u
Ah, rasanya pipiku jadi panas, jantung juga tiba-tiba main bedug nggak beraturan. Sa
ambet atau
k ya, pingsa
an aj
ey
dan gak usah nampilin wajah khawatir gitu kali. Aku kan gak pingsan, tepatny
mi k*m*ret nyium pipi kananku. Tadi pagi nyium dahi, sekarang nyium pipi, menang. banyak dia, lah aku? Kapan bisa nyium
ang kududuki di atas pelaminan ini. Di sini Rey terlihat khawatir karena disangka aku mau pingsan, di sana para tamu u
keras banget di dadaku, tepatnya bagian jantung. Bukan karena habis disosor Rey, tapi karena saking keselnya udah
bikin muka jelek lo itu tambah jelek," ujarku sok
"Jangan ge-er ya, saya memang khawatir sama kamu, itu karena saya
ian ya, siapa juga yang kege-eran kar
api dia yang kepede-an. Iya, kepede
mencoba terus menampilkan senyum palsu,
*
gerutuku sambil melepas gaun yan
ang lima di kota ini. Keluarga Rey sengaja menyewak
adi malam ini dan tentu saja malam-malam selanjutnya. Mahkota yang selama ini kujaga, hanya
ng memikirkan pengganti suaminya nanti di malam pertama ini. A
n satin dan terbuka, atau biasa disebut lingerie. Tentu aku tak akan memakai pakaian yang sangat kekurangan bahan itu. Sebaliknya, aku
irias tadi. Tak ada acara mandi-mandian, karena aku tak terbiasa mandi malam-malam begi
kl
k yang sangat tak ingin aku lihat. Baru lihat bayangannya aja, uda
gkah masuk, kemudian menutup pintu. Rey berjalan menghampiriku dan berdiri tepat di b
nyanya, sambil terus m
jawabk
i." Waduh, kok tumben amat dia ngomong
k, belum kek, itu urus
belum mandi?
mp
bilang?
ketekku, tak lupa juga bagian tubuh lain yang masih bisa kujan
keras, melihatku yang be
awas kau
jadi jangan ngada-ngad
nggang. Sementara dia masih terus tertawa meskipun waj
Biar dia tahu, bahwa perempuan yang sudah dia nikahi secar
tapku, dengan tatapan ... lembut. Ke mana tatapan maut yang dari tadi siang in
badut?" tan
n berarti
alas, sambil menyilangk
awa juga, kirain nggak bisa." Aku masih berdiri, da
kaku?" Rey menaik
i meja rias, melanjutkan aktivitas menyisir rambu
enanggapi ucapanku. Ia berjalan ke arah sofa,
ku tahu dia menatapku, dan aku ber
ga pake bilang dulu padaku. Emangnya aku
ambil nafas sejenak kemudian menghembuskannya
the
ndi bersama? Yang benar saja, satu kamar seperti ini
kembali bertanya sembari menampilkan senyuman smirk-
bali mataku. "Biasa
u gitu mari kita
gila! Me
ak
tan Rey pun terperanjat. Haha ... kaget kan rasain!
g sok alim kayak lo, ternyata punya pikiran mesum. Ck, ck ... gak nyangka gue," cercaku, sambil melayangkan tatapa
ya cermin, kamu udah aku omelin, habisnya kamu pake
am
emang udah jadi suamiku. Tapi kan aku gak suka,
salahnya? Oh iya, jangan katain saya manusia batu ya, kualat kamu ngatain suami seperti itu, jadi perempuan kok bar-bar banget. Oh ya,
menuju kamar mandi, dan tak lama kemu
*
dapanku. Mau menaikinya tapi sayang sama bunga-bunga ma
ini, masih setia menguar. Tak ada lilin yang turut mengh
ngkin saja aku akan sangat bahagia berada di kamar hotel ini. Namun,
ndi, sambil mengeringkan rambutnya yang basah. Untung saja dia sudah berpakaian, kalau tid
duk di tepi ranjang sembari memainkan bunga-b
eh maksudku ke arah ranjang. Ja
ja membuang-buang bunga mawar yang bertaburan i
idur. Kamu bisa tidur di sofa ataupun di lantai, saya gak p
ki, bukan perempuan. Lo banci ya!" bentakku. Kini aku udah
adi sudah pasti tempat tidur ini menjadi hak sa
ur di ranjang. Lagian nih ya, kalau tante Mariska tau, pasti dia bakal mar
kir saya
ang bernada mengejek itu. Awas saja nanti,
aku adukan perlakuan lo ke t
diri ini berbaring. Tapi belum sempat aku memejamkan mata, perutku udah berbunyi.
Aku segera duduk dan mengambil buah yang kebetulan ada di meja sebelah
apel ini, aku sampai tidak menyadari kalau di sebelah
h! pake tanya segala,
, ngapain pake ta
u yang kupasin, da
tangan kan
bis menyalami banyak orang." Lah,
peduli," uca
memegang buah yang baru kukupas, lalu dia
et sih lo!
**
berhenti makan buah. Anehnya sedari t
gupaskan buah untuk saya, dan mau menyuapi saya, maka say
akan apa yang dia inginkan. Lagi pula
mau,
rnya aku bertanya j
di menghadap ke arahku, sedang aku masih di p
ue tidur di ranjang dan lo tid
n beg
erutkan dahi, ma
gelaporin ke bunda, kalau
malah balik tan
dak?" Rey be
bakal la
kamu boleh tid
. "Nah, gitu dong, jadi laki-laki
saya mengala
a?" Lama-kelamaan bikin t
idur se
..
sam