ewasa dengan menggendong ransel besarnya, berjalan menyusuri gang-gang kecil untuk mencari plang bertuliskan "ada kon
yang disusuri banyak kos-kosan mahasiswa, ada yang masih kosong, na
h kontrakan tiga petak, agar leb
kepada ibu yang sedang duduk
, Mas?" sah
akan tiga petakan sekitar sini ada gak ya,
nya juga kos-kosa
etemu pertigaan ambil kanan, lurus aja
h situ ada ya, Bu?"
tanya lagi bae," ucap si ibu
ggaruk rambutnya yang mulai terasa
lelaki itu pun berlalu, mencoba peruntun
gumamnya begitu sampai di tempa
put dan kebun cabe rawit. Entah siapa pemiliknya. D
ma musola ? apa disuruh tanya sama cabe
duduk sebentar di pelataran musholla. Lelaki yang bernama Devit tadi
riental, dengan tampang galaknya. Devit melongo, kaget dita
mudian menundukkan wajahnya, dem
ya?" tuduh si ABG den
a cuma numpang istira
... udah sana pergi! jaman sekarang pake baju salat dan jenggotan, tau-tau bawa bom," ucapnya lagi samb
a?" tanyanya polos dengan
da Dek, nih liat aja!" De
hatikan Devit dengan seksama. "Boleh juga nih ora
ah ditatap intens oleh
ok liatinnya git
" Wanita itu mengambil ponsel dari saku
ya, saya punya bukti," ucapnya sambil mem
ak. Masa iya tampang keren g
s itu terus saja berjalan tanp
kemudian segera berdiri da
, sebaiknya aku menumpang ngin
nya mulai terasa lapar, ia memutuskan sebaiknya mencari
..be
a, senyumnya terbit saat memb
ak, bagaimana, kont
belum nih De, masih
ga Allah mudah
mii
k. Kalau sudah ketemu,
riku." Ditambah
ah lebih ringan, menambah semangat saat mendapat pesan dari Sara
t menghampiri dan memesan lauk. Ikan goreng, tumis buncis d
evit memasuki gang yang tidak terlalu kecil, pas seukuran satu mobil sedan, lang
!" serunya dar
sedang dengan halaman cukup luas. Warung ini menyediakan aneka k
ya lagi dengan s
bokin," sahut suara wanita sambi
ekik gadis itu
ah ketemu?" ucap Dev
wabnya sambil pura-pura sibuk,
?" tanyanya datar,
ineral yang bot
eh maksudnya dingi
alu mengambilkan satu botol air mi
Dek?" t
at r
mpat ribu rupiah kepada penj
pang dudu
hhm
, bisa hilang tabung gas nanti," gumam gad
ahutnya ketus sambil melayani beberap
datangi warung kelontong Juwi. Sang wanita terlihat mem
ng Juwi, kasian tuh kepanasan!"
ibu menarik sudut matanya ke arah Devit yang sedang d
Juwi sambil melirik Devit yang kini
gerangan wahai pria tampan
?" tanya Dev
Ha ha ha ...." si Ibu terbahak, terlihat sisa kangkung ma
ak duduknya dari wanita paruh baya yang kini kian mendekatinya. Juwi mem
," ucapnya cepat agar si Ibu
t menimpali, bahkan ekor matanya menunju
ran,
itu di s
ujar Devit pu
knya? boleh s
a, Mas," Si Ib
ebetulan
mengantar Devit melihat-lihat kondisi kontrak
anya Devit heran sambil menatap kamar
ot,
pasang
pake kerai aja
m selesai Devit menyahut Juwi
bapak mandi sih emangnya?"
, bukan g
u Bapak bersedia, boleh
kan uang dari dalam dompetnya,
Juwi, Juwi'
ng dari Devit sa
siapa n
vit, panggil
. ini kuncinya." Juwi menyerahk
berhenti tepat di depan pintu, lalu dengan cepat berb
leh ngerakit
*