img DIGILIR BESAN DAN MENANTU - Rahasia Birahi Kampung  /  Bab 6 Tangisan Tengah Malam | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Tangisan Tengah Malam

Jumlah Kata:1683    |    Dirilis Pada: 28/01/2025

am. Bah Akin hampir terlelap, tubuhnya lelah setelah seharian di sawah dan begulat dengan berba

ngi

ah Akin mengernyit dalam tidurannya, telinganya menangkap suara itu semak

ang terlintas membuat bulu

tepat di bawah pohon rambutan. Tempat ia biasa dudu

k Siti tidur nyenyak, mendengkur pelan. Wanita itu su

lilitkan di pinggang. Tangannya gemetar saat ia melangkah ke luar kam

e

rsentak, kedua bola

ng bisa mengenalinya. Bahunya tampak terguncang karena isak tertahan. Cahaya remang-remang dari lampu depan rumah yang tak terlalu ter

antungnya lalu dengan langkah yang sa

uaranya serak, ha

hnya basah oleh air mata. Dan tanpa aba-aba, ia bangkit

ambil memeluk mertuanya, untung saja t

t. Penuh duka. P

nahan semua ini, saya mau minta pisah aja sa

masih m

saya hidup seperti nggak be

ggorokan. Tangannya terangkat, ingin menepiskan pe

r tengah malam, Neng?" suara Bah

aya nangis di kamar, na

tas terasa kabur. Ia tak tahu harus berbuat apa

a tahu

a kepastian untuk r

ulang ke rumah or

intonasi. Tapi justru itu yang m

at itu mengamb

h memeluk Bah Akin. "Tadi siang sudah cukup jawabannya,

akan napasnya

enatap hamparan sawah yang mengun

anak kalian,

bawa mereka,"

m berembus lembut, membawa suara geme

arkan itu terjadi,' gu

tak perlu merasa bertanggung jawab, karena memang ini semua

bertanggung jawab." Bah Aki

n sangat menderita. Mereka cucu-cucu abah. Abah wajib menyelamatkan merek

g teramat peduli sama masa depan cucu-cucunya, dia bahkan sudah membagi-bagikan lahan pertanian ba

aya tak bisa terus berharap pada seseorang yang b

in mengeras. "

auhkan wajahnya, menata

olong Rosid sesegera mungkin, minggu depan kalau dia k

al pada Rosid anaknya, yang membiarkan semuanya berlarut-larut,

n mau diobatin. Saya bahkan sudah bosan dibentak-bentak kalau lagi ngomongin masala

erbuai dengan desahan dan pelukan menantunya, padahal dengan jelas-jelas Widya bahkan sudah bisa mer

t lelah," lanjut Widya. "Saya butuh kepastian, bukan sesuatu

an sesuatu yang ta

kedua tang

ya menolong saya malam ini," desah Widya sambil mele

di sini bicaranya," Bah Akin akh

mah, gak enak bah ta

di Pend

asal abah benar-benar bisa memberikan so

." Bah Akin sedikit mendorong tubuh Widya agar melepaskan pelukan

ri masuk ke rumahnya, mengambil kunci p

ia merasakan ada yang hilang namun sangat membekas di sekitar perutnya. Tekanan itu benar-benar kera

suhu tubuhnya panas membara, membayangkan ses

ah dengan membawa beberapa barang di pelukannya, tangan kirinya meme

opo?" tanya Bah Akin

t kain sarung mertuanya menyembul besar di bagian selangkangannya sepert

dengan suara yang kembali bergetar, napas tuanya agak sedikit memburu, Widya

Rembulan di langit seperti malu-malu di balik awan, bintang gemintang tampak senang berkedap-kedip tiada lelah. Pera

ilik keluarga besar Sadikin. Dibangun oleh Rosani, anak Bah Akin yang paling tua dan palin

n tetap dirawat dengan baik. Pada saat anak atau cucu Bah

ngkong. Bangunannya dari kayu jati tua yang sudah mengilap oleh usia, ber

terasa lapang karena dindingnya sebagian terbuka, hanya berpagar kayu

gintip dari balik dahan randu. Airnya tenang, hanya sesekali beriak ketika ikan-ikan nila, ikan mas

roma tanah basah dan dedaunan yang sesekali bergesekan, sep

Di salah satu sudut, sebuah dipan kayu tanpa ranjang tertata dengan kasur tipis dan selimut

ang sengaja dibuat rendah, tempat sempurna untuk duduk menikm

hari setelah bekerja di kebun, sementara di malam hari, ia menjelma menjadi ruang kontemplasi yang damai, diiringi suara jang

berdiri dengan penerangan temaram di dalamnya. Atapnya dari daun rumbia ya

emuanya tampak sedikit samar. Tapi dari dalam gazebo, suasana justru semakin syahdu, s

agari tembol setinggi dua meter yang dilengkapi kawat berduri yang dialiri listrik di beberapa bagian yang

t tiba di samping pendopo, seolah mereka telah sele

," bisik Widya manja, sambil masuk

gak kuat baru dimasukin," canda sang mertua mulai nak

iar alam terbuka,' ba

*

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY