nyapaku, semenjak aku sah jadi istrinya Rey. Mereka hanya memandang dan menilai penampilanku, terlihat dari raut wajah mereka. Mengucapkan selamat pun hanya bebe
mauanku, mungkin Rey juga terpaksa menerima aku sebagai pengantinnya menggantikan calon istrinya yang
uan muda dari pihak kerabatnya atau kerabat om Danu? Aku lihat sepupu-sepupu Rey banyak yang cantik dan tentu saja modis, berbanding
nyakan langsung pada tante Mariska mengenai hal itu, karena aku juga harus tah
yang akan kumasuki ini adalah kamar yang tadi digunakan untuk merias
ang tadi, aku langsung saja membuka p
et
a dua perias tadi dan dua orang wanita paruh baya lainnya yang bernama. Bu Asih dan Bu Ningrum, mereka adalah warga sini yang b
entah apa yang mereka bicarakan sebelumnya, aku tak peduli. Sepertinya mereka heran dengan kehad
ini?" tanya Bu Asih.
mar, lalu melanjutkan langkah menghampi
i, terus disuruh sama tante Mariska buat is
atu sama lain, mungkin masih
istirahatnya di sini?" Kini giliran Bu Ningrum yang berta
udah Key masuk ke sini aja," jawabku. Sebenarnya bukan hanya alasan itu saja yang membuatku masuk ke sini
h kembali bertanya, "kamu kok masih manggilnya tante Mariska sih, Key ... harusnya panggil bunda dong, biar
pot-repot dia katakan padaku. Tanpa diajari pun aku udah tahu, lagian kan tadi Tante Mariska j
nggaruk kepalaku yang tak gata
asa, ya kan, Key?," sahut Bu Nin
r saran Bu Ningrum, kemudian membaringkan tubuhku di ranjang ini. Ah, rasanya nikmat se
h tidur, mau seberisik apapun keadaan, kalau udah ngantuk, ya pasti tetap bisa tidur. Makanya, aku sama seka
osisi, tetap saja tak bisa terlelap. Rupanya kebaya yang kupakai, membuatku tak nyaman. Gerah da
g apakah memang harus ganti pakaian atau tidak. Setelah berpikir, akhirnya aku m
ganti nih, gerah," tanyaku pada salah sa
ulu, bingung mau taruh di mana, jadi saya taru
aku buat lepas atribut ini semua dong," pi
ang harus minta bantuan, karena aku nggak mungkin mela
**
di depan pintu. Aku yang sedang minum air putih, refleks m
jadi batuk gara-
nte Mariska berjalan menghampiriku
n." Aku meletakkan gelas berisi
tnya di sini sih? Kan Bunda bilang tadi supaya Key istirahatnya di kama
mana kamarnya Rey,
ante Mariska menyodorkan gaun yang menurutku bagus dan mewah. Karena tadi
?" tanyaku sambil
u harus benar-benar mencoba memanggilnya bunda. Meskipun lidah ini belum terbiasa, tap
r ap
Aku kembali bertanya, ya k
" Bunda tersenyum lebar ketika
lotot mendengar ucapan bu
ku. "Iya, resepsi kamu sama R
empat bilang 'sampai ketemu di gedung'. Jadi maksudnya gedun
ak ada acara rese
, sama kerabat yang jauh. Terus tadi bunda juga bilang sama mama kamu supaya menghubungi keluarga
Bunda mengucapkannya dengan menggebu-gebu, sedang kali ini aku melongo. Iya, tidak percaya aja kalau Rey ngundang temen sebanyak itu, bukannya dia orangnya kaku
lah bengong sih
Bun." Aku
u informasikan langsung di wa, di grup aja, biar kamu nggak japri-in satu-satu, nant
ey aja yang diundang, kalau temen Key kan banyak banget tuh, takutnya nggak mu
Bunda menat
ku mengangguk
ini, setelah itu kamu harus mau dirias lagi, sekarang periasnya l
ariska pun pergi keluar dari kamar ini, katanya mau per
keisi kue aja tadi. Bunda Mariska kok nggak nawarin aku buat makan dulu ya, malah langsung nyuruh supaya aku langsung pakai gaun ini. Yang lainnya
*
erias yang kelihatan seumuran den
n, pantas saja Bu Mariska milih Eneng jadi
ngling." Kini giliran Mbak Lela yang memuji. Kedua perias ini namp
t, nggak cuma yang ini, tapi juga yang tadi pagi wak
ja deh." Aku t
tu sehari. Tapi sayangnya, aku jadi pengantin karena paksaan dan sialnya lagi pengantin laki-lakiku
perlu minggu depan, aku bakalan ngajuin cerai ke Rey. Bilang aja sama keluarga, kalau kit
isah sama Rey. Big no itu mah. Tapi karena dulu aku pengennya menikah seumur hidup sekali,
anku kan? Dan tentu saja akan mengadakan pesta yang lebih mewah dari ini, setelah itu aku akan hidup bahagia.
ti lagi ngebayangin yang iya-iya sama suami ya
yang ada aku mikirin gimana caranya buat mutilasi Si Rey
yuk, keluar." Aku bangkit dari duduk, kemudian du
**
sendiri-sendiri. Tapi nggak papa, justru ini bagus buat diriku, karena nggak harus deket-deket sama manusia batu itu, bisa-bisa nanti a
rnya aku sampai di gedung tempat resepsi. Aku turun dari mobi
an memuji. Ada yang bilang cantik, ada yang bilang bahwa aku adalah bidadari yang baru turun dari ojek, eh apa hubungannya ya? Nggak kok, mereka bilang aku bidadar
t di mana aku bakal bersanding dengan Rey. Mama terus membisikkan kata-kata ajaibnya untukku, termasuk agar aku
terkesima. Bukan aku kepedean, tapi memang pandangan mata Rey ke arahku, s
ya terus mengikutiku, hingga aku berdiri tepat di sampingnya di atas panggung. Kesadarannya kembali setelah Tante
bunda, teman-teman Rey memang banyak yang datang. Tak jarang dari mereka meledek Rey, dan
y terus saja menggenggam erat tanganku. Heran deh, apa segitu takutnya kalau
arahku, lama. Entah apa yang dipi
ada akhi
u
Ah, rasanya pipiku jadi panas, jantung juga tiba-tiba main bedug nggak beraturan. Sa
ambet atau
k ya, pingsa
an aj
ey
sam