img DIGILIR BESAN DAN MENANTU - Rahasia Birahi Kampung  /  Bab 1 Ratna Sang Primadona | 16.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
DIGILIR BESAN DAN MENANTU - Rahasia Birahi Kampung

DIGILIR BESAN DAN MENANTU - Rahasia Birahi Kampung

Penulis: Fajar Merona
img img img

Bab 1 Ratna Sang Primadona

Jumlah Kata:1903    |    Dirilis Pada: 28/01/2025

langkah santai. Usianya telah mencapai lebih tujuh puluh tahun, namun tubuhnya masih tega

langkahnya tetap ringan, seakan tena

ri di tengah sawah itu, tampak usang dikelilingi ilalang tinggi. Sawah itu sudah lama tak digarap

, pandangannya menangkap gerakan sam

gkrong di gubuk sore-

a kosong. Dengan langkah perlahan, Bah Akin mendekati gubuk. Suara angin yang

kan genit, diiringi tawa kecil seorang wanita. Suara itu tidak asing

ra siapa ini?" bisikn

, memastikan dirinya tidak terlihat dari dalam. Namun apa yang ia saksikan membuatny

ale-bale beralaskan tikar kusam, dalam keadaan telanjang bulat. Batang kejantanannya yang berukuran

nurunkan gamisnya dan merapikan kerudungnya yang tampak acak-acakan. Setelah itu ia kembali duduk di bale-bale samping lelaki yan

um akhirnya memutuskan untuk mundur perlahan. Kakinya terasa lemah. Ia tahu, ia tak boleh terlalu l

nya kacau. Bayangan wajah wanita itu ta

dan dihormati oleh banyak orang. Ia pun sering dipanggil Ustazah Mintarsih, karena serin

besan. Anak pasangan Ustad Basri-Ustadzah Mintarsih

elingkuhan seperti ini bisa terjadi di antara keluarga yang begitu deka

rahasia yang ia saksikan. Ini adalah beban besar yang harus

bicara pada

h baik ia

gkan akan menyaksikan hal seperti ini. Sebuah kenyataan pahit yang ia tahu akan membawa badai jika kebenarannya terbongkar

an segalanya," desis

*

*

sementara cahaya matahari mulai mengintip m

ngan tempe yang masih berdesis di penggorengan. Ratna, dengan rambut y

ul dengan nada genit, kebiasaan lamanya seba

unya lantang dari dapur, suaranya cukup keras untuk

g kekar sedikit membungkuk, rambutnya acak-acakan, dan kausnya lusuh penuh bercak oli. Dia

sahut Bang Romi sambil menyalakan rokoknya. Asapnya meng

rang nggak punya anak bini aja! Lagian, pulang-pulang nggak baw

ya yang beralas sepatu lus

gi solar mahal, uang parkir... mana ada sisa buat dibawa pulang! Kalau

annya menggenggam sp

itnya dipake buat mampir ke warung remang-remang lagi, hah?" Nada suaranya me

ang Romi mendekat, rokoknya

a itu faktanya! Kamu pikir aku senang kerja kay

s dengan suara yang lebih re

ak butuh biaya sekolah, aku butuh beli beras, bayar listr

atung, rahangnya mengeras. Ratna menatapnya dengan mata yang sedik

s Bang Romi yang berat. Dari dalam kamar, terdengar suara ranjang berder

akhirnya

Besok aku coba cari orderan lagi. Jangan bikin ribut pagi-p

punggung menghadap suaminya. Namun dalam hatinya, ia mera

anjang, menatap Ratna sebentar

tapi luka lama ma

*

kedua anak lelaki Ratna berangkat sek

ang Romi, yang baru pulang semalam dari perjalanan panjang, terl

n di halaman belakang, tepat di samping kebun kecilnya yang sudah lama tak terurus.

yang pada bagaimana rumah tangganya kini terasa bera

berhenti di depan rumah

blong putih, celana panjang hitam, dan iket kepala khas pencak silat. RT Juhari tampak santai tapi penuh

gan senyum lebar yang memperlihatkan

mampir ke sini?" jawab Ratna denga

rumah Ratna yang tampak dipenuhi rumput liar

di kebun ini masih dijual atau nggak?"

rutkan dahi

awah aja udah dijual Bang Romi sama Pak Darma, dulu buat beli

ra heran, meski sebenarnya

m, sambil menyandarkan tubuhnya k

sti menghasilkan banyak. Tapi, ya, saya paham. Nggak mu

merasa kalimat RT Juhari seperti sindiran, tapi nada

a doang, kok," lanjut RT Juhari, den

lihatan segar, ya. Kebayang kalau kebun ini punya p

ebih karena bingung dari

ombal. Istri di rumah nggak dimarahin?" tanyan

h, menunjukkan gi

k usah khawatir, kalau perlu bantuan buat kebun ini, tinggal bilang. Saya ini,

ir. Ia tak ingin memperpanjang obrolan, tapi RT Juhari tampaknya masih

aya mau masuk dulu, ya. Banyak kerjaan di dalam,"

ingat, ya, Bu, kalau ada apa-apa, jangan s

, Ratna merasa lega. Meski demikian, hatinya sedikit terganggu oleh kata-kata RT

panjang, mencoba menepis perasaan risih itu, lalu masuk ke

*

a, RT Juhari melamunkan Ratna, men

ki daya pikat yang seolah tak pernah luntur, bahkan setelah menjadi ibu dari tiga anak dan ne

a selalu tampil berkelas. Pilihannya dalam berpakaian, berhias, hin

a, seperti menggambarkan keanggunan alami yang sulit ditandingi. Tak heran, i

badian yang supel dan aktif. Ia terlibat dalam hampir setiap kegia

anya, tak jarang menawarkan hal-hal yang jauh lebih

inak merpati, menguasai seni menjaga jarak dengan anggun,

keindahan luar dan keteguhan hati dalam kesetiaan

na. Sekelasnya Ustadzah Mintarsih aja bisa ketagihan sa

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY