langkah santai. Usianya telah mencapai lebih tujuh puluh tahun, namun tubuhnya masih tega
langkahnya tetap ringan, seakan tena
ri di tengah sawah itu, tampak usang dikelilingi ilalang tinggi. Sawah itu sudah lama tak digarap
, pandangannya menangkap gerakan sam
gkrong di gubuk sore-
a kosong. Dengan langkah perlahan, Bah Akin mendekati gubuk. Suara angin yang
kan genit, diiringi tawa kecil seorang wanita. Suara itu tidak asing
ra siapa ini?" bisikn
, memastikan dirinya tidak terlihat dari dalam. Namun apa yang ia saksikan membuatny
ale-bale beralaskan tikar kusam, dalam keadaan telanjang bulat. Batang kejantanannya yang berukuran
nurunkan gamisnya dan merapikan kerudungnya yang tampak acak-acakan. Setelah itu ia kembali duduk di bale-bale samping lelaki yan
um akhirnya memutuskan untuk mundur perlahan. Kakinya terasa lemah. Ia tahu, ia tak boleh terlalu l
nya kacau. Bayangan wajah wanita itu ta
dan dihormati oleh banyak orang. Ia pun sering dipanggil Ustazah Mintarsih, karena serin
besan. Anak pasangan Ustad Basri-Ustadzah Mintarsih
elingkuhan seperti ini bisa terjadi di antara keluarga yang begitu deka
rahasia yang ia saksikan. Ini adalah beban besar yang harus
bicara pada
h baik ia
gkan akan menyaksikan hal seperti ini. Sebuah kenyataan pahit yang ia tahu akan membawa badai jika kebenarannya terbongkar
an segalanya," desis
*
*
sementara cahaya matahari mulai mengintip m
ngan tempe yang masih berdesis di penggorengan. Ratna, dengan rambut y
ul dengan nada genit, kebiasaan lamanya seba
unya lantang dari dapur, suaranya cukup keras untuk
g kekar sedikit membungkuk, rambutnya acak-acakan, dan kausnya lusuh penuh bercak oli. Dia
sahut Bang Romi sambil menyalakan rokoknya. Asapnya meng
rang nggak punya anak bini aja! Lagian, pulang-pulang nggak baw
ya yang beralas sepatu lus
gi solar mahal, uang parkir... mana ada sisa buat dibawa pulang! Kalau
annya menggenggam sp
itnya dipake buat mampir ke warung remang-remang lagi, hah?" Nada suaranya me
ang Romi mendekat, rokoknya
a itu faktanya! Kamu pikir aku senang kerja kay
s dengan suara yang lebih re
ak butuh biaya sekolah, aku butuh beli beras, bayar listr
atung, rahangnya mengeras. Ratna menatapnya dengan mata yang sedik
s Bang Romi yang berat. Dari dalam kamar, terdengar suara ranjang berder
akhirnya
Besok aku coba cari orderan lagi. Jangan bikin ribut pagi-p
punggung menghadap suaminya. Namun dalam hatinya, ia mera
anjang, menatap Ratna sebentar
tapi luka lama ma
*
kedua anak lelaki Ratna berangkat sek
ang Romi, yang baru pulang semalam dari perjalanan panjang, terl
n di halaman belakang, tepat di samping kebun kecilnya yang sudah lama tak terurus.
yang pada bagaimana rumah tangganya kini terasa bera
berhenti di depan rumah
blong putih, celana panjang hitam, dan iket kepala khas pencak silat. RT Juhari tampak santai tapi penuh
gan senyum lebar yang memperlihatkan
mampir ke sini?" jawab Ratna denga
rumah Ratna yang tampak dipenuhi rumput liar
di kebun ini masih dijual atau nggak?"
rutkan dahi
awah aja udah dijual Bang Romi sama Pak Darma, dulu buat beli
ra heran, meski sebenarnya
m, sambil menyandarkan tubuhnya k
sti menghasilkan banyak. Tapi, ya, saya paham. Nggak mu
merasa kalimat RT Juhari seperti sindiran, tapi nada
a doang, kok," lanjut RT Juhari, den
lihatan segar, ya. Kebayang kalau kebun ini punya p
ebih karena bingung dari
ombal. Istri di rumah nggak dimarahin?" tanyan
h, menunjukkan gi
k usah khawatir, kalau perlu bantuan buat kebun ini, tinggal bilang. Saya ini,
ir. Ia tak ingin memperpanjang obrolan, tapi RT Juhari tampaknya masih
aya mau masuk dulu, ya. Banyak kerjaan di dalam,"
ingat, ya, Bu, kalau ada apa-apa, jangan s
, Ratna merasa lega. Meski demikian, hatinya sedikit terganggu oleh kata-kata RT
panjang, mencoba menepis perasaan risih itu, lalu masuk ke
*
a, RT Juhari melamunkan Ratna, men
ki daya pikat yang seolah tak pernah luntur, bahkan setelah menjadi ibu dari tiga anak dan ne
a selalu tampil berkelas. Pilihannya dalam berpakaian, berhias, hin
a, seperti menggambarkan keanggunan alami yang sulit ditandingi. Tak heran, i
badian yang supel dan aktif. Ia terlibat dalam hampir setiap kegia
anya, tak jarang menawarkan hal-hal yang jauh lebih
inak merpati, menguasai seni menjaga jarak dengan anggun,
keindahan luar dan keteguhan hati dalam kesetiaan
na. Sekelasnya Ustadzah Mintarsih aja bisa ketagihan sa
*