uan kue. Nah, kebetulan aku laper, jadi langsung aja
my ... enak
bodoh lah, yang penting perutku terisi dan nggak menjerit-jerit lagi. Perut kenya
tiba.
agetin. Eh, tapi mungkin itu karma buatku juga kali ya, karena tadi aku juga ngagetin Difi p
r gerutuanku, kemudian ia ik
sendirian lagi, mbok ya diajak itu su
kan." Aku kembali mengunyah kue di mulutku. "Oh i
akan makanan khusus tamu, harusnya lo makan makanan yang khusus buat pengantin," ujar Difi berceramah "dan satu lagi, lo kan udah s
ang takdir? Padahal kalau aku katain dia gemuk karena 'takdir', dia langsung ma
ingnya, mungkin saking bingungnya dia
lalu bilang jangan pernah bawa-bawa takdir, eh sekarang lo malah ngatain gue nikah sama Rey
u
keningku. "It
ku mengusap-usap kening
panya Si Difi uda
ue nggak doyan makan, pasti bodi gue lebih bagus dari bodi lo. Terus nih ya, kalau semisal bang Rey nggak berjodoh sama lo, udah pasti tadi bang Rey, nikahnya sama calonnya itu
sa ngomong bijak juga ya."
panjang lebar juga, lo malah nanggepinnya ngledek gitu
un kemudian berpelukan, eh tapi tunggu, kok perasaanku
ik
ewek," ucapku seraya melepa
an kita seumuran, eh malah lo duluan, mana gue ngefans sama bang Rey.
a sebelumnya, bener-bener mendadak. Kalau gue tau kedatangan gue ke sini pada akhirnya dipaksa buat jadi pengant
ia, gue udah punya gebetan kali, jadi sangat tepat banget ka
ifi. "Jadi selama ini
untungnya lo kemarin putus sama dia dan sekarang
uga nggak pernah tau, paling mentok ya bonceng motor," ucapku membela diri. Kesal juga dikatain nggak bener hanya gara-gara pacaran s
becanda kali.
ak l
nya. "Bang Rey liatin lo terus dari tadi, mungkin masih ter
n malaikat maut, yang auranya kayak pengen ngebunuh gue
sini, Key,
jalan ke sini, mana matanya dari tadi natap tajam teru
. jangan cabut du
, t
sih dengan tatapan tajamnya. Beneran
Key-nya sebentar." Ngomong sama Rey aja Difi bisa manis beg
a juga nggak papa, atau kalau kamu mau buang dia ke
p
yang sama sekali ng
ri
bentar lagi bakalan
ak berperikemanu
melangkah pergi meninggalkanku
memutuskan untuk ikut pergi. Namun baru saja satu
nepis tangannya. Tapi sayangnya cekalan tangannya
anya Rey. Alisnya dia angkat sebela
gapain?" ta
perintahnya. Dia pikir aku babu
ia cegah dengan ucapannya "kamu sekarang sudah jadi istri saya,
*
" rengekku pada mama yan
i istrinya Rey, kamu nanti pulangnya sama Rey ya," jaw
ang, ya barengan sama Rey nanti, lagian rumah kita n
, jadi jangan bikin drama seolah-olah kamu mau mama sama papa pe
i, M
no tapi-
t sih!" rajukku sambil
ng, jangan manja-manja lagi, inget pesan-pesan yang mama sama papa sampein tadi." Kala
a dia di sana nggak pake acara percobaan bunuh diri, udah p
pi kalau pun kepikiran, pasti mama bakal biarin aku buat melancarkan drama bunuh diri itu, ya karena mama pasti tahu kalau itu cuma pura-pura aja. Dan aku nggak mungk
nganku, yang seketika memb
n kembali menata
dengerin nggak tadi ma
r kok," ja
aik di sini, nanti kita ketemu di gedung." P
ang masih berdiri mematung di sini memp
amit pulang sebelum mama sama papa pulang, para tetangga seperti juga telah pulang semua. Kini hany
ir dari keramaian, berjalan ke salah satu sud
an ponselku dari saku rok setelan kebaya yang kupakai. Meski
aplikasi warna hijau. Beberapa pesan mulai berduyun-duyun masuk memenuh
eka semua kompak memberikan kata selamat untukku, baik secara pribadi, maupun ucapan di grup keluarga. Meskipun b
kan mama dan papa yang membalas satu persatu pe
app, maka terjawablah sudah. Ternyata mama sama papa meng-up status tentang pernikahanku. Mama membuat status berupa foto di mana aku sedang menci
tante Mariska datang menghampiri. "Lh
tadi. Key, mau ikut pulang malah nggak
inggal di sini dong. Dan kamu harus panggil tante dengan sebutan bun
ya,
-a, buka
eh ralat, maksudku bunda Mariska. Ah rasanya kaku jika harus mengubah panggilan, ibarat
mendengarku menyebut dirinya bunda. Mungkin kar
a kamu udah lelah deh." Tante Mariska eh bunda Mariska menelisik
Tan, eh
bunda mau nge-cek yang lain dulu." Tante Ma
memutuskan untuk pergi beristirahat, karena nggak tahu di mana kamar Rey, dan nggak pengen juga ke san
nyapaku, semenjak aku sah jadi istrinya Rey. Mereka hanya memandang dan menilai penampilanku, terlihat dari raut wajah mereka. Mengucapkan selamat pun hanya bebe
sam