicaraan mereka terpotong ka
tua cowoknya Mpok belum setuju ga papa Mpok, nanti juga setuju. Apalagi Mpok jago
elas tahun, bulan depan menjadi dua puluh tahun. Hubungan keduany
ikah lagi? Juwi kan masih m
sama si Yono kang ojek pangkalan," s
anya menoleh, tanpa mereka sadari Devit
Juwi merasa risih tiba-tiba De
," seru Mpok Leha
a Juwi seperti apa, kali ada ya
nya," sahut Juwi asal, bangkit dari duduknya,
tadi malam adalah calonnya Juwi? Kalau Aku bertanya malu ga ya?
aneh dengan tatapan kosong Devit. Mpok Leha beringsut pamit pada Juwi. Kini Devit dan
warung mau
am, teh sama
itu sekilas. Ya ampun manis sekali, Devit dengan cepat memutus pandangannya. Juwi memang sedikit be
karang udah beli lagi? garamnya di gadoin y
ya masih ada, gula juga masih ada, hanya sa
ya?" Devit akhirnya menanyakan kalima
p lagi dah past
aja saya lihat." Devit berkilah, malu dong ka
itu, iya de
pa, Wi?" tanyanya la
rhum ayahnya
Pamannya
menga
sir? Cakep lh
mau nikah, dua bulan la
ak Pak Devit, dikit la
onnya?" kini bergan
nunjukkan foto Sarah pad
eha lagi, cocok deh sama
a-tiba Juwi menj
wi ngeloyor jalan masuk ke dalam rumah
*
ggui. Salsa dan Juwi sudah rapi, dengan memesan ojek online keduanya pergi ke sebuah mall. Salsa sangat senang bermain di salah satu arena bermain
wi menjadi ibu sambung bagi Salsa saat Salsa berusia hampir dua tahun, dan Juwi delapan belas tah
Salsa untuk makan siang, makanan kes
g sangat dia kenal. Ya, ternyata Devit juga berada di sana bersama dengan Sarah dan juga Nur
Juwi sambil menyuapi Salsa makan. Sambil sesekali Juwi memperh
yang posisinya tepat di depan restoran makanan
egitupun juga Juwi. Mereka telah selesai
l suara yang cu
berlari ke arah Andre. Lel
enyejajarkan tubuhnya dengan
engan Andre, senyumnya terbit. Tatkala melihat Andre yang begitu mirip almarhum suaminya
engah menggendong Salsa, membawanya ke toko mainan. Juwi mengekori di belakang. Ta
rah mata Devit terus tertuju pada
da urusan sebentar. Kamu hati-hati pulangnya sama Nuri ya." De
t Juwi dan Salsa berada. Sengaja Devit bersembunyi di balik etalase toko. Tak lama berselang Juwi
itu minta turun dari gendongan Andre, lalu berlari ke arah Devit. Kini Devitlah menggendong Salsa.
line," ajak Devit sambil menatap mata Juwi dengan s
lagi-lagi langkah Juwi malah mengekori Devit dan meninggalkan Andre ditenga
an tangan sebelum benar-bena
sopir. Tiada pembicaraan apapun, Juwi se
ah Pak guru
ain, Pak?" tan
deh
Sekalian jalan-jalan juga menik
k Devit sama calo
ikamu tadi
persis di foto," jawab Juwi jujur.
ai satu belum selesai. Sedangkan di lantai dua sudah rapi, tetapi masih banyak berserakan barang-barang bangunan. R
anya Devit saat kini mereka be
ang jadi istri Bapak." Pandanga
Bapak, satu aja. Kenalkan pada saya,
terb
yang sepe
goda Devit sambil mena
." Juwi mencebikkan bibirnya, entah kenapa ucapan Devit berhasil membuat jantu
rena kelelahan. Devit menggendong Salsa turun dari mobil, bermaksud masuk ke da
g!" seru ibu melihat Juwi dan
unjuk seorang pria muda mungkin usianya sekitar dua p
ing pandang. Juwi bermaksud menerima ja
n, bukan mahrom!" ke