at. Siapa pun termasuk Abah dan Umi juga tak bisa mence
ena aku bukan lagi menantu dalam keluarga ini. Air mat
udah berulang kali menata hati untuk lapa
u. Tak perlu ditangisi, Mas percaya kamu akan jauh lebih bahagia
ah dewasa yang harusnya bisa mengambil keputusan terbaik, tidak grusa-
mun nyatanya sia-sia. Mas Gaza tak pernah mau menarik kembali apa yang sudah diucapkannya. Karena itu
memintaku untuk tinggal sementara di rumahnya, namun Mas Alif tak mengijinkan. Dia t
keluarganya, Za. Tapi juga menyakiti hati
a. Umi ingin memiliki menantu seperti Rania tapi apa nyatanya? Kamu justru melukai h
? Bagaimana jika video itu memang benar? Apa Umi masih tetap begitu ingin
ak
pi anak lelakinya, membu
tamu makin nggak jelas. Menyakitkan
ebahagiaan Umi, kan, Za? Bagaimana kalau Um
cepat lalu mengge
rena sampai kapan pun aku nggak bisa membuat Umi bahagia
pa kamu mengambil keputusan sepihak begini, tanpa mau cari tahu k
membawa koperku. Sementara ibu m
ah mati rasa. Nggak rela kamu memiliki suami seegois dia,"
alaminya. Apalagi saat ibu memeluk
ntumu, Ras. Tapi dia tetap menjadi
bagai anaknya juga. Anak angkatnya. Umi seringkali mengirimkan makanan atau pun pakaian untuk kami tanpa kami m
ni, Mas. Aku takut mendapat bullyan banyak orang." Kutu
ternyata, inilah awal dari kepedihan dalam hidupku. Pernikahan yang k
italak saat malam pertama itu benar-benar menyakitkan. Apalagi jika ditalak tanpa tahu apa kesalahannya. D
pa dia bertukar pesan, namun sejak tadi kulihat dia tak jua berhenti mengetik. Atau m
. Kamu nggak ikut, Za?" tanya Umi dengan
Apa nggak besok
r dia beradaptasi dengan status dan hidupnya yang ba
ok yang tegas. Dia nggak akan rela adiknya diren
menahan pintu yang akan kubuka. Seketika aku menoleh ke arah
arkan suaranya. Dia hanya diam, mendengarkan kekisruhan y
a. Ijinkan kali ini aku sedikit membuat Umi bahagia. Meski tetap saja itu tak seberapa diband
aku begitu sopan. Umi dan Abah membelalakkan mata seolah tak percaya jika anak lelakinya
pa kamu menc
uat dia bahagia dengan caraku, meski cukup sederhana. Karena mulai saat ini, kebahagiaan Rania
rgetar seketika. Laki-laki sederhana yang mau menerimaku apa adanya, tanpa perna
*