para saudara, tiba-tiba ada seseorang yang
anggil orang
buhku menegang. Sama sekali tak pernah terli
h menatapnya, kaget
i kaos putih dibalut dengan jaket kulit warna cokelat,
kan?" tanyanya dengan
osok yang dulu selalu bisa membuatku tertawa, tempat aku mencura
rga Ma
sebelah kananku. Aku kok jadi diapit dua cowok begini ya. Yang satu cowok batu yang super duper nyebelin p
kamu lagi apa di si
kepala yang tak gatal, bin
lurkan tangan kanannya, bermaksud untuk berjabat tangan de
ia emang udah jadi suamiku. Tapi bukan berarti dia harus bilang ke kak Arga dong. Duh, jadi ketah
u suaminya Rey, kenalkan saya Arga, dulu saya temennya Keyla
an tangan Rey, dan mer
angguk-panggilan kepalanya. Kini j
ngabarin, kamu gak pengen ngundan
, bakalan aku ngundang banyak, mulai dari semua temen kuliah, temen SMA sampai mantan-mantanku semua bakal kuundang, biar mereka tahu, kalau seoran
han yang aku impikan, Sebaliknya ini adalah m
saya kalau mau ngundang
ih! Pake fi
apa-apaan sih pake pegang-pegang tanganku dan pake
an deh, hehe." Bagus Key, bohong teruuus ngikutin laki yang kayak manusia batu. Lagaknya sekarang aku seperti
nggukkan kepala, meski kutahu sorot matanya masih
nelungkupkan kedua tangan, sebagai tanda permohonan m
gai gantinya kalian harus d
uat semua orang di lobi ini jadi menumpukan pandangannya ke arahku. Sontak aku kembali mene
ejutanku. "Iya, Key, tepatnya dua ming
n aku harus memulai hidup dengan penuh kengerian dengan manusia batu, sekara
bangunkan aku da
n ada waktu pasti kami datang kok. Maklum kami k
gak ada akhlak, bisa-bisanya ngomong kayak gitu. Kalau kak
elan. Duh, kalau liat dia begini jadi tambah
gak papa deh, kalau suaminya berhati batu seperti orang di samping kananku ini yang udah na
mana? Kok bawa koper segala?" Kak Ar
a hujan, jadinya ditunda dulu deh," j
ecek perkemb
a
, ini hotel mili
aku merendahkan apalagi meremehkan dia, bukan, tapi aku nggak nyang
jadi aku agak kaget kalau kak Arga memilih berbisnis perhotelan
amdulilla
sama orang tua. Tipe-tipe lelaki idaman banget kan? Beda sama si manusia batu itu. Ya, meskipun dia juga punya bisnis kafe sendiri
k, semoga sukses sel
i-pagi gini udah disenyumin dia berapa kali coba, mungk
reda, saya sama Key, ma
ganggu orang lagi as
apaan lagi ini, pake
kita sarapan bersama dulu di restoran h
an juga. Mungkin lain kali saja." Dih! ini orang kenapa nolak sih. Padahal kan aku
Sekalian nginep lagi di sini, nanti saya gratiskan kamar yang paling bagus dan ny
at dari apa sih, kok baik banget
ali lagi si manusia batu Rey ini kembali bersandiwara. Mau tidak mau, aku pun harus mengimbangi bakat sandiwara Rey in
aku dan Rey pun pamit. Dan di sinil
g?" tanya Rey ketus, ketika aku mau
ngapain lagi," jawa
k di belakang, kamu k
ik di mana, yang pent
i depan, saya bukan supir
a. Kepala pusing, mata masih ngantuk, belum lagi perut udah teriak-teriak keroncongan. Dari kemarin kan belum makan,
ng sabuk pengaman. Setelah di rasa siap, mo
ra. Sampai akhirnya Rey menanyakan s
pangg
em
tu siap
sam